Berita Bali

Kemenkes Minta Warga Waspada, Menparekraf: Tangani Totalitas Masalah Wisman Terkena DBD di Bali

kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bali, menimpa wisatawan asal Queensland, Australia, saat ia berlibur di Bali

Tribun Bali/Dwi S
ilustrasi nyamuk demam berdarah 

Adapun dua daerah lainnya yaitu Denpasar dan Badung.

Ketiga kabupaten/kota tersebut memiliki mobilitas yang padat, sehingga angka DBD tinggi, khususnya saat musim penghujan Januari-April.

Meski demikian Dinkes Bali mengaku selalu melakukan pencegahan dan edukasi, seperti turun melalui puskesmas dan jumantik, memastikan masyarakat ikut terlibat dalam pemberantasan sarang nyamuk.

Terkait edukasi, ketika masyarakat maupun wisatawan tidak melakukan vaksinasi, menurutnya, dapat dialihkan dengan mencari alternatif agar tidak mendapat gigitan nyamuk.

“Surveilans akan melakukan pengamatan ada tidak penyebaran. Nah sebelum itu ada promosi kesehatan edukasi, biasanya puskesmas ke camat, lalu mereka masuk ke hotel dan vila. Memang kalau demam berdarah ini bagaimana masyarakat menghindari gigitan, seperti pakai lotion anti nyamuk karena jam-jam menggigit nyamuk siang, mungkin disemprot, pakai kelambu, atau alat obat nyamuk listrik,” kata Raka.

Sosialisasi tentang bahaya DBD dan pencegahannya dilakukan manajemen RS Kasih Ibu kepada sejumlah wisatawan mancanegara (wisman), terutama warga negara asing (WNA) Rusia, di Mapogu Bali Jimbaran Badung, Sabtu 20 April 2024, dengan menghadirkan dokter spesialis penyakit dalam dr Prima Yogi SpPD sebagai pembicara.

Selain itu, juga dilakukan penyuntikan vaksin dengue kepada WNA yang ingin divaksinasi.

“Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk pencegahan menyebarnya demam berdarah (DB). Salah satu pencegahan adalah dengan menggunakan vaksin. Dengan mendapatkan vaksin demam berdarah, maka terdapat proteksi atau perlindungan terhadap virus demam berdarah. Sehingga selanjutnya angka kejadian demam berdarah juga berkurang dan juga mengurangi angka kematian akibat demam berdarah,” ujar dokter Prima, seusai acara.

Dokter Prima menyebutkan, banyak sekali orang asing yang datang ke Indonesia, juga ke Bali, yang terkena demam berdarah.

Dia mencontohkan, pihaknya di RS Kasih Ibu merawat cukup banyak pasien warga asing yang terkena DB.

“Kami memberikan penyuluhan ke WNA karena mereka aware dengan DB. Orang asing jadi sasaran sosialisasi karena bulan ini banyak sekali WNA yang terkena DB. Namun angka pastinya saya kurang tahu,” ujarnya.

Dokter Prima mengatakan, dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang terkena DB, pihaknya menyarankan supaya sebelum datang ke Indonesia dilakukan vaksinasi DB. Vaksinasi DB dilakukan dua kali.

Pertama vaksinasi dilakukan, sebaiknya tiga bulan kemudian disusul dengan vaksinasi kedua.

“Dengan vaksin DB ini, menurut hasil penelitian, terbukti bisa mencegah DB efektif hingga 80 persen, bila dibanding dengan orang yang tanpa vaksin DB. Dan itu bisa satu tahun. Saran saya, kalau bisa vaksin dijadikan wajiblah bagi wisatawan asing supaya terlindungi,” ujar dokter Prima. (zae/ant/nip)

Dinkes Bali: Kasus Meninggal Menurun

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved