Seni Budaya

HEART Voice, Pameran Kolektif 8 Pelukis di Sudakara Art, Mira Boma Sebut Hubungan Dengan Tuhan

8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma,

ISTIMEWA
8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. Berpose di lukisan kolaborasi di Sudakara Art Space Sudamala, Sanur, Denpasar. 

TRIBUN-BALI.COM - Sudakara Art kembali mempersembahkan pameran seni lukis, bertema 'Heart Voice' yang merupakan pameran kolektif.

Dengan menampilkan 8 pelukis, yang memfokuskan pada karya terbaru mereka, berlangsung 6 Mei sampai 31 Juli 2024.

8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. 

Pameran ekslusif ini, menampilkan lebih dari 20 presentasi lukisan yang beraneka ragam dan unik serta indah dipandang dengan makna mendalam. 

Salah satunya karya Mira Boma. "Secara garis besar, saya menampilkan perjalanan hidup saya secara sekala dan niskala," katanya di Sudakara Art Space Sudalama, Sanur, 6 Mei 2024.

Baca juga: WARGA Eks Timtim di Buleleng Bali Tuntut SHM Lahan Pekarangan dan Garapan Terbit Berbarengan

Baca juga: BERITA Karangasem! Pengangguran Didominasi Lulusan SMA & Sarjana, Upah Murah Bikin Enggan Kerja

8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. Berpose di lukisan kolaborasi di Sudakara Art Space Sudamala, Sanur, Denpasar.
8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. Berpose di lukisan kolaborasi di Sudakara Art Space Sudamala, Sanur, Denpasar. (ISTIMEWA)

Mira Boma menjelaskan, secara garis besar lukisan yang ia tampilkan memperlihatkan tentang perjalanan hidupnya mencapai sisi spiritual dari sebelumnya religi. 

"Ada lukisan saya yang menggambarkan, Yesus, Budha dan ada Omkaranya. Jadi menurut saya, di atas religi itu adalah spiritual. Tuhan yang Maha Esa," katanya. 

Heart Voice atau suara hati, kata dia, dimanifestasikan sebagai kedekatan antara manusia dengan Tuhan dan itu adalah rahasia setiap orang.

Ipphing Liem menambahkan, Heart Voice merupakan karya seniman 8 perupa lukisan dari hati nuraninya.

Dengan lukisan yang berbeda-beda memberikan nuansa tersendiri, dan menambah khasanah dalam karya Heart Voice ini.

"Dimulai 2016, melukis asalnya sendiri, akhirnya ketemu dan sepakat untuk mengembangkan kebudayaan Bali yang mulai merosot dan seni lukis kita akan naikkan lagi membantu untuk Bali," katanya.

Melukisnya sendiri sebelumnya dari hati. Tidak memikirman laku atau tidak laku. Kemudian kumpul dan bertemu lalu cocok antar satu dengan yang lain dan membentuk Asta Rupa. 

8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. Berpose di lukisan kolaborasi di Sudakara Art Space Sudamala, Sanur, Denpasar.
8 seniman lukis itu, diantaranya adalah Agnes Yulinawati, Ida Bagus Alit, I Gede Putra Udiyana, I Ketut Darsana, Irawan Boma, Ipphing Liem, Mira Boma, dan Eiji Sawada. Berpose di lukisan kolaborasi di Sudakara Art Space Sudamala, Sanur, Denpasar. (ISTIMEWA)

Heart Voice mengundang para penggemar seni dan masyarakat umum, untuk merasakan kehidupan seni kontemporer yang bersemangat di Bali. 

Dengan line up seniman yang beragam dan komitmen, untuk menjadi rumah bagi lokal seniman. Maka Sudakara Art Scape terus berupaya agar seniman lokal, mendapat perhatian lebih dan masyarakat pun dapat menikmati karya seni para talenta - talenta lokal Bali. 

Sudakara Art Space berlokasi di Sudamala Resort Sanur, dan memang ditujukan sebagai tempat untuk pelestarian kebudayaan. Selain itu mendukung kemajuan pariwisata tapi juga tetap menjaga lingkungan, dan keberlangsungan alam semesta. 

Tidak hanya sekadar menjadi ruang seni, tetapi juga dapat menjadi pusat visualisasi, seni pertunjukan, dan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati pameran karya seni. 

 

(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved