Tragedi di Jembatan Bangkung
Kakak Adik Ulah Pati di Jembatan Bangkung Dinonaktifkan dari DTKS, Ini Penjelasan Kadinsos Buleleng
Kakak Adik Ulah Pati di Jembatan Bangkung Dinonaktifkan dari DTKS, Ini Penjelasan Kadinsos Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Disebutkan, pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksan dan visum.
“Dipastikan keduanya meninggal ulah pati. Pihak keluarga sudah ikhlas,” katanya.
Made Artana juga menambahkan bahwa Ketut S dan Putu Y memang berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan mereka telah menerima bantuan sejak menjadi yatim piatu.
Selama ini, Ketut S menjadi tulang punggung keluarga.
“Dia sehari-harinya kerja di bengkel,” jelasnya.
Diketahui, Ketut S dan Putu Y adalah yatim piatu yang telah kehilangan kedua orang tua mereka beberapa tahun lalu.
Ayah mereka meninggal lima tahun yang lalu, disusul oleh ibu mereka dua tahun kemudian.
Sebagai anak sulung, Ketut S harus memikul beban berat sebagai tulang punggung keluarga, bekerja di sebuah bengkel untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Kepergian tragis kakak beradik ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam bagi keluarga yang ditingalkan.
Ary Ulangun, seorang aktivis sosial asal Buleleng, membagikan berita duka ini di akun Instagramnya, menyebutkan bahwa keluarga ini terdiri dari empat saudara yatim piatu.
Kondisi ekonomi yang sulit diduga menjadi salah satu faktor yang mendorong keputusan tragis ini.
"Ketut merupakan tulang punggung keluarga, sementara kakak perempuannya yang pertama dalam kondisi kesehatan yang kurang baik," ungkap Ary.
Kasi Humas Polres Badung Ipda Putu Sukarma membenarkan adanya dua warga yang meninggal di Jembatan Bangkung, namun pihaknya enggan membeberkan kronologi pasti kejadian tersebut.
Beban ekonomi yang berat membuat keluarga kesulitan membiayai pemakaman kedua jenazah ini.
Keluarga meminta bantuan masyarakat agar dapat mengumpulkan dana untuk biaya pemakaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.