Kebakaran di Denpasar
Kilasan Bahagia Sebelum Petaka: Kisah Pilu Kebakaran di Sesetan yang Renggut 1 Keluarga
Tragedi memilukan terjadi di Sesetan, Denpasar, menyusul kebakaran hebat yang merenggut nyawa satu keluarga.
Pemulangan jenazah ketiganya dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar ke Buleleng sempat tertunda akibat tarif ambulans yang mahal, mencapai Rp 5 juta.
Beruntung, Dinas Sosial Buleleng bekerja sama dengan Centra Mahatmiya Bali untuk membantu pemulangan tersebut.
Menurut Perbekel Desa Bontihing, I Gede Pawata, tanpa bantuan tersebut, pihak desa sudah bersiap menggunakan dana kebencanaan untuk membayar biaya ambulans.
Kepergian Ari dan keluarganya juga didahului oleh firasat yang dirasakan oleh Pawata.
“Kalau tidak ada bantuan dari Mahatmiya, tadi kami sudah merancang membantu membayar biaya sewa ambulans lewat dana kebencanaan yang disediakan di desa,” ucap Pawata.
Pawata mengisahkan pengalaman mistis yang menandai tragedi ini, “Di kamar mandi saya dengan juga ada anjing yang meraung, sekilas saya lihat ada cahaya juga. Mungkin itu firasat ya, karena saya dan ayah almarhum cukup dekat. Kami sempat satu sekolah saat SMP,” tutur Pawata.
Menurut keterangan yang diberikan oleh polisi, jenazah ketiga korban sulit dikenali namun berhasil diidentifikasi melalui plat motor milik Ari.
Perbekel Pawata mengungkapkan rasa sedihnya atas kejadian ini, “Saya sangat sedih dengan kejadian ini, sampai tidak bisa memimpin rapat,” katanya.
Dia menduga bahwa kebakaran terjadi saat mereka terjebak dalam kamar kos yang penuh barang dagangan milik Komang Novi, membuat mereka sulit menyelamatkan diri.
Nyoman Yogi Mahendra, adik Ari, menyatakan bahwa keluarga baru menerima kabar kebakaran pada pagi hari itu dari tetangga.
Ari, yang bekerja di sebuah perusahaan ikan di Denpasar dan Komang Novi yang menjual peralatan rumah tangga secara online, diketahui telah menetap di kos tersebut sejak Februari lalu.
"Dia juga baru menikah 2022 kemarin," tambah Mahendra. Tidak ada tanda-tanda atau firasat yang dirasakan keluarga sebelum tragedi, “Tidak ada firasat,” ucap Mahendra.
Ketiga korban akan dimakamkan di Setra Desa Adat Bontihing, Kubutambahan, Buleleng pada Jumat mendatang.
Sebuah cerita WhatsApp yang dibuat oleh Novi beberapa jam sebelum kebakaran menunjukkan kebahagiaan keluarga kecil itu, sebuah momen yang diingat oleh Wayan Ardiyasa, kakak ipar korban, “Saya lihat story WA istrinya. Mereka bercanda ceria dengan suami dan anaknya,” tutur Ardiyasa.
Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan oleh kepolisian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.