Populer Bali

Viral Bali: Rekonstruksi Pencurian Pratima Pura di Buleleng, Karangasem Mulai Krisis Air

Berikut berita Viral Bali yang tengah menjadi sorotan hangat publik di Pulau Dewata sepanjang 24 jam terakhir.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ady Sucipto
ISTIMEWA
Polsek Kota Singaraja saat menggelar rekonstruksi kasus pencurian pratima di Pura Mas Penyeti, Kelurahan Banjar Tegal, Buleleng, Kamis (30/5). Dalam rekonstruksi, empat tersangka dalam kasus ini memeragakan sebanyak 24 adegan. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Berikut berita Viral Bali yang tengah menjadi sorotan hangat publik di Pulau Dewata sepanjang 24 jam terakhir.

Berita Viral Bali yang pertama menyorot rekonstruksi kasus pencurian pratima di Pura Mas Penyeti, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng, Kamis, 30 Mei 2024.

Kemudian berita Viral Bali selanjutnya terkait peristiwa krisis air mulai dirasakan oleh warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Karangasem.

Baca juga: WNA Ngamuk Rusak Cafe di Jimbaran, Kerugian Capai 100 Juta, Begini Kronologi Awal Kejadian Viral Itu

Berikut ulasan selengkapnya berita Viral Bali yang dihimpun redaksi Tribun Bali:

Polsek Kota Singaraja menggelar rekonstruksi kasus pencurian pratima di Pura Mas Penyeti, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng, Kamis (30/5).

Dalam reka ulang aksi, empat tersangka dalam kasus ini memeragakan sebanyak 24 adegan.

Sebelum melakukan aksi pencurian, keempat tersangka masing-masing bernama Ruben (23) Yosua (21), Komang Merdana alias Ableh dan Agus Muliarta alias Gus Kocet sempat kumpul-kumpul di Pantai Penimbangan. Kemudian muncul ide untuk mencuri pratima di Pura Mas Penyeti.

Keempat tersangka kemudian menyusun strategi di bawah pohon beringin yang ada di Desa Baktiseraga.

Ruben, Yosua dan Komang Merdana bertugas masuk ke pura. Sementara Gus Kocet mengawasi dari luar.

Pencurian tersebut dilakukan pada awal April 2024.

Mereka mencuri lima pratima lanang-istri yang terbuat dari bahan pis bolong dan emas, dua buah bokor berbahan selaka, serta satu buah keris pejenengan.

Pratima tersebut diangkut dengan menggunakan karung.

Setelah berhasil mencuri, mereka kemudian kabur dengan menggunakan tiga unit sepeda motor. Lalu berkumpul di RTH Taman Bung Karno.

Setelah berkumpul di RTH Bung Karno, seluruh pratima hasil curiannya kemudian dijual kepada seorang pengepul berinisial B.

"Hasilnya dibagi-bagi, sempat digunakan untuk minum-minum juga," ujar Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Made Agus Dwi Wirawan.

Baca juga: Viral, Seorang Wanita Dikerumuni di Pasar Amlapura Barat Karangasem, Ternyata Sudah 3 Kali Beraksi

Wirawan menduga empat pelaku ini juga pernah melakukan pencurian pratima di salah satu merajan milik warga di Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng.

Dari kejadian tersebut, telah hilang sepasang pratima.

Ia mengatakan, pratima yang dicuri terbuat dari bahan emas, serta satu balai bagia yang moncongnya juga terbuat dari emas, hingga menimbulkan kerugian sebesar Rp 20 juta.

"Ini masih kami selidiki lagi," katanya.

Usai melakukan rekonstruksi, penyidik melengkapi berkas perkara.

Ia menargetkan kasus ini dapat dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Buleleng dalam waktu dekat.

Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 363 ayat 1 ke-4 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Karangasem Mulai Krisis Air, Warga Terpaksa Keluarkan Uang Rp 600 Ribu per Bulan

Warga Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem mulai krisis air bersih. Cadangan air hujan yang ditampung di cubang (bak penampungan) sudah habis sejak beberapa pekan lalu.

Warga Banjar Batumadeg, Desa Besakih, Putu Eka mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia dan warga lainnya harus membeli air bersih.

Sekali beli cukup untuk persedian dalam 10 hari.

"Stok air di cubang sudah habis dari awal Mei 2024. Makanya warga mulai beli air setiap pekan. Per tangki cukup untuk 10 hari.

Berarti dalam sebulan beli tiga kali," jelas Putu Eka, Kamis (30/5).

Warga Banjar Batumadeg lainnya, Nyoman Sumerta mengatakan, tak hanya untuk kebutuhan keluarga, air yang ia beli juga untuk kebutuhan mengurus ternak.

Dalam sebulan ia harus menyediakan Rp 600 ribu.

"Jumat kemarin saya beli air satu tangki. Harganya sudah meningkat. Sekarang harga air satu tangki Rp 200 ribu. Perbulan beli sampai tiga kali. Berarti dalam sebulan harus menyisihkan uang Rp 600 ribu hanya untuk air," ungkap Sumerta.

Ia mengatakan, awalnya harga air per tangki isi 5.000 liter hanya Rp 100 ribu. Lalu naik jadi Rp 120 ribu.

Kemudian naik Rp 130 ribu, lalu Rp 150 ribu, dan sekarang menjadi Rp 200 ribu. Harga air bersih kemungkinan akan naik lagi.

Baca juga: VIRAL! Prajuru Batur Klaim Proyek Pembangunan Taman Wisata Bukit Payang Kintamani untuk Kebaikan

Di lokasi berbeda, stok air warga di Kecamatan Kubu dan Kecamatan Karangasem juga mulai tipis. Di Desa Ban, Tianyar, Seraya Timur, dan Seraya Tengah diperkirakan pasokan air hujan hanya cukup untuk satu bulan.

Kepala BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, saat ini Karangasem mulai memasuki musim panas.

Jadi sejumlah desa akan mengalami krisis air. Apalagi cadangan air warga desa mulai menipis.

"Sampai sekarang belum ada yang mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Karangasem. Tapi kami sudah koordinasi dengan PDAM, Dinas Sosial, dan PMI. Semua menyatakan siap mendistribusikan air jika ada permohonan," ungkap Arimbawa.

Sesuai pemetaan BPBD Karangasem, dari 78 desa dan kelurahan di Karangasem, 30 persen akan mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Daerah-daerah tersebut berada di ketinggian. (tribun bali/rtu/ful)

>>> Baca berita terkait <<<

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved