WWF di Bali
WWF di Bali, Pengalihan Arus Lalu Lintas Hingga Sekolah Daring Untuk Mengurangi Kepadatan
Sang Made Mahendra Jaya dan Pemerintah Daerah setempat untuk memberikan instruksi kegiatan pembelajaran selama WWF di kawasan Nusa Dua
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Polda Bali menaruh konsentrasi manajemen rekayasa lalu lintas di seputaran bandara dalam event internasional World Water Forum (WWF) 2024 yang berlangsung bulan Mei 2024 ini, lantaran sering terjadi kepadatan arus lalu lintas.
Hal ini disampaikan Karo Ops Polda Bali Kombes Pol Soelistijono saat dijumpai di Mapolda Bali, pada Sabtu 11 Mei 2024, mengenai aspek-aspek pengawalan dan pengamanan tamu negara.
"Pengalihan arus yang ada di pintu masuk bandara yang menuju ke Kuta, untuk itu ditutup, ini untuk antisipasi mengurangi kepadatan di sana selama berjalannya WWF, itu akan ditutup jalur ke Kuta. Karena itu yang sering jadi ke-crowded-an," ujar Kombes Pol Soelistijono.
"Itu saja. Untuk pengalihan dan penutupan arus itu di bandara karena kami yang konsentrasi untuk kepadatan itu ada di arah bandara selama operasi kegiatan WWF berlangsung di Bali. Ya, kurang lebih sampai tanggal 25," sambungnya.
Baca juga: Strategi Keamanan di WWF ke-10 Bali: Klaster Wilayah, Alat Deteksi Wajah Teroris, Residivis
Selain itu, untuk mengurai kepadatan ada rencana pula untuk pembatasan mobilitas mengurangi kepadatan di venue kawasan Nusa Dua, salah satunya dengan melaksanakan sekolah daring yang dalam hal ini melalui koordinasi dengan Pj Gubernur Bali Irjen (Purn) Sang Made Mahendra Jaya dan Pemerintah Daerah setempat untuk memberikan instruksi kegiatan pembelajaran selama WWF di kawasan Nusa Dua.
"Silakan dikonfirmasi ke Pemerintah Daerah. Karena saat penyampaian Pj Gubernur pada saat tanggal 20 dan 21 itu rencananya di seputaran Nusa Dua dilaksanakan sekolah daring. Bukan libur, tapi daring. Ini kami butuh bantuan rekan-rekan untuk mensosialisasikan hal itu (mengurangi kepadatan,-Red)," bebernya.
"Sekolah daring hanya dua hari saja. Saat main event. Main event itu kan saat dihadiri kepala negara tanggal 20 - 21. Mungkin mulai tanggal 19," sambung Soelist.
Forum bersakala internasional ini rencananya dihadiri sampai dengan 16 ribu orang dari beberapa negara.
Sedangkan untuk jumlah kepala negara yang hadir, pihaknya belum mengetahui pastinya.
Namun demikian dikatakannya, sebagaimana rencana ada sebanyak 43 kepala negara yang hadir dalam perhelatan WWF ke-10 ini.
Untuk itu pengamanan dilakukan seperti halnya saat kegiatan internasional Konferensi Tingkat Tinggi G20 lalu dengan membagi pengamanan dalam pola lima klusterisasi dan pola ring 1, ring 2 dan ring 3.
Ia menambahkan, ada sekitar 25 hotel yang telah direkomendasikan untuk para kepala negara yang hadir dan belasan ribu peserta dari berbagai negara tersebut.
"Pengamanan event internasional ini kan tidak hanya sekali saja. Jadi kami sudah punya pengalaman beberapa event internasional yang sudah dilakukan. Saat nanti tamu negara ini melaksanakan kegiatan di luar yang sudah terprogram itu juga sudah disiapkan personel. Jadi kami sudah ada personel penebalan di luar," jelasnya.
"Kami sudah punya SOP pengamanan persis seperti G20. Jadi kami gunakan pola klusterisasi, jadi ada 5 kluster, lalu ada pola ring 1 ring 2 dan ring 3 itu sistem pola pengamanan. Kalau level VVIP, Presidensi itu penerapan pengamanannya sama, itu diambil langsung oleh Paspampres. Kami, Polri hanya di ring 3," pungkas Soelist. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.