Berita Tabanan
Nelayan Kembali Melaut Usai Gelombang Tak Lagi Tinggi
Gelombang tinggi pastinya membuat nelayan di Kabupaten Tabanan tidak dapat melaut.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Gelombang tinggi pastinya membuat nelayan di Kabupaten Tabanan tidak dapat melaut.
Apalagi, saat datangnya angin kencang beberapa waktu lalu.
Nah, kini nelayan sudah kembali dapat melaut. Itu setelah gelombang tak lagi tinggi, sejak Rabu lalu.
Mantan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), I Ketut Arsana Yasa mengatakan bahwa para nelayan sudah mulai melaut sejak Rabu 20 Maret lalu.
Dan akan berlangsung hingga lima hingga tujuh hari ke depan musim melaut.
“Perkiraannya ya. Mungkin lima hingga tujuh hari ke depan musim melautnya. Dan nelayan sudah sejak Rabu kemarin melaut,” ucap pria yang akrab disapa Sadam, Minggu 24 Maret 2024.
Sadam mengaku, saat ini hasil tangkapan ikan saat ini bermacam-macam. Seperti tuna, barakuda dan tenggiri.
Semua hasil tangkapan ini merupakan sasarannya ekspor.
Tidak terkecuali lobster yang merupakan tangkapan sepanjang tahun.
Baca juga: WNA Rusia Pembuat Onar di Karangasem Akhirnya Diusir Imigrasi Singaraja
Terkait harga lobster, diakui Sadam, mengalami penurunan di angka Rp 110 ribu untuk ukuran 150 gram.
Ini dikarenakan keranda budidaya penuh akibat ukuran tangkapan lobster tidak mencapai berat ideal untuk konsumen yakni hanya 100 gram.
"Mungkin tinggal menunggu lagi 2 bulan sudah ada panen sehingga keranda sudah mulai kosong dan harga mulai naik lagi. Kalau kemarin untuk berat 150 gram untuk budidaya harganya Rp200 - Rp250 ribu," jelasnya.
Meski masih dalam musim Sasih Kewulu, namun nelayan di Tabanan, khususnya Yeh Gangga, Desa Sudimara Kecamatan/Kabupaten Tabanan masih bisa melaut.
Saat ini nelayan di pesisir Tabanan itu sumringah.
Hal itu lantaran saat ini tangkapan lobster cukup lumayan didapat, dan harganya cukup tinggi dibanding sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.