Pilkada Bali 2024

Perkembangan Jembrana di Bawah Kepemimpinan Tamba-Ipat, Tekad Wujudkan Jembrana Emas 2026

Tekad Wujudkan Jembrana Emas 2026, Tamba-Ipat Siap Lanjutkan Program di Periode Kedua

|
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat berbincang terkait kemajuan Gumi Makepung dengan Pemimpin Redaksi Tribun Bali, I Komang Agus Ruspawan belum lama ini - Perkembangan Jembrana di Bawah Kepemimpinan Tamba-Ipat, Tekad Wujudkan Jembrana Emas 2026 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Bupati Jembrana, I Nengah Tamba dan Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna atau pasangan Tamba-Ipat telah memimpin Kabupaten Jembrana selama tiga tahun lebih.

Sejumlah upaya dengan berbagai program pun dirancang dan dilakukan untuk perubahan dan kemajuan kabupaten paling barat di Pulau Bali ini.

Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan Jembrana Emas 2026 mendatang.

Target PAD pada tahun emas tersebut mencapai Rp 500 miliar atau 200 persen dari tahun 2023 lalu.

Baca juga: Malaysia Dukung Kebijakan Bebas Visa dengan Rusia, Bandingkan Wisatawan yang Datang ke Indonesia

Kabupaten Jembrana saat ini tengah merancang berbagai persiapan terutama untuk menyambut pembangunan proyek strategis nasional (PSN) yakni Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk.

Jika barang ini terealisasi dalam waktu dekat, masyarakat akan kecipratan dampak positifnya.

Salah satunya adalah mudahnya akses dari Bali Tengah dan Selatan menuju Bali Barat.

Sehingga, kunjungan wisatawan bisa saja membeludak ke arah Gumi Makepung ke depannya.

Berikut rangkuman wawancara Tribun Bali bersama Bupati Jembrana, I Nengah Tamba belum lama ini.

Seperti apa wajah baru Jembrana dan apa saja perubahan yang terjadi selama memimpin satu periode ini?

Nengah Tamba menuturkan, begitu dirinya dilantik menjadi Bupati Jembrana, pihaknya sudah berkomitmen memajukan Jembrana.

Gumi Makepung tidak tersentuh ingar-ingar pariwisata di Bali Selatan karena memang akses yang belum terjangkau.

Sehingga banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa mengubah nasib dari kabupaten ujung Barat Pulau Bali ini.

"Saya sebagai Bupati harus memutar otak untuk mengemas Jembrana menjadi lebih baik. Karena Jembrana memang memiliki potensi untuk menjadi maju. Salah satunya yang dilakukan adalah memberi karpet merah bagi investasi yang masuk ke Jembrana," kata Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Tribun Bali, I Komang Agus Ruspawan.

Politikus asal Desa Kaliakah ini mengaku sangat bangga dengan Kabupaten Jembrana.

Meskipun tak seperti wilayah Bali Selatan, tapi Jembrana memiliki tradisi budaya yang kental.

Mulai dari budaya Makepung, gamelan Jegog, kendang mebarung dan lainnya.

Tentunya tradisi budaya ini harus didukung dengan infrastruktur yang memadai dan obyek yang berkelas yang saat ini masih terkendala anggaran daerah.

Di sisi lain, Jembrana juga memiliki hasil alam yang bertaraf internasional. Yakni kebun kakao kelas atas yang sudah bisa bersaing di kancah dunia.

Bahkan Jembrana sudah memiliki rumah produksi bersama kakao.

Dan saat ini, kakao Jembrana dipesan dari berbagai belahan seperti Asia hingga Eropa.

"Dengan kekayaan yang dimiliki, saya sangat percaya diri Jembrana bisa bersaing dengan kabupaten lainnya di Bali," tegasnya.

Bagaimana kelanjutan Theme Park Paramount Picture di Pekutatan?

Nengah Tamba mengaku sangat antusias untuk menunggu dibukanya wahana kelas dunia masuk di Jembrana.

Wahana tersebut nantinya bakal mampu memperkenalkan nama Kabupaten Jembrana di seluruh dunia.

Meskipun, saat ini prosesnya masih berlangsung yakni soal izin dari HPL menjadi HGB, dalam waktu dekat ini wahana terbesar di Bali itu bakal terwujud.

"Universal studio, Disney Land dan Paramount Picture ini sangat luar biasa untuk masyarakat seluruh dunia. Akan berdampak ke kehidupan masyarakat Jembrana juga,"

Untuk mendukung Theme Park tersebut, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan kawasan sekitarnya.

Terutama soal SDM yang nantinya merambah ke soal akomodasi pariwisatanya.

Jika Jembrana Emas 2026-2027 terjadi, Jembrana menargetkan 6-10 juta Wisawatan datang ke kabupaten paling barat di Bali ini.

Tentunya ini akan berdampak positif bagi masyarakatnya sendiri. Terutama di bidang jasa hingga pendukung pariwisata.

"Dan pentingnya, masyarakat Jembrana tidak boleh hanya sebagai penonton. Mereka akan bisa bergerak di bidang jasa seperti karyawan hotel dan lainnya, dan juga membangun UMKM untuk menunjang keberlangsungan hidup di Gumi Makepung. Jadi semua masyarakatnya berpenghasilan nantinya, memiliki masa depan yang cerah meskipun memiliki tantangan yang begitu sulit," jelasnya.

Bagaimana dengan nasib Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk? Dan dampak positif untuk masyarakat seperti apa?

Bupati Nengah Tamba sangat yakin bahwa pembangunan Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk ini akan terealisasi.

Sebab, jalan penghitungan antara Bali Tengah dengan Barat ini sudah masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Hanya saja memang terjadi kendala, seperti pada proses tender.

"Jalan ini sudah masuk proyek strategis nasional. Sudah masuk di nasional, jadi barang ini (jalan tol). Cuman, kita harus sabar. Untuk mencapai sesuatu yang maksimal, kita harus sabar karena rintangannya tidak sedikit," tegas mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini.

"Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpa. Saya sangat optimis dengan itu,"

Dia berharap, dengan dibangunnya Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk, masyarakat yang datang ke Bali lewat barat tidak hanya melintasi Jembrana.

Justru mereka yang dari arah timur akan datang ke Jembrana berkat akses yang semakin memadai.

Sehingga, persiapan pendukung mulai dari infrastruktur, destinasi wisata, dan SDM harus semaksimal mungkin.

Arahnya nanti, kata dia, Jembrana menjadi tujuan liburan keluarga.

Sebab, diketahui sendiri bahwa keindahan alam dan tradisi budaya di Jembrana ini sangat potensial.

Apalagi, generasi saat ini cenderung sudah mulai tak mengenal alam dengan sawahnya, serangga seperti capung, kupu-kupu dan lainnya yang mulai jarang ditemukan.

"Jadi ini penting untuk anak-anak kita ke depan. Berbeda dengan generasi kita dulu. Sawah, capung, kupu-kupu itu sudah sangat jarang sekarang. Nah Jembrana ini kedepannya harus mampu melestarikan hal ini sebagai potensi kedatangan wisatawan," ungkapnya.

Rencana pengembangan Sirkuit All in One seperti apa?

Nengah Tamba menjelaskan, sirkuit all in one itu diperuntukkan sesuai namanya.

Sehingga berbagai macam atraksi bisa digelar di tempat ini. Mulai dari motor cross, makepung, hingga festival layang-layang.

Apalagi, tahun lalu festival layang-layang bertaraf internasional juga telah dilaksanakan.

Tak menutup kemungkinan kedepannya akan ada event lainnya yang masuk dan akan tetap berlanjut serta menjadi daya tarik tersendiri.

Terlebih lagi tempatnya sangat strategis yakni di dekat pantai.

"Tahun ini, event makepung, motor cross, dan juga layang-layang internasional bakal tetap tampil di sana (sirkuit all in one)," ungkapnya.

Dia menyebutkan, ketika pariwisata booming di Jembrana, sirkuit All in One menjadi salah satu andalannya.

Tempat tersebut bakal menjadi tempat kunjungan para turis yang terintegrasi dengan tempat lainnya.

Mengingat Jembrana sudah memiliki Sentra Tenun pusat oleh-oleh khas Jembrana, memiliki rumah cokelat untuk edukasi dan akan memiliki pasar umum tradisional dengan konsep modern.

"Artinya nanti dikemas dalam paket tour untuk wisatawan. Setelah semua dikunjungi, baru akan mengunjungi obyek wisata yang dimiliki swasta," sebutnya.

Lalu rencana revitalisasi Pelabuhan Perikanan Pengambengan Bertaraf Internasional bernilai triliunan rupiah seperti apa?

Pelabuhan Perikanan Bertaraf Internasional bakal segera dibangun di Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana.

Tak tanggung, nilai akan mencapai triliunan rupiah.

Tentunya, pengembangan kawasan sebagai pusat perikanan di Bali ini akan menambah nilai Kabupaten Jembrana dari segi ekonomi dan juga menambah pundi-pundi pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten Jembrana kedepannya.

Nengah Tamba mengakui, proses pengajuan proyek tersebut sudah dilakukan sejak dirinya hendak mengakhiri masa jabatan di DPRD Provinsi Bali.

Saat itu, ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pansus Tata Ruang Bali.

Khusus untuk pelabuhan perikanan Bali, ia mengusulkan agar dibangun di Pengambengan.

Hingga akhirnya rencana tersebut perlahan mulai diperhitungkan dan saat ini Kementerian Perikanan telah membuat masterplan untuk pembangunan greenport yang anggarannya mencapai Rp 1,7 triliun.

"Ini menjadi salah satu komitmen kami dengan berkoordinasi ke kementrian agar barang ini tidak sampai dibangun di wilayah lain. Astungkara Jembrana terpilih," tuturnya.

Ke depannya, kata dia, atau ketika pelabuhan internasional ini terwujud, Jembrana akan memperoleh segudang manfaat.

Contoh yang paling kecil adalah soal parkir dan juga logistik.

Karena diketahui, ketika beroperasi bakal ada sekitar 4.000an kapal yang datang.

"Sehingga nanti akan berkontribusi terhadap pendapatan daerah Jembrana. Jika ini terjadi, hampir Rp 200 miliar yang daerah dapatkan dalam waktu setahun," bebernya.

Dan ketika semua terwujud, praktis pada periode Jembrana Emas 2026-2027 nanti target PAD Jembrana akan terwujud senilai Rp 500 miliar.

"Saya optimis jika barang ini semua jadi, Jembrana semakin baik ke depannya," harapnya.

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved