Populer Bali
Viral Bali: Kisah Pilu Sejoli di Karangsem Hingga Respon Seniman Buleleng Soal Batal Mentas
Di balik kisah tragis yang menimpa pemuda di Karangasem, Ida Bagus Wisnu Paramarta (26) yang meninggalkan kenangan mendalam bagi orang terdekatnya.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA- Berikut kumpulan berita Viral Bali sepanjang 24 jam terakhir yang dihimpun redaksi Tribun Bali.
Di balik kisah tragis yang menimpa pemuda di Karangasem, Ida Bagus Wisnu Paramarta (26) yang meninggalkan kenangan mendalam bagi orang terdekatnya.
Kemudian sorotan hangat peristiwa dua Sekaa Gong Kebyar Legendaris batal tampil di HUT Kota Singaraja.
Berikut berita Viral Bali selengkapnya:
Baca juga: Selamat Jalan Gus Wisnu, Tiga Hari Turun Kapal Pesiar, Langsung Bertemu Ajal Saat Bareng Kekasih
Hanya tiga hari, Ida Bagus Wisnu Paramarta (26) merasakan waktu kebersamaan dengan keluarga dan pacar.
Hanya tiga hari ia melihat orang-orang terkasih. Maut begitu cepat menjemputnya setelah pulang dari kapal pesiar.
Pemuda asal Griya Ulah, Banjar Punia, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem ini adalah tulang punggung keluarga.
Ia rela berlayar meninggalkan rumah untuk membantu ekonomi keluarganya. Dialah sosok kakak yang menanggung biaya pendidikan adik-adiknya.
Perbekel Desa Sinduwati, Nengah Rumana merasa kehilangan Gus Wisnu.
Di matanya, korban adalah sosok sopan juga penyayang. Peristiwa ini membuat keluarga, terutama orangtuanya begitu terpukul.
Suasana duka begitu terasa saat upacara penguburan almarhum, Senin (1/4) sore.
Teman-teman Gus Wisnu melihatnya untuk terakhir kali. Rumana mengungkapkan, Gus Wisnu berencana kembali berangkat ke kapal pesiar.
"Orangnya baik, polos, dan penyayang. Rencananya Gus Wisnu akan kembali berangkat ke kapal pesiar. Cuma waktu keberangkatannya belum diketahui. Dia sudah tiga kali berangkat ke kapal pesiar," kata Rumana, Selasa (2/4).
Baca juga: Ratusan Babi Mati Mendadak di Karangasem, Satu Sampel Positif ASF
Peristiwa ini terjadi Sabtu (30/3). Malam itu, Gus Wisnu dalam perjalanan pulang dari sembahyang di Pura Besakih.
Ia membonceng pacarnya bernama Ayu. Ia melaju mengendarai motor Yamaha Lexi hitam.
Ternyata kebersamaan Gus Wisnu dan Ayu berakhir malam itu juga.
Sekitar pukul 23.20 Wita, mereka tiba di Jalan Raya Rendang-Selat, tepatnya sebelah timur Tukad Yeh Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat.
Tiba-tiba pohon tumbang menimpa kepala Gus Wisnu. Mereka berdua jatuh.
Pamedek lainnya yang juga melintasi jalan itu melihat mereka tergeletak tak sadarkan diri dan langsung memberi pertolongan.
Gus Wisnu dan Ayu dilarikan ke Puskesmas Rendang agar segera mendapat penanganan.
Kapolsek Selat, AKP Ketut Sukadana mengatakan, pohon jenis Boni itu dalam kondisi lapuk.
Diameternya 55 centimeter dan panjangnya sekitar 25 meter yang menjadi dua patahan.
Dari hasil pemeriksaan petugas medis, Gus Wisnu dinyatakan meninggal dunia sedangkan Ayu selamat namun dalam keadaan syok berat.
"Korban meninggal dunia dan yang dibonceng syok berat. Jenazah diambil oleh pihak keluarga," ujarnya.
Baca juga: Serangkaian Pujawali Ngusaba Kadasa Pemkot Denpasar Ngaturang Bhakti Penganyar di Pura Ulun Danu
Catatan Seniman Buleleng untuk Pemkab
Seniman di Buleleng membentuk paguyuban setelah terjadi peristiwa dua Sekaa Gong Kebyar Legendaris batal tampil di HUT Kota Singaraja.
Para seniman juga akan bertemu Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana untuk menyampaikan pernyataan sikap agar pemerintah lebih menghargai para seniman.
Keputusan itu diperoleh setelah sejumlah seniman tari, tabuh, dalang, musisi, sastra hingga karawitan, berkumpul, Senin (1/4) malam di Kelurahan Beratan, Kecamatan Buleleng.
Mereka membahas khusus kejadian dua sekaa gong kebyar legendaris yang batal tampil pada perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja.
Bagi mereka, ini catatan kelam yang dialami para seniman.
Dari pertemuan itu selain menceritakan kronologi peristiwa, satu per satu seniman juga berkesempatan menyampaikan keluhan khususnya pada Pemkab Buleleng.
Di antaranya terkait bayaran yang kerap ditawar murah.
"Tiap tampil di RTH Taman Bung Karno, kami dari desa semangat turun untuk tampil. Tapi sesampainya di sana, kadang hanya diberi air minum, kadang tidak sama sekali. Mungkin karena mereka lupa," demikian keluh seorang seniman.
Koordinator Aksi Gede Pande Satria Kusuma Yudha mengatakan, dari pertemuan itu mereka sepakat untuk membentuk paguyuban yang juga berperan sebagai event organizer.
Apabila para seniman di Buleleng mendapatkan tawaran untuk tampil, maka paguyuban ini lah yang akan mengatur jalannya acara.
Hal ini dilakukan agar para seniman tradisional dapat tampil di panggung sesuai dengan pakem dan versi para pelaku seni.
"Kami sepakat akan membentuk paguyuban seniman Buleleng agar kami punya taraf selevel dengan event organizer," jelasnya.
"Tidak boleh lagi ada kejadian-kejadian yang menampar muka kami sebagai seniman. Kami akan segera membentuk strukturalnya. Ini kami lakukan untuk menjaga harkat dan martabat seniman di Buleleng," sambung Yudha yang juga merupakan Pimpinan Padepokan Seni Dwi Mekar.
Yudha menyebut, pihaknya juga berencana akan bertemu dengan Pj Bupati Buleleng dalam waktu dekat.
Mereka akan membacakan pernyataan sikap agar ke depan pemerintah lebih menghargai para seniman di Buleleng.
"Pemerintah memang sudah ngaturang guru piduka. Mereka juga menyampaikan permohonan maaf lewat sosial media dan sudah dimaafkan oleh sekaa dan keadaan sudah kembali normal. Namun seperti kata pepatah, dimaafkan boleh tapi dilupa jangan. Jadi kami juga harus tegas, agar kedepan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," paparnya.
Klarifikasi Ada Band
Kejadian saat perayaan HUT Kota Singaraja itu menyeret Ada Band, yang menjadi bintang tamu utama saat insiden itu terjadi.
Ada Band melalui akun media sosial vokalisnya, Indra Perdana Sinaga pun menuliskan klarifikasi.
Isinya sebagai berikut: "Om Swastyastu teman-teman di Singaraja, Buleleng, Bali. Ada Band tidak pernah meminta untuk menyela tampil lebih dulu dari teman teman pengisi acara yang lain di panggung HUT Singaraja ke-420 kemarin. Bahkan kami tampil setelah mundur hampir dua jam dari jadwal seharusnya. Kami tampil pukul 23.00 Wita dari jadwal yang seharusnya pukul 21.10 Wita.
Tidak sedikitpun dari pihak Ada Band tidak menghargai seniman budaya Singaraja seperti yang dituduhkan beberapa netizen kepada kami. Justru sebagai sesama seniman kami sangat mendukung kelestarian budaya tradisional sebagai identitas kita bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Mohon maaf bila ada teman teman di Singaraja yang kurang berkenan. Semoga seniman dan budaya tradisional Singaraja semakin lestari. Kami pun mengucapkan terima kasih sebesarnya atas sambutan hangat teman teman di Singaraja. Matur suksma," demikian tulisnya. (tribun bali/ful/rtu)
Viral Bali: Pengeroyokan di Jalan Imam Bonjol Denpasar, Polisi Kejar Gerombolan Pelaku |
![]() |
---|
Viral Bali: Kapal Tanker Terbakar 5 ABK Tewas, Pria Jatim Terlindas Truk, Laka Maut 2 Pria Bali |
![]() |
---|
Viral Bali: Jaringan Mobil Bodong di Nusa Penida Dibongkar Polisi & Sorotan Geng Gaza Rambah Pelajar |
![]() |
---|
Viral Bali: Bule Brasil Ngamuk Rusak Cafe di Jimbaran Ditangkap Polisi & Sorotan Pencurian Pratima |
![]() |
---|
Viral Bali: Rekonstruksi Pencurian Pratima Pura di Buleleng, Karangasem Mulai Krisis Air |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.