Kebakaran di Bali

Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar Bali Bertambah, Ini Kata Dokter RSUP Ngoerah

Korban meninggal dunia akibat kebakaran di gudang penyimpanan elpiji di Jalan Cargo Taman 1 Denpasar bertambah menjadi tiga orang, Selasa (11/6).

kolase Tribun Bali
BREAKING NEWS: Korban Tewas Gudang Elpiji Denpasar Jadi 3 Orang, Siapa yang Tanggung Jawab? 

Kepala Instalasi Rawat Intensif, Dokter Kurniyanta mengatakan, dari 13 pasien tersebut 12 orang di antaranya diberikan alat bantu napas.

Juga diberikan penghilang sakit dan kemudian sedikit obat tidur karena dengan kondisi luka bakar yang begitu luas sehingga menyebabkan pasien merasakan nyeri, gelisah dan sesak.

“Jadi, sengaja kami tidurkan untuk mengurangi beban dari pasien sendiri. Untuk sementara belum (sadar) karena pengaruh obat. Kami sengaja memang untuk menidurkan karena biar optimal jalan napas yang kami berikan karena kami pasang alat yang dihubungkan dengan mesin.Sehingga dia keluar masuk oksigen bisa optimal,” kata dokter Kurniyanta.

Baca juga: BREAKING NEWS: Korban Tewas Gudang Elpiji Denpasar Jadi 3 Orang, Siapa yang Tanggung Jawab?

Dokter Bedah Plastik RSUP Prof Ngoerah, dokter I Gusti Putu Hendra Sanjaya mengatakan, luka bakar yang diderita 16 pasien korban kebakaran tersebut mulai dari 30 persen hingga 90 persen.

Dia menjelaskan 13 pasien tersebut masih kritis dan masih dilakukan tindakan pemberian nutrisi.

Dan jika pasien memiliki komorbid atau penyakit bawaan tertentu, itu akan memperberat kondisinya.

“Untuk kasus-kasus tertentu ada (yang bertahan hidup), tapi kalau kondisi seperti ini karena mungkin traumanya yang saya lihat di foto itu kan kejadiannya asapnya begitu hebat. Kalau yang 60 persen kejadian di ruang terbuka tidak terlalu banyak asap masuk, kemungkinan masih bisa survive. Tapi kondisinya seperti ini tergantung rusaknya jalan napas dari paru-parunya tersebut,” imbuhnya.

Dia mengatakan, mengirup gas terlalu banyak sangat mempengaruhi. Jika kebakaran terjadi di ruangan terbuka, kemungkinan korban tidak akan terlalu banyak mengirup gas. Luka bakar di atas 60 persen jika dilihat dari luar atau kulit dapat dari kedalaman luka bakar tersebut dan kulit akan mengalami kerusakan.

Kemudian dari proses secara keseluruhan dari tubuh, baik itu organ-organ yang lain, seperti paru-paru akan terganggu.

Berikutnya kerusakan bisa merembet ke fungsi organ yang lain seperti ke ginjal, saluran darah dan akan menyebabkan suatu proses kematian.

Dokter I Putu Kurniyanta SpAn KAP mengatakan, untuk pasien dengan komorbid pada ke-13 pasien saat ini masih digali karena dari informasi keluarga masih terbatas.

Namun masih ada beberapa kemungkinan karena dalam proses menstabilkan kondisi dan tentunya perlu informasi dari keluarga.

“Tapi dari catatan sebelumnya belum kami dapatkan komorbid. Dan salah satu komorbid akan mempengaruhi, seperti hipertensi, gula. Itu yang belum kami temukan,” kata dokter Kurniyanta.

Gejala ikutan yang berikutnya dialami pasien selain gangguan jalan napas, gangguan cairan karena proteksi tubuh dan berikutnya adalah infeksi yang akan mengancam.

Jadi di Unit Burn ICU sangat membatasi orang keluar masuk. Idealnya tempat perawatan luka bakar harus steril.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved