Mahasiswa STIP Tewas

Bukti Chat Terkait Kematian Putu Satria: Biar Orang Nggak Tau Apa yang Terjadi, Singgung Anak Daerah

Bukti Chat Terkait Kematian Putu Satria: Biar Orang Nggak Tau Apa yang Terjadi, Singgung Anak Daerah

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Peti Jenazah Putu Satria Diangkat Taruna STIP, Pengabenan Berlangsung Hari Ini di Klungkung Bali 

Ada ribuan warga yang mengiringi jenazah Putu Satria dari rumah duka di Banjar Bandung, Desa Gunaksa, hingga menuju ke Setra Desa Adat Gunaksa, Jumat (10/5).

Kedua orangtua Putu Satria, Ketut Suastika dengan Nengah Rusmini berusaha tegar, melepas putra sulung mereka. Sesekali Rusmini meneteskan air mata, saat memeluk foto sang putra.

Rangkaian upacara pengabenan dimulai pukul 09.00 Wita.

Pengabenan dipimpin langsung sulinggih, Ida Pedanda Gede Kemenuh dari Griya Jelantik, Desa Tojan, Klungkung.

Jenazah menuju ke Setra Desa Gunaksa sekitar Pukul 12.30 Wita. Diawali dengan upacara pelepasan secara kedinasan oleh pihak STIP.

Lalu jenazah diangkat oleh krama banjar menuju ke bade, yang telah disiapkan oleh keluarga untuk mengantar jenazah ke Setra Gunaksa.

Suasana haru terasa, saat jenazah Putu Satria diantar oleh ribuan warga menuju Setra Gunaksa dengan menempuh jarak sekitar 1 km.

Tidak hanya keluarga, duka mendalam juga dirasakan rekan-rekan Putu Satria di Desa Gunaksa. Seperti yang diungkapkan teman karib Putu Satria, Made Dedi Ari Ananda Putra (19).

Ia mengaku sangat kaget, saat mendapat kabar Putu Satria meninggal dunia akibat kekerasan senior di STIP.

Terakhir Made Dedi bertemu dengan Putu Satria saat malam pengerupukan, atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.

"Saat menjelang Hari Raya Nyepi dia (Putu Satria) pulang. Sempat angkat ogoh-ogoh sama-sama," ungkap Made Dedi.

Menurut Made Dedi, teman satu tongkrongannya itu tidak pernah sekalipun menceritakan kekerasan yang dialaminya selama menempuh pendidikan di STIP.

"Padahal pernah saya tanya, bagaimana sekolahnya di sana (STIP)? Dia bilang, aman. Gitu saja," ungkap Made Dedi.

Paman dari Putu Satria, Nyoman Budiarta mewakili keluarga mengatakan, pihak keluarga setelah upacara pengabenan akan tetap berjuang mendapatkan keadilan atas meninggalnya Putu Satria.

"Harapan kami tetap kasus ini diungkap seterang-terangnya, para pelaku agar mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Mudah-mudahan kepolisian bisa ungkap semuanya dengan gamblang dan transparan," ujar Nyoman Budiarta. (mit/tribunnews)

 
 
 
 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved