Joged Bumbung Viral
Profil Penari Joged Bumbung Desak Inul Dari Pejeng Bali, Sayangkan Joged Tak Senonoh
Desak sangat menyayangkan banyak oknum-oknum mengambil keuntungan dari penari joged.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kata Desak, joged ini bukan profesi utama. Ia memiliki profesi lain di sektor pendidikan.
Desak mengakui, ia tidak bisa meninggalkan dunia seni karena sudah mendarah daging di kehidupannya.
Ia pun menanggapi isu Joged Bumbung yang saat ini viral karena tidak senonoh.
“Kalau saya bukan yang munafik sekarang iya saya mengikuti pakem kalau dulu saya pernah viral loh karena video waktu saya menari di Joged Bumbung itu viral di media sosial. Viral saya itu bukan yang yang erotis seperti saat ini, kalau dulu itu dalam video itu saya digendong oleh salah satu pengibing saya,” bebernya.
Sebelum menari biasanya para penari joged akan di upah oleh seseorang.
Dan otomatis penari harus mengikuti apa mau dari si pengupah.
Dan waktu itu ia mengikuti apa yang pengupah inginkan, namun ia tidak mau terlalu erotis.
Desak memang biasa bergoyang karena joged tanpa goyang itu kan sangat aneh, dan menurut nya media sosial saat ini itu kejam.
Desak mengatakan ketika melakukan goyang di Joged Bumbung tidak sevulgar itu.
“Waktu itu saya minta tidak ada handphone yang merekam saat saya sedang be-Joged Bumbung karena nanti kalau ujung-ujungnya viral kita juga yang jelek Namanya, tapi waktu itu ada salah satu penonton di sana yang sembunyi-sembunyi melakukan live streaming ketika saya sedang Joged Bumbung. Dan waktu itu saya membuat video klarifikasi, dan video tersebut dihapus oleh pengunggah konten saya waktu itu,” terangnya.
Dengan joged ia bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan cukup hingga ia bisa membeli rumah.
Desak pun pelan-pelan ingin beralih profesi.
Ia sudah mulai merambah ke dunia tarik suara, salah satu lagu yang sudah ia luncurkan yakni Goyang Linuh dan itu sudah ada di YouTube.
Menurut Desak, ini adalah satu cara pelan-pelan untuknya meninggalkan dunia jogged, dan ia sudah memiliki generasi joged yang masih duduk di bangku SMA, serta sudah ia latih berjoget sesuai dengan pakemnya.
“Maka dari itu kita sudah menurunkan ilmu kita pada generasi penerus meskipun dia masih muda atau labil jangan sampai seperti itu, sangat miris saya melihatnya sampe shock saya melihatnya, saya takut, dan jangan sampai dunia seni itu hancur karena seperti itu sangat menyayangkan,” bebernya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.