Berita Bangli
Bakti Pepranian Tutup Rangkaian Karya Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur
Bakti Pepranian Tutup Rangkaian Karya Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Upacara penyineban serangkaian Karya Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, Kecamatan Kintamani dilaksanakan pada Jumat (5/4/2024). Upacara tersebut dimulai pukul 13.00 wita.
Sesuai dudonan acara, rangkaian upacara penyineban dimulai dengan Bakti Pepranian. Kemudian dilanjutkan dengan Nuek Bagia Pulakerti, Mralina Sampian, miwah Mendem Bagia Pulakerti, dan Bakti Patingkeb miwah Ngeluhur Ida Bhatara-Bhatari.
Pengemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran mengungkapkan, Karya Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur rutin dilaksanakan tiap tahun.
Kegiatan ini merupakan upacara Pujawali yang dipersembahkan kepada Ida Bhatara Bhatari Sakti Batur yang berstana di Pura Ulun Danu Batur.
"Rangkaian Karya Ngusaba di Pura Ulun Danu Batur dimulai sejak tilem kesanga, atau tanggal 10 Maret. Sedangkan puncaknya pada Purnama Kadasa, yakni 24 Maret. Sedangkan upacara penyineban dilaksanakan pada Sukra Paing Pahang atau hari ini, tanggal 5 April 2024," jelasnya.
Jero Gede Batur Duhuran yang juga Manggala Prawartaka Karya Ngusaba Kadasa menyampaikan, dalam upacara penyineban rangkaian upacara diawali dengan bakti pepranian yang diikuti seluruh Krama desa adat Batur.
Mulai dari prajuru dan pengayah, serta sejumlah undangan dari pemerintah, angga puri, dan juga desa-desa batunsendi/penyokong Batur.
Karenanya pada upacara penyineban ini dihadiri pejabat pemerintahan Provinsi Bali, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Sekda Bangli Ida Bagus Giri Putra dan undangan lainnya.
Lebih lanjut, secara umum Bakti Pepranian bermakna sebagai ungkapan suka cita dan syukur umat atas limpahan anugerah Ida Bhatari Ulun Danu.
Baca juga: Tak Lagi Berapi-api, KPU Bali Ingin Debat Pilkada 2024 dengan Suasana Sejuk
Selain juga ungkapan syukur karena selama setahun, hasil panen sudah berlimpah.
"Kita anggap berlimpah karena sudah berhasil melaksanakan upacara ngusaba. Para subak juga sudah mempersembahkan hasil pertaniannya. Jadi itu sebagai indikator bahwa pertanian, kehidupan agraris, kehidupan ekonomi masyarakat tumbuh dan bergeliat," ungkap Jero Gede Batur.
Disampaikan pula, dalam Bakti Pepranian terdapat dua ritual penting yang dilaksanakan. Yakni baris perang-perangan dan matiti suara.
Baris perang-perangan esensinya adalah bentuk pesan untuk masyarakat, agar di tahun berikutnya lebih semangat lagi memerangi kehidupan.
"Berperang dalam artian memerangi nasib buruk atau mengubah nasib dengan lebih giat bekerja, memerangi hama, dan bertahan pada segala kondisi yang mungkin terjadi. Karenanya disimbolkan dengan baris jorjoran dan baris gede. Baris jorjoran itu representasi dari angkatan muda, sedangkan baris gede sebagai representasi angkatan utama/angkatan tua." jelasnya
Begitupun dengan ritual matiti suara yang juga sarat dengan pesan. Jero Gede Batur mengatakan, makna ritual ini mirip dengan baris perang-perangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.