Berita Jembrana

Putu Edit Bikin Jam Kayu Diapresiasi Bupati Jembrana, Mahakarya Berpotensi Booming

Nengah Tamba mengakui dirinya sangat mengagumi karya anak muda yang tentunya bisa mengangkat nama Jembrana ke depannya.

Made Prasetia Aryawan/Tribun Bali
KUNJUNGAN BUPATI - Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat mengunjungi usaha kerajinan jam tangan kayu di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Rabu (17/4). 

TRIBUN-BALI.COM - I Putu Edit Andi Pratama asal Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Jembrana, Rabu (17/4/2024).

Putu Edit berhasil menelurkan karya yang luar biasa, dan diharapkan bisa booming ke depannya.

Adalah mahakarya jam tangan yang terbuat dari kayu. Jam ini menjadi begitu terlihat estetik dan unik dengan harga yang terjangkau.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengaku sangat tertarik, dan menyempatkan diri untuk langsung bertandang ke tempat kerajinan anak muda asal Desa Medewi tersebut, Rabu (17/4).

Nengah Tamba mengakui dirinya sangat mengagumi karya anak muda yang tentunya bisa mengangkat nama Jembrana ke depannya.

Pembuatan atau kerajinan jam tangan berbahan kayu ini sangat unik. Kreativitas anak muda Jembrana ini harus patut didukung.

Apalagi sudah mampu bersaing untuk menciptakan inovasi-inovasi yang mempunyai nilai sangat tinggi.

Baca juga: MK ‘Kebanjiran’ Amicus Curiae, Ada 22 Gugatan yang Masuk, Mengetuk Hakim Sebelum Putusan Pilpres

Baca juga: LOWONGAN! Pemkab Badung Bakal Rekrut 8.000 PPPK, Honor Rp 3 Juta, Keruk APBD Rp 288 Miliar

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat mengunjungi usaha kerajinan jam tangan kayu di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Rabu 17 April 2024.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat mengunjungi usaha kerajinan jam tangan kayu di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Rabu 17 April 2024. (Tribun Bali/ I Made Prasetia)

"Ini sangat luar biasa. Saya akan membantu Putu. Silahkan buat beberapa sampel untuk kita di pajang Sentra Tenun yang merupakan pusat oleh-oleh Kabupaten Jembrana. Astungkara ini akan menjadi booming dan luar biasa," ujar Bupati Tamba saat mengunjungi perajin jam kayu tersebut.

Politikus asal Desa Kaliakah ini pun menjelaskan kedatangannya ingin melihat secara langsung hasil karya dari Putu Edit dan juga akan membantunya dalam eksibisi yang besar untuk dilibatkan. Saat ini Putu Edit tak hanya membuat jam tangan kayu, tetapi juga hal lainnya.

"Produk ini sudah luar biasa bagus sekali. Cuma ini handmade yang terbuat dari kayu. Ini merupakan hasil karya anak muda dan nilainya sangat tinggi. Selain jam kayu, ada juga produk lain yang lebih laut biasa lagi," ungkapnya.

Putu Edit mengakui selama masa merintis usaha kerajinan jam tangan kayu ini tentunya banyak menemui kendala. Utamanya salah soal pemilihan bahan, yakni kayu.

Sehingga beberapa waktu berselang, ia memutuskan untuk menggunakan dua jenis kayu yakni sonokeling yang memiliki pori halus dan serat yang eksotik.

Kemudian kayu maple, kayu jenis ini selalu digunakan sebagai bahan pembuatan alat musik gitar karena seratnya lebih halus dibandingkan serat sonokeling dan pori-porinya lebih halus.

"Saat itu, paling sulit membuat ukiran angka pada kerangka jam di bagian dalam jam, selalu miring beberapa milimeter," ujar Edit.

Meski tergolong produk handmade atau buatan sendiri yang diberi merk Rocke Handy Craft, tetapi harga yang dipatok cukup terjangkau dengan harga jual berkisaran Rp 350 Rp 430 ribu per buah serta pemasarannya sudah sampai keluar Bali.


"Pembelian secara langsung tidak begitu banyak, namun lebih banyak di order online. Kita biasanya melayani pembelian langsung jika barang tersedia. Tapi, jika barang tidak ada, kita melayani pre order," katanya. (i made prasetia aryawan)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved