Berita Klungkung

Jumlah Siswa Dibawah 60 Orang, Sulit Regrouping SD di Kecamatan Nusa Penida

Beberapa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Klungkung, jumlah siswanya masih dibawah 60 orang

ISTIMEWA
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung I Ketut Sujana. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Beberapa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Klungkung, jumlah siswanya masih dibawah 60 orang.

Sementara re-gruping (pengganungan siswa) di beberapa sekolah tidak bisa terlaksana karena jarak sekolah yang berjauhan.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung, I Ketut Sujana menjelaskan, selama ini pemerintah pusat memberikan batasan minimal 10 siswa per kelas untuk tingkat SD, itu berkaitan dengan keberlanjutan operasional sekolah.

Baca juga: Dewan Gianyar Nilai Sosialisasi Jadwal Sampah Belum Maksimal. Picu Pencemaran Lingkungan

Sehingga diupayakan setiap SD siswanya tidak kurang dari 60 orang. 

Namun di Klungkung, masih ada beberapa SD yang jumlah siswanya di bawah 60 orang. Progam re-grouping (penggabungan sekolah) telah disiapkan, hanya saja hal ini sulit dilakukan di Kecamatan Nusa Penida.

"Kalau di Kecamatan Nusa Penida, jarak antara tiap SD berjauhan, sehingga regrouping sulit dilakukan," ujar Ketut Sujana, Kamis (23/5/2024).

Baca juga: Desa Didorong Tertib Administrasi Kependudukan Jelang Pilkada Buleleng 2024

Menurutnya, bila dipaksakan regruping SD di Nusa Penida, siswa atau anak usia sekolah di wilayah tersebut berpotensi putus sekolah.

"Jangan sampai regrouping menyebabkan putus sekolah,” ungkapnya.

Beda halnya dengan SD di wilayah Klungkung daratan (Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan). Dinas Pendidikan Klungkung tahun ini rencananya melakukan regrouping 6 SD menjadi 3 SD.

Hal ini lantaran jumlah siswa di beberapa sekolah tersebut jumlahnya kurang dari 60 siswa.

Sekolah yang rencananya akan digabung yakni SD Negeri 2 Tihingan bergabung ke SD Negeri 3 Tihingan, SDN 2 Bakas bergabung ke SDN 1 Bakas, SDN 2 Negari bergabung ke SDN 1 Negari. 

"Kalau aturannya, minimal setiap SD jumlah siswanya 60 orang," ujar, I Ketut Sujana.

Menurutnya dengan regruping (penggabungan siswa), bisa mengurangi beban biaya pemeliharaan di sekolah. Termasuk bisa memberdayakan guru ke SD yang masih kekurangan tenaga pendidik.

“Kalau SD yang kami akan regrouping tahun 2024 itu kan lokasinya berdekatan sehingga tidak berpotensi menyebabkan putus sekolah," ungkap Sujana. (mit)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved