Pilkada Bali 2024

PILKADA! Paket Koster-Giri & Koster Ace Dibawa ke Pusat!Cabup Badung, Buleleng, Karangasem Berproses

Paket pertama, yakni pasangan petahana Koster-Ace yang terpilih pada Pilgub Bali 2018 lalu. Paket kedua, muncul usulan pasangan Koster-Giri.

ISTIMEWA/KOLASE
Paket Koster-Ace dan Koster-Giri Diusulkan ke DPP PDIP. Kabupaten lain berproses. 

TRIBUN-BALI.COM - DPC PDIP kabupaten/kota se-Bali telah mengusulkan pasangan calon, yang akan diusung dalam Pilgub Bali, November 2024.

Uniknya, di antara mereka justru mengusulkan dua paket yang dinilai tepat untuk berlaga.

Paket pertama, yakni pasangan petahana Koster-Ace yang terpilih pada Pilgub Bali 2018 lalu. Paket kedua, muncul usulan pasangan Koster-Giri.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, DPC PDIP yang mengusulkan dua paket yakni Kabupaten Bangli, Karangasem, Tabanan, Jembrana, dan Kota Denpasar.

Sementara DPC PDIP yang mengusulkan paket tunggal Koster-Ace, berada di Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Buleleng. Sementara DPC PDIP Badung, hanya mengusulkan satu paket yakni Koster-Giri.

“Gianyar pasangan yang diusulkan itu tunggal, Koster-Ace. Klungkung, Koster-Ace. Di Bangli, Koster-Giri (dan) Koster-Ace. Karangasem Koster-Ace, ada tambahan Koster-Giri. Buleleng Koster-Ace. Di Tabanan Koster-Ace, ada tambahan aspirasi Koster-Giri. Jembrana Koster-Ace, ada tambahan Koster-Giri. Denpasar Koster-Giri, Koster-Ace. Badung Koster-Giri,” ungkapnya kepada Tribun Bali, Senin (29/4).

Koster mengaku akan membawa dua paket tersebut ke DPP PDIP. “Sama saja sama yang lain. Semua usulan ini akan dibawa ke DPP,” ujarnya di Kantor DPD PDIP Bali.

Disinggung soal pilihan hati nuraninya, Koster enggan membeberkan lebih lanjut. Sebab, dua paket tersebut dikatakan mendapat ruang yang sama.

Selain itu, yang menjadi penentu rekomendasi dikatakan berada di DPP PDIP, terutama di tangan sang Ketua Umum DPP, Megawati Soekarnoputri.

“Nggak ada urusan berat mana. Semua itu diberi ruang yang sama karena yang memutuskan bukan saya. Itu adalah keputusan DPP partai, Ketua Umum PDI Perjuangan,” ujarnya.

Baca juga: KOSTER Akan Bawa Dua Usulan Paslon Pilgub Bali 2024, Koster-Ace & Koster-Giri ke DPP PDI Perjuangan

Baca juga: MAHAYASTRA Sebut Paket Koster-Giri Duet Bagus, PDIP Gianyar Siap Dukung Penuh di Pilkada Bali 2024

 Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. Sebut akan bawa dua usulan paket Paslon ke DPP PDIP untuk Pilgub Bali.
 Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. Sebut akan bawa dua usulan paket Paslon ke DPP PDIP untuk Pilgub Bali. ((Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra))

Disinggung soal komunikasinya dengan partai politik lainnya di Bali, Koster mengaku pihaknya terus menjalin komunikasi.

Sejumlah Parpol yang telah diajak berkomunikasi yakni Hanura, PKB, dan PPP. Sementara itu, nantinya DPD PDIP Bali disebut akan menjalin komunikasi dengan PAN dan Golkar. “Lagi jalan (proses komunikasi). Hanura sudah, PKB sudah, PPP sudah. Ini mau ketemu PAN. Golkar sedang dalam proses,” katanya.

Sementara itu, PDIP Gianyar merespon wacana paket I Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dalam Pilgub Bali 2024 ini. Banteng Gianyar menyebut pasangan tersebut akan menjadi calon ideal yang akan membesarkan partai PDIP dalam ranah provinsi. "Ini duet yang sangat bagus," ujar Ketua PDIP Gianyar, I Made 'Agus' Mahayastra, yang juga Bupati Gianyar periode 2018-2023, Senin (29/4).

Diketahui, sebelumnya PDIP Gianyar telah menyatakan sikap untuk calon Gubernur Bali dari partai PDIP. Dalam hal ini, pasukan banteng yang bermarkas di timur Stadion Kapten I Wayan Dipta, Buruan, Kecamatan Blahbatuh tersebut, mantap mengusulkan I Wayan Koster sebagai Calon Gubernur Bali.

Namun dalam hal ini, mereka belum menyatakan sikap terkait calon wakil gubernur. Dan jika memang Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri merekomendasikan Paket Koster-Giri ini, Mahayastra menegaskan pihaknya akan sangat mendukung, dan siap bertarung untuk memenangkannya.

"Kalau diputuskan DPP/Ibu Ketum tentu kita sangat mendukung," ujar pria yang kembali dicalonkan PDIP Gianyar sebagai Bupati Gianyar periode 2024-2029 itu.

Kepada Tribun Bali, Mahayastra mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah sejak lama, kader-kader PDIP Gianyar mendambakan duet Koster-Giri. "Kader partai banyak yang dari awal memang mendukung Koster - Giri juga," ungkap.

Ditanya apa alasan kedua tokoh ini layak berpasangan di Pilgub Bali 2024, Mahayastra tidak mengungkapkan secara rinci. "Mereka (kader PDIP Gianyar) masing-masing punya alasan dan cara pandang sendiri," ujarnya. (mah/weg)


Cabup Badung, Buleleng, Karangasem Berproses

BAKAL calon bupati dan wakil bupati Badung yang akan diusung PDI Perjuangan belum terlihat jelas. Meski sebelumnya disebutkan ada 9 nama bakal calon, baik kader maupun non kader, namun ternyata masih ada tokoh yang juga melirik PDIP.

Nama Mantan Kepala Bapenda Badung I Made Sutama muncul setelah PDIP Badung berkonsolidasi di kantor DPC PDIP. Padahal sebelumnya, birokrat asal Pecatu ini sebelumnya sempat digadang-gadang akan mendampingi Ketua DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa, sebagai cawabup.

Namun Sutama dikabarkan lebih tertarik dengan PDIP. Bahkan kabar Sutama bakal mendaftar lewat PDIP dilontarkan langsung Ketua DPC PDIP Badung I Nyoman Giri Prasta seusai rapat konsolidasi di sekretariat DPC PDIP Badung.

Awalnya, saat ditanya terkait  munculnya Sekda Adi Arnawa dalam penjaringan, dengan status masih PNS aktif, Giri Prasta menyebutkan bahwa itu non kader. "Oh itu non kader namanya, misalnya kalau prosesnya berjalan, nanti ada mekanismenya. Nanti Pak Made Sutama juga akan mendaftar," ucapnya.

Sementara Made Sutama yang dikonfirmasi, Senin (28/4) enggan membeberkan ketertarikannya dengan PDIP. "Kapan Bapak Bupati bilang tyang (Saya) mau daftar?," tanyanya. Namun pihaknya mengaku sudah ada komunikasi dengan Ketua DPC PDIP Badung. "Ya sudah ada komunikasi per telepon,”katanya singkat.

Ditanya kapan akan melakukan pendaftaran ke DPC PDI Perjuangan? Pihaknya enggan menjelaskan lebih lanjut. "Masih kita akan bahas dulu. Cari waktu yang tepat. Saya belum berani pastikan. Kalau bagaimana-bagaimana, nanti saya telepon," katanya.

Di Buleleng, DPC PDIP setempat membuka pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati dari eksternal partai, Senin (29/4) hingga Jumat (10/5).

Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna mengatakan, dalam rapat koordinasi yang digelar beberapa waktu lalu, pihaknya memang telah mengusulkan delapan daftar nama dari internal partai untuk menjadi bakal cabup dan cawabup ke DPP PDIP.

Delapan orang itu di antaranya Nyoman Sutjidra yang merupakan Wakil Bupati Buleleng periode 2012-2022, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Ketua BMI Buleleng Ketut Putra Sedana, I Gusti Ayu Aries Sujati yang merupakan istri Bupati Buleleng 2012-2022 Putu Agus Suradnyana, Ketut Rochineng Anggota DPRD Bali, serta tiga anggota DPRD Buleleng yakni Kadek Setiawan, Ketut Ngurah Arya dan Wayan Masdana.

Kini pihaknya juga memberikan kesempatan kepada masyarakat dari eksternal partai untuk mendaftar sebagai bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng melalui PDIP. Pendaftaran dapat dilakukan di kantor DPC PDIP Buleleng.

"Kami sebagai partai terbuka dan demokratis, membuka diri baik untuk teman-teman kader internal maupun eksternal. Teman-teman yang punya kesamaan visi dan ideologi dengan PDI Perjuangan kalau punya kemauan untuk mendaftar atau mencalonkan diri sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng silahkan ambil formulir pendaftarannya di kantor DPC," terangnya.

Supriatna menyebut, kader dari internal partai serta delapan  nama yang sebelumnya diusulkan juga dipersilahkan untuk mendaftar.

Mengingat delapan nama itu baru sekedar usulan. "Yang delapan itu kan baru usulan, belum tentu dia mau mendaftar untuk menjadi bakal calon. Jadi yang sudah diusulkan juga harus mendaftar kalau mau mencalonkan diri. Dalam  pendaftaran itu juga harus jelas mau mencalonkan sebagai Bupati atau Wakil Bupati," terangnya.

 

 

Terkait syarat pendaftaran untuk eksternal partai, Supriatna menyebut tidak terlalu signifikan, serta tidak perlu mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA). Namun yang jelas harus berkewarganegaraan Indonesia, serta memiliki keseriusan mencalonkan diri lewat PDIP. "Syarat spesifik tidak terlalu ada. Tidak harus ber-KTA. Tapi kalau mau cari KTA jadi lebih baik. Kami terbuka kepada siapa saja yang ingin menjadi anggota," jelasnya.

Sementara disinggung terkait kapan dirinya akan mendaftar, Supriatna mengaku masih mencari hari baik. Dari pantauan di DPC PDIP Buleleng, I Nyoman Sutjidra menjadi pihak yang pertama mengambil formulir pendaftaran. Ia datang sekitar pukul 11.30 Wita. Meski rekomendasi dari DPP belum turun, namun Sutjidra tampak mengambil formulir untuk pendaftaran bakal calon Bupati Buleleng.

"Positif di Bupati. Untuk rekomendasi saya serahkan di DPP. Mudah-mudahan yang ambil formulir berpotensi mendapatkan rekomendasi. Yang penting kita ikuti prosesnya semua. Untuk wakilnya saya ikuti prosedur saja," katanya.

Di Karangasem, sejumlah nama bakal cabup bermunculan dan sudah diusulkan partai politik, seperti Gerindra, NasDem, PDIP, Golkar, Demokrat. PDIP yang memperoleh 15 kursi di Pileg Karangasem 2024 sudah mengantongi nama untuk diusung sebagai Bacabup. Perolehan kursi PDIP sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon sendiri, tanpa harus berkoalisi di pilkada.

Ketua DPC PDIP Karangasem, Gede Dana, mengatakan, untuk Pilkada Karangasem sudah ada 1 nama  yang diusulkan, yakni calon incumbent Gede Dana yang kini menjabat Bupati Karangasem. "Untuk Cabup muncul 1 nama, I Gede Dana. Ini sesuai penjaringan di PDI Perjuangan," kata  Dana, Senin (29/4).

Sedangkan calon pendamping Gede Dana, PDIP usulkan 2 nama, yakni Wayan Suastika kader PDIP yang  kini menjabat Ketua DPRD Karangasem dan I Nengah Suadi. Sedangkan beberapa usulan bawah meminta agar PDIP berkoalisi dengan partai lain yang memiliki kursi di DPRD Karangasem.

"Tapi ada usulan dari masing-masing peserta rapat agar berkoalisi dengan partai-partai yang ada di Kabupaten Karangasem, seperti Gerindra dan Golkar yang memiliki kesamaan visi untuk membangun Karangasem," kata Gede Dana.

Sedangkan di Partai Golkar ada 5 nama bacabup yang disurvei. Tiga orang adalah kader Golkar, yakni Nengah Sumardi yang kini menjabat Wakil Ketua 1 DPRD Karangasem, I Made Sukarena mantan Wabup Karangasem, dan I Komang Bayu Ada Yustiawan Karna.

Dari luar kader Golkar muncul 2 nama, yakni I Gusti Putu Parwata dan Nengah Suadi. Beberapa nama yang disurvei partai besutan Airlangga Hartarto, Nengah Sumardi berpotensi besar maju di Pilkada karena elektabilitas dan popularitasnya terus naik mengalahkan nama yang lain.

Ketua DPD Golkar Karangasem, Gusti Ngurah Setiawan, mengaku, survei calon untuk Pilkada di Karangasem sudah berjalan sejak beberapa minggu. Calon yang diprioritaskan bertarung di Pilkada 2024 adalah kader. Tapi harus melihat elektabilitas calon. "Siapa yang diberi rekomendasi belum tahu," imbuh Setiawan.

Golkar yang dapat 8 kursi di Pileg 2024 masih terus berupaya melakukan komunikasi politik dengan partai politik lain karena Golkar tidak bisa mengusung calon sendiri. Ambang batas untuk bisa mengusung calon sendiri yakni yang memiliki minimal 9 kursi di DPRD Karangasem.

"Survei pertama kemungkinan pertengahan Mei keluar. Untuk koalisi kita masih melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Setelah survei pertama baru dilaksanakan survei kedua menentukan pendampingnya," imbuhnya.

Selain PDI Perjuangan dan Golkar, Partai Nasdem juga memunculkan nama I Gusti  Putu Parwata sebagai cabup Karangasem. "Nasdem mengusung Gusti Putu Parwata sebagai Calon Bupati Karangasem di Pilkada. Elektabilitas sangat tinggi," kata Sekretaris Partai Nasdem Karangasem, Made Juwita.

Kata Juwita, Nasdem sedang melakukan komunikasi politik dengan partai lain untuk bisa mengusung I Gusti Putu Parwata sebagai cabup Karangasem. Mengingat Nasdem hanya dapat 5 kursi di Pileg 2024. Artinya Nasdem membutuhkan 4 kursi lainnya untuk bisa mengusung cabup. "Kita masih terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain, seperti  Demokrat, Golkar, Gerindra, dan PDI Perjuangan. Dengan partai apapun kita masih  cari," kata Juwita.

Selain itu, ada beberapa tokoh dari partai lain yang bermunculan jelang Pilkada, yakni tokoh Gerindra dan Demokrat. Gerindra memperoleh 9 kursi di Pileg 2024, sedangkan Demokrat  memperoleh 6 kursi. Sedangkan kursi sisanya diperoleh Partai Hanura. (gus/rtu/ful)

Benteng Elektoral yang Sulit Ditandingi

PANGGUNG politik terkait Pilgub Bali kini mengarah ke PDIP. Sebab, dua kader PDIP, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta sepakat untuk berpasangan dalam Pilgub Bali November 2024. Hal ini sebagai buntut dari DPC PDIP Kabupaten Badung yang diketuai oleh Giri Prasta yang mengusulkan pasangan Koster-Giri dalam pertemuan tertutup, Minggu (28/4).

Padahal sebelumnya, Giri Prasta yang merupakan Bupati Badung dua periode itu seolah-olah tengah berebut rekomendasi calon Gubernur Bali dengan Koster.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Universitas Udayana (Unud) Efatha Filomeno Borromeu Duarte SIP MSos menilai, pasangan Koster-Giri bak benteng elektoral yang sulit ditandingi. Bahkan, dia memandang bersatunya Koster dan Giri Prasta merupakan corak politik langka dalam pertarungan politik lokal. Sebab, keduanya dinilai memiliki elektoral yang tinggi dengan nuansa politik yang berbeda dan siap ditarungkan.

“Suguhan kejadian ini membawa corak yang cukup langka dalam pertarungan dominasi politik lokal karena keduanya memiliki harga elektabilitas yang tinggi, nuansa politik yang berbeda serta siap dipertandingkan. Tetapi menariknya ialah Koster dan Giri bersatu, bernegosiasi dan malah membangun benteng pertahanan bersama,”  ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin (29/4).

Efatha menilai, PDIP tampaknya ingin bermain cepat guna menghindari turbulensi politik. Selain itu, bersatunya Wayan Koster dan Giri Prasta juga sekaligus menepis isu perpecahan di internal. “PDIP terlihat ingin bermain cepat untuk menghindari langkah yang dapat menciptakan turbulensi politik. Sekaligus secara gamblang menepis isu perpecahan internal hal ini bertujuan untuk segera mengeraskan fondasi mesin partai hingga kebasis-basis pemilih,” tuturnya.

Tak hanya menguatkan internal partai politik berlogo banteng moncong putih itu, pasangan Koster-Giri juga dinilai berpotensi dapat menarik pemilih dari calon lain. Sehingga, hal tersebut berdampak pada kurangnya ruang gerak para pesaing dalam menemukan pijakan.

“Dengan kedua tokoh ini bergabung, mereka kemungkinan memiliki potensi untuk memadukan tidak hanya pendukung, tetapi juga untuk menarik pemilih dari calon alternatif lain. Bahkan mengurangi ruang bagi pesaing untuk menemukan pijakan,” kata Efatha. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved