Berita Bali

Dua Orang Tewas di Bali, Hanya Beda Dua Jam, Ni Wayan Sukerti dan Gede DS Putuskan Akhiri Hidup

Dua Orang Tewas di Bali, Hanya Beda Dua Jam, Ni Wayan Sukerti dan Gede DS Putuskan Akhiri Hidup

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Aloisius H Manggol
(Ist/Humas Polresta Denpasar)
Jenazah Wayan Sukerti saat berada di RSUD Wangaya. Nekat akhiri hidup di kamar mandi. 

Pihak Keluarga mengikhlaskan kematian korban dan menolak untuk dilakukan autopsi.

Jenazah sudah dirumahnya untuk diupacarai

"Korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di duga karena depresi lantaran masalah asmara.

Keluarga sudah mengikhlaskan kematian korban dan menolak dilakukan otopsi,"kata Sukadana.

Kasus bunuh diri yang yang dilakukan pelajar di Karangasem capai 3 kasus di 2024.

Semuanya pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas / Kejuruan.

Motifnya bunuh diri bervariatif. Ada  dikarenakan permasalahan  asmara, dan karena masalah lain. Seperti masalah keluarga.

Data dihimpun Tribun Bali di lapangan, kasus pelajar bunuh diri terjadi di Kecamatan Bebandem. Yang  bersangkutan menghabisi diri diperkirakan karena adanya permasalahan asmara.

Sedangkan yang ke 2 di Kecamatan Manggis. Penyebabnya dikarenakan sakit hati diberitahu orang tua. Terkahir di Kecamatan Karangasem

Sebelumnya Kepala UPTD Perlindungan Perempuan  & Anak (PPA), Dinas  Sosial Kab. Karangasem, Ni Nyoman Budiartini, mengaku, ada beberapa kasus mengakhiri hidup yang dilakukan siswa.

Ini tak lepas dri mental yang bersangkutan karena alami permasalahan.

Sehingga memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Untuk menekan kasus bunuh diri, pemerintah telah melakukan berbagai upaya.

Satu diantaranya mengelar sosialisasi ke instansi sekolah.

"Pemerintah sudah melakukan  sosialisasi tentang perlindungan perempuan dan anak oleh instansi yang membidangi,"kata Budiartini. 

Dan yang terpenting, kata Budiartini, sentuhan  orang tua  sangat diperlukan agar anak dan remaja tidak lakukan langkah bertentangan dengan agama.

Waktu berkualitas berkumpul bersama anak sangat dibutuhkan di waktu luang. Harapannya agar ikatan  anak serta ibu semakin kuat.

"Kalau pagi orang tua  sibuk kerja, sedangkan anak sibuk  sekolah. Sekitar pukul 18.00  wita, orang tua sempatkan berkumpul bersama anak - anak. Tanyakan aktivitasnya seharian. Jangan dibiarkan sibuk memainkan handphone. Sentuhan ibu sama anak sangat diperlukan,"akui Budiartini. 

Mantan pegawai  Humas Setda Karangasem berharap keterlibatan keluarga dalam mengatasi masalah ini.

"Saya pribadi ketika berkunjung ke desa, tetap lakukan sosialisasi. Memberikan pemahaman pada masyarakat, serta menghimbau agar mengawasi anak. Sempatkan waktu kumpul dengan anak,"harap Budiartini
 

Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved