Kebakaran di Denpasar
Prosesi Pemakaman I Made Arisanjaya, Istri, dan Anaknya Hari Ini, Keluarga Terisak Tangis
Prosesi pengabenan korban kebakaran yang tewaskan satu keluarga di kos-kosan di Sesetan, Denpasar, Bali dilaksanakan hari ini, Jumat, 10 Mei 2024.
Penulis: Putu Supartika | Editor: I Made Wira Adnyana Prasetya
"Saya lihat story WA istrinya. Mereka bercanda ceria dengan suami dan anaknya," tutur Ardiyasa saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa (7/5).
Kemudian ia juga mendapat kabar bahwa pukul 21.00 Wita korban sempat video call keluarganya di kampung.
"Kemungkinan setelah video call ini kejadian kebakaran itu," tuturnya.
Dikatakannya, korban baru menikah dua tahun lalu. Sang istri bekerja sebagai pedagang online menjual kasur, lemari dan sejenisnya. Sementara suaminya bekerja di Benoa sebagai tukang fillet ikan.
Saat kejadian, Ardiyasa dihubungi oleh kerabatnya bahwa ada kebakaran di tempat adik iparnya.
"Karena kebetulan dia lihat di FB ada tulisan olshop ipar saya, saya ditelepon oleh saudara saya," akunya.
Kemudian sekitar pukul 02.30 Wita, ia dicari ke rumahnya dan disebutkan ada korban meninggal dari Kintamani dan Buleleng.
"Saya kemudian ke lokasi kejadian. Memang benar kontrakan ipar saya. Dan ada yang meninggal. Kan istrinya dari Kintamani nikah ke Bontihing Buleleng," imbuhnya.
Dia pun memastikan ke RSUP Prof IGNG Ngoerah (Sanglah) terkait kebenaran itu. Di RSUP Ngoerah, saat dilihat, kondisi adik iparnya sudah gosong dan tak bisa dikenali karena hidungnya rusak.
Barulah saat melihat jenazah anak korban, ia menjadi yakin. Ia juga mendengar informasi jika ketiga korban ditemukan di kamar mandi.
Adik bungsu almarhum Ari, Nyoman Yogi Mahendra (22) mengatakan, kabar duka ini baru diterima keluarga, Selasa pagi, dari para tetangganya.
Pasca menerima kabar tersebut, orangtua serta kakak kandung almarhum pun bergegas ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk melihat kondisi ke tiga korban, yang rupanya telah dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Pada saat kejadian kebakaran tersebut senin 6 Mei 2024 malam sekitar pukul 23.00 Wita, Ishak Kalaga (24), salah satu saksi mata, menceritakan momen mendebarkan saat ia tiba di lokasi dan mendengar teriakan minta tolong. “
“Saya melihat api sudah besar, dan terdengar suara minta tolong, suara ibu dan anak yang menangis. Itu sangat memilukan,” ungkap Ishak.
Selanjutnya, tim pemadam kebakaran berjuang keras untuk memadamkan api, namun terlambat untuk menyelamatkan nyawa korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.