World Water Forum

TNI Turunkan 12 Ribu Personel,Target 30.000 Turis Kunjungi Bali,Delegasi WWF ke-10 Akan ke Tabanan

Peserta yang mendaftar datang dari dalam maupun luar negeri, ada 387 peserta nasional dan 675 peserta internasional dari 88 negara.

ISTIMEWA
KANTONG PARKIR - Progres pembangunan kantong parkir di DTW Jatiluwih Tabanan menyambut World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (29/4). WWF ke-10 akan digelar 18-25 Mei 2024, salah satu daerah yang dikunjungi delegasi adalah Jatiluwih. 


“Kami sangat mendukung upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Jatiluwih karena hal tersebut sejalan dengan kebijakan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang beralih dari quantity tourism ke quality tourism,” kata Menparekraf Sandiaga.

Jatiluwih terpilih sebagai destinasi wisata yang akan dikunjungi oleh delegasi WWF ke-10. “World Water Forum ke-10 ini akan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan keragaman budaya dan pariwisata, khususnya Bali kepada dunia, dan juga bagaimana Indonesia menjaga dan merawat sumber daya alam sebagai bagian dari budaya dan juga sumber kehidupan,” imbuh Sandiaga.

Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2012. Desa ini merupakan representasi dari pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan, yaitu pariwisata yang berbasis keberlanjutan lingkungan (sustainable tourism).

Terkenal dengan sistem subaknya, Desa Jatiluwih menghasilkan padi sebagai komoditas utama hasil pertaniannya. Beras yang dihasilkan di wilayah Jatiluwih merupakan beras merah yang terbaik di wilayah Bali. Subak merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali.

Kedepan, pengelolaan persawahan di Jatiluwih akan diarahkan ke konsep organic farm, dimana 100 persen pupuk yang digunakan merupakan pupuk alami, misalnya seperti kotoran sapi milik penduduk lokal. Hal tersebut diharapkan semakin menambah manfaat ekonomi yang diterima oleh masyarakat setempat, serta menjadi contoh penerapan sustainable tourism karena lebih ramah lingkungan.

Ketua DTW desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna Jhon, mengatakan, Jatiluwih merupakan destinasi wisata yang dimiliki oleh personal.

KANTONG PARKIR - Progres pembangunan kantong parkir di DTW Jatiluwih Tabanan menyambut World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (29/4). WWF ke-10 akan digelar 18-25 Mei 2024, salah satu daerah yang dikunjungi delegasi adalah Jatiluwih.
KANTONG PARKIR - Progres pembangunan kantong parkir di DTW Jatiluwih Tabanan menyambut World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin (29/4). WWF ke-10 akan digelar 18-25 Mei 2024, salah satu daerah yang dikunjungi delegasi adalah Jatiluwih. (ISTIMEWA)

Hal ini karena daya tarik utamanya adalah persawahan yang dimiliki oleh banyak petani setempat.

“Jadi, kami berusaha untuk merangkul petani-petani setempat untuk bersama-sama mendukung program besar ini karena pengembangan pariwisata di Jatiluwih ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama petani setempat, untuk akhirnya nanti menggerakkan ekonomi lokal,” ungkap Ketut Purna.

Pihaknya pun terus mendorong masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam agar sumber mata air di sana tetap terjaga kelestarian dan kebersihannya, salah satunya dengan menjaga kelestarian hutan setempat.

Desa wisata Jatiluwih memiliki beberapa aktivitas untuk ditawarkan kepada wisatawan, diantaranya trekking sambil menikmati keindahan rice terrace atau teras ring, bersepeda, demo masak, serta berkunjung ke perkebunan kopi, alpukat, dan durian.

Menurut Ketut Purna, dalam rangka menyambut delegasi World Water Forum, nantinya desa wisata Jatiluwih akan dihias dengan banyak penjor.

Selain itu, para delegasi juga akan disambut dengan tari tradisional Bali, yaitu Tari Rejang, yang diiringi dengan musik tumbuk lesung.

“Jika memungkinkan, kami juga akan menyuguhkan Jaje Laklak kepada delegasi World Water Forum. Jaje Laklak ini mirip seperti kue serabi, tetapi dibuat dengan bahan dari beras merah,” imbuhnya.

Ketut Purna mengatakan, kesiapan parkir Jatiluwih sudah dilakukan yakni dengan pembangunan kantong parkir. Perkiraan nantinya akan ada siap menampung 200-an kendaraan ditambah dengan bekerjasama dengan pemilik restoran yang ada di seputaran Jatiluwih.

“Progresnya sudah 40 persenan. Kami berusaha mengejar tempat parkir untuk para delegasi,” ucapnya, Senin (29/4).
Selain parkir, kata Purna, pihaknya juga sudah mempersiapkan penyambutan dengan pendirian ratusan penjor, lelakut, sunari dan pidekan, yang akan didirikan pada awal Mei 2024.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) berbincang saat rapat koordinasi panitia nasional penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (20/4/2024) lalu.(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU)
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) berbincang saat rapat koordinasi panitia nasional penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (20/4/2024) lalu.(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU) (ISTIMEWA)
Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved