World Water Forum
CLOSED! TPA Suwung Bakal Ditutup Saat Acara WWF, Penjor Dipasang H-2 Sambut Kedatangan Delegasi
Sesuai rencana, sampah yang biasanya dibuang ke TPA Suwung itu akan ditampung sementara di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R).
TRIBUN-BALI.COM – Pemkab Badung mulai kelimpungan dalam menangani sampah jelang World Water Forum (WWF) 2024. Karena, TPA Suwung rencananya akan ditutup sementara.
Tercatat ada 250 ton sampah setiap harinya yang dibuang Pemkab Badung ke TPA Suwung. Hal itu membuat Badung kebingungan dalam menangani sampah saat WWF.
Sesuai rencana, sampah yang biasanya dibuang ke TPA Suwung itu akan ditampung sementara di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R).
Saat ini sudah ada 36 TPS3R di Badung yang akan digunakan untuk menampung sampah itu. “Kami sangat berharap kepada pemerintah provinsi, agar penutupan di TPA Suwung itu saat hari H saja. Iya paling lama dua atau tiga harilah penutupannya, agar kami tidak kewalahan,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, AA Gede Dalem, Selasa (7/5).
Pihaknya menyebutkan, selain di TPS3R, sampah juga akan dititipkan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani dan Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani.
Saat ini sedang dilakukan pengosongan sampah pada PDU Mengwitani. “Jadi kita di Badung punya 36 TPS3R. Mereka setiap hari kan mengolah sampah, nah sementara saat WWF sampah yang 250 ton yang sebelumnya dibuang ke TPA Suwung akan kita titip dulu di TPS3R tersebut termasuk yang di mengwitani,” tegasnya sembari mengatakan, selesai ajang WWf akan diangkut kembali.
Baca juga: PILKADA 2024! Sugawa Korry Daftar Cabup Buleleng, Baliho Pasangan Adi-Parwa Bermunculan di Badung
Baca juga: AKSES Jalan Penghubung 2 Kecamatan Dibangun, Dandim Bangli Targetkan Proyek Jalan Tuntas 1 Bulan

Lebih lanjut dirinya mengaku, sejauh ini sampah yang ada di Badung seperti Mengwi, Puspem dan yang lainnya sudah dibawa ke TPST Mengwitani.
Sehingga TPST Mengwitani belum bisa maksimal mengolah sampah jika semuanya dibawa kesana. “Kapasitas pengolahan di Mengwitani hanya 40 ton.
Jadi sampah di Mengwi, Sempidi, Mengwitani dan wilayah lainnya sampahnya sudah dibawa ke Mengwitani. Sementara yang 250 ton sampah itu merupakan sampah di Badung Selatan,” bebernya.
Birokrat asal Klungkung itu menyebutkan, jika penutupan TPA Suwung dilakukan lama, maka tidak hanya Badung yang kewalahan menangani sampah.
Kota Denpasar juga kelimpungan, mengingat Denpasar ada 1.000 ton sampah yang dibuang ke TPA Suwung.
“Makanya kami masih negosiasi dengan provinsi. Iya, kalau penanganan sampah tidak bisa dilakukan saat WWF, kita minta pada malam hari dikerjakan. Sehingga penanganan sampah bisa tetap jalan tanpa mengganggu kegiatan atau wilayah yang dilalui peserta WWF,” pungkasnya. (gus)
Delegasi Disambut Penjor
PEMPROV Bali akan mengajak para delegasi WWF ke-10 menyaksikan upacara Segara Kerthi sebagai simbol bahwa air merupakan komponen penting bagi kehidupan. Upacara ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali memperlakukan dan menjaga air tidak hanya dari sisi fisik tata kelolanya, tapi juga hingga kehidupan spiritual.
“Tata kelola air oleh masyarakat Bali sudah sejak turun temurun dilakukan berdasarkan kearifan lokal. Ini kekuatan budaya yang bisa menjadi contoh baik dan menarik bagi delegasi. Seluruh delegasi akan diajak menyaksikan upacara tersebut di Pantai Kura-Kura,” ujar Sekda Bali, Dewa Made Indra, Selasa (7/5).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.