Berita Buleleng

BOCAH Usia 5 Tahun Asal Klungkung Jadi Korban, DBD di Buleleng Capai 515 Kasus

Seorang bocah berinisial QKM (5) meninggal dunia pada Minggu (14/4) kemarin, setelah sempat dilarikan ke RSUD Buleleng.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi - Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto pada Selasa (16/4) mengatakan, kasus DBD banyak terjadi di wilayah Kecamatan Buleleng, Sukasada dan Gerokgak. Bahkan terdapat satu kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini. Seorang bocah berinisial QKM (5) meninggal dunia pada Minggu (14/4) kemarin, setelah sempat dilarikan ke RSUD Buleleng. 

"Kalau sudah panas naik turun selama berhari-hari penanganan harus cepat. Segera dilarikan ke fasilitas kesehatan sehingga masa kritis bisa dilewati. Kebanyakan kasus kami temukan pasien dilarikan ke rumah sakit saat kondisinya sudah memburuk," terangnya.

Meski fogging telah dilakukan, namun dr Sucipto berharap masyarakat juga aktif melakukan pemberantasan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan teknik 3M (Mengubur, menguras dan menutup).

Hal ini dilakukan mengingat fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. Bahkan bila takaran obatnya tidak tepat, fogging justru membuat nyamuk aedes aegypti semakin kebal.

"Fogging tidak bagus untuk ekosistem sekitar dan hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentiknya masih tetap hidup dan akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa.

Kadang desa juga kerap memilih untuk fogging sendiri. Kalau campurannya tidak tepat, nyamuk justru akan semakin kebal. Jadi fogging itu harus koordinasi dengan petugas kami, sehingga campurannya tepat," tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved