Sponsored Content
Pemkab Jembrana Prioritaskan Penurunan Stunting, Penanganan Kolaborasikan Kerja Semua Pihak
Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah melaksanakan mini lokakarya sebagai forum sharing data stunting di masing-masing kecamatan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Penanganan stunting menjadi fokus kerja Pemkab Jembrana.
Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, Jembrana dengan prevalensi 14,3 persen, sedangkan pada tahun 2022 menurun menjadi 14,2 persen.
Angka penurunan cukup tinggi pada tahun 2023, yakni menjadi 8,7 persen dari Hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) yang baru.
Meskipun menurun, angka tersebut tidak menjadikan Jembrana berpuas diri.
Baca juga: Komitmen Besar Pemerintah Tabanan Turunkan Angka Stunting, Berhasil Turun Jadi 6,3 Persen
Sebab, masih ada ancaman di kemudian hari jika masalah soal stunting tak jadi perhatian dan tak ditangani dengan baik.
Langkah-langkah penanganan terus dikebut diantaranya melalui kebijakan anggaran, kolaborasi berbagai pihak melalui konvergensi antar program dari tingkat kabupaten hingga desa.
Termasuk melalui program Bapak/ Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS).
“Hasil ini menunjukan bahwa kita sudah cukup berhasil menurunkan angka prevalensi stunting, namun kita harus tetap waspada dan melakukan langkah-langkah strategis untuk akselerasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Jembrana ke depan," ujar Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat membuka Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Jembrana 2024 di Ruang Pertemuan Lantai II Jimbarwana, Kantor Bupati Jembrana, Bali, Selasa 30 April 2024.
Selain itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Jembrana juga sudah melaksanakan mini lokakarya sebagai forum sharing data stunting di masing-masing kecamatan yang sudah dilaksanakan setiap bulan.
"Kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program dari tingkat kabupaten hingga desa," jelasnya.
Dia menegaskan, pelaksanaan audit kasus stunting yang sudah dilaksanakan sebanyak dua siklus dalam satu tahun yakni gerakan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting dan gerakan gemar makan ikan dengan kelompok ibu hamil, menyusui, anak balita dan anak sekolah dasar agar image ikan yang amis, banyak tulang, dan ikan sulit ditemukan di pasar dirubah pola pikirnya bahwa ikan itu produk pangan
yang enak, bergizi, dan mudah ditemukan baik dalam bentuk segar maupun aneka olahan.
"Sehingga bisa tercapai target prevalensi stunting Bali yaitu 6,15 persen tahun 2024,“ harapnya.
Bupati Tamba juga mengatakan kunci percepatan penurunan stunting adalah Intervensi spesifik dan sensitif serta koordinasi dan kolaborasi secara konvergensi dalam pelaksanaanya.
"Saya minta intervensi ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana saja tetapi juga dilaksanakan oleh Instansi dan sektor lainnya terutama peran Desa/Kelurahan yang sangat esensial," katanya.
Pihaknya pun meminta agar para Camat, Perbekel/Lurah dapat melakukan inovasi-inovasi dalam mengerahkan warga masyarakat sasaran Posyandu di wilayahnya.