Berita Denpasar

Nyawa Jadi Taruhan di Gudang Elpiji Denpasar, Biaya Perawatan Hingga Jenazah Ditanggung Sendiri

Nyawa Jadi Taruhan di Gudang Elpiji Denpasar, Biaya Perawatan Hingga Jenazah Ditanggung Sendiri

Wahyuni Sari/Tribun Bali
Keluarga Purwanto (40) salah satu korban meninggal dunia akibat kebakaran gudang tabung gas di Kargo, Denpasar menangis didepan Burn Unit ICU Sanglah. 

"Jangan sampai seperti tudingan si Wayan yang viral di Badung, sangat yakin ada pengoplosan, ujungnya yang bersangkutan minta maaf.

Tentunya peristiwa yang menimbulkan korban tersebut kami turut prihatin dan sangat kami sayangkan, dan sedang dilakukan pendalaman," kata Jansen saat dihubungi Tribun Bali, pada Senin 10 Juni 2024.

Dijelaskan Jansen, saat ini Tim Bidlabfor Polda Bali masih melakukan pemeriksaan secara ilmiah sampel-sampel barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran

Di TKP pun telah dipasang garis polisi, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam lokasi untuk kepentingan penyelidikan. 

"Jadi Polri pasti melakukan pemeriksaan terhadap apapun dugaan atau kemungkinan penyebabnya, baru bisa disimpulkan setelah ada hasil pemeriksaan secara ilmiah dari Labfor Polda Bali. Agar bersabar, dan jangan menambah masalah baru," pungkasnya.

Kronologi Kebakaran di Gudang Elpiji Denpasar Utara

Proses penyelamatan diri para korban kebakaran, di sebuah gudang gas elpiji, Jl. Cargo Taman I, Denpasar pada Minggu 9 Juni 2024 pagi berlangsung tragis.

Pasalnya, para korban harus lompat pagar gudang untuk menyelamatkan nyawa masing-masing.

Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan para korban lantaran pagar gudang diduga tergembok dari luar.

“Loncat pagar (korban menyelamatkan diri). Iya (tergembok dari luar). Itu sekitar jam 6, setengah 7 (pagi),” ungkap seorang saksi bernama Panji (34) kepada Tribun Bali.

Panji yang kebetulan bermukim di seputar TKP menuturkan, kulit salah seorang korban terlihat melepuh.

Luka bakar itu dikatakan Panji berada pada tangan dan badan bagian atas.

Sementara itu, pakaian korban dikatakan telah compang-camping yang diduga akibat terkena sambaran api.

“Yang (korban) berhenti di depan (rumah Panji). Itu sudah melepuh. Ada darah. Baju itu sudah seperti compang-camping kebakar,” imbuhnya.

Disinggung lebih jauh soal aktivitas di TKP pada hari biasa, Panji tak dapat berbicara banyak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved