Berita Nasional
SEWA Jet Dugem Hingga Main Wanita, Anggota DPR Sindir Kelakuan Pejabat KPU
Hal tersebut Riswan sampaikan dalam rapat antara Komisi II DPR, Mendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5).
TRIBUN-BALI.COM - Anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Golkar, Riswan Tony, menyindir gaya hidup para anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlagak seperti tokoh fiksi penakluk wanita Don Juan karena "kaget" mendapat anggaran triliunan rupiah.
Riswan menyebut para pejabat KPU itu kerap menyewa jet, dugem, hingga bermain wanita. Menurut dia, DKPP pasti sudah mendengar informasi mengenai kelakuan anggota KPU tersebut.
Hal tersebut Riswan sampaikan dalam rapat antara Komisi II DPR, Mendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5).
"Bukan apa-apa, kaget ini. Punya uang Rp 56 triliun itu kaget. Akibatnya, ya sudah, ada yang kayak Don Juan. Nyewa private jet, belum lagi dugemnya.
Bukan kita enggak dengar, itu pasti DKPP tahu, enggak mungkin enggak tahu. Belum lagi wanitanya. Pak Heddy (Ketua DKPP Heddy Lugito) nih cengar-cengir saja nih," ujar Tony.
Baca juga: JEMBATAN Lembongan-Ceningan Klungkung Trabas Bakau, Bebaskan Lahan Bakau Seluas 6,45 Are
Baca juga: ELON Musk ke Bali Acara WWF 2024, Menparekraf: Kami Akan Menyambut dan Berikan Layanan Terbaik!
Baca juga: SD Tega Setubuhi Gadis Disabilitas di Buleleng, Setelah Hamil Tujuh Bulan Baru Ketahuan

Ia lantas meminta kepada Ketua DKPP Heddy Lugito untuk buka-bukaan mengenai gaya hidup para pejabat KPU tersebut.
Jika tidak bersedia menyampaikan secara terang-terangan, kata Riswan, dia mempersilakan rapat digelar tertutup untuk umum. Riswan meminta kepada DKPP untuk terus mengawasi kelakuan para pejabat KPU.
"Jadi minta khusus Pak Ketua DKPP kita minta buka-bukaan. Kalau enggak mau (di rapat) terbuka, kita minta tertutup," ucap dia.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari merespons mengenai tudingan Riswan yang menyoroti gaya hidup anggota KPU, mulai dari menyewa private jet hingga dugem dan main wanita. Hasyim menyampaikan, pesawat memang disewa KPU untuk memonitor logistik Pemilu 2024 di berbagai daerah.
"Kalau pesawat kan pesawat sewaan untuk monitoring logistik. Pengadaan logistik kita cuma 75 hari loh, dan yang bertanggung jawab KPU. Kalau logistik gagal, 14 Februari gagal, siapa yang dimintai tanggung jawab?" ujar Hasyim usai rapat di Gedung DPR, Rabu (15/5) malam.
"Memang untuk memastikan surat suara, terutama surat suara formulir terkirim tepat waktu," kata dia.
Menurut Hasyim, KPU cuma memiliki waktu selama 75 hari untuk pengadaan logistik di Pemilu 2024.
Dia mempertanyakan siapa yang akan disalahkan jika pengadaan logistik gagal. "Tahu enggak teman-teman pengadaan logistik cuma 75 hari. Siapa yang enggak spot jantung? Kalau gagal siapa yang dituduh gagal?" ucap Hasyim. (Kompas.com)
70 Persen "Tidak Layak Pakai"
WAKIL Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PDIP Junimart Girsang mengatakan, 70 persen Komisioner KPU yang tersebar di seluruh daerah 'tidak layak pakai'. Menurutnya, sebagian besar Komisioner KPU tak berintegritas karena hanya mencari kerja.
Demo 25 Agustus 2025 Ricuh, Tuntutan Bubarkan DPR Memanas di Jakarta |
![]() |
---|
RICUH Demo 25 Agustus, Tuntut Bubarkan DPR Panas di Jakarta! Ada Poster One Piece & 1 Motor Dibakar |
![]() |
---|
INIKAH Motif Pembunuhan dan Penculikan Kepala KCP Bank BUMN? Pelaku Utama Kerap Beri Seminar |
![]() |
---|
Dampak Gelar Nobar Sepakbola, Pemilik Warung Ini Didenda Ratusan Juta, Terancam 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Minat Masyarakat Pada Aset Digital Meningkat, Transaksi Tokocrypto Tembus Rp66 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.