Berita Denpasar

SDN 11 Padangsambian Denpasar Kerap Jadi Langganan Banjir, Kadisdikpora: Di Sana Pertemuan 3 Sungai

SDN 11 Padangsambian Denpasar Kerap Jadi Langganan Banjir, Kadisdikpora: Di Sana Pertemuan 3 Sungai

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Putu Supartika
Kondisi di SDN 11 Padangsambian Denpasar, Bali, Kamis, 4 April 2023 sejak dini hari. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- SDN 11 Padangsambian merupakan salah satu sekolah yang kerap jadi langganan banjir di Denpasar.

Terakhir, sekolah ini terendam banjir sepinggang orang dewasa pada 4 April 2024.

Banjir ini merendam akses masuk ke sekolah dan juga ruang kelas II.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar, AA Gde Wiratama mengatakan di sekolah tersebut merupakan pertemuan 3 sungai.

Baca juga: Jadi Tersangka di Bali, Hancurnya Hati Anandira Puspita Saat Dipertemukan Suami dengan Selingkuhan

"Kami dan PUPR sudah turun ke sana untuk melakukan pengecekan. Sekarang masih dicarikan alternatif oleh PUPR," kata Wiratama, Sabtu 13 April 2024.

Ia mengatakan jika sungai di barat sekolah yang ditutup, maka air dari sungai di utara akan tetap ke sekolah.

Namun ia menambahkan, pihaknya sudah meninggikan bangunan sekolah di sisi utara.

Sehingga saat banjir, hanya mengenai sekolah sisi selatan yang merupakan bangunan lama.

"Di utaranya sudah ditinggikan. Dan sekarang yang sering terendam itu sekolah lama karena agak rendah," katanya.

Baca juga: Istri Diselingkuhi Malah Jadi Tersangka Polresta Denpasar, Kini Ditahan Bersama Bayinya

Selain itu, pihaknya juga sudah meninggikan tembok di belakang sekolah.

Sebelumnya, pada 19 Oktober 2022, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara bersama jajarannya juga sudah melakukan peninjauan ke SDN 11 Padangsambian.

“Pertama kondisi sekolah yang dikelilingi sungai seperti ular, dan kedua ada pertemuan dua alur sungai di sini. Selain itu, kondisi sekolahnya lebih rendah sehingga jadi penampungan air,” katanya saat itu.

Namun dalam jangka pendek pihaknya mengaku akan memaksimalkan alur sungai dengan melakukan pengerukan.

Selain itu, juga akan dilakukan pembuatan biopori atau pun sumur resapan dalam ukuran besar untuk peresapan air.

“Kami berencana melakukan penembokan lebih tinggi juga, tapi yang jadi masalah air juga tinggi masuk lewat pintu sekolah, jadi kalau tembok ditinggikan malah air akan menggenang di halaman sekolah,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved