Bisnis
IMPOR Beras Melonjak 165,27 Persen, BPS Catat Sebut Paling Banyak dari Thailand!
Selanjutnya, impor beras dari India mencapai 58.200 ton, atau turun 3,67 persen dari impor beras pada Januari-Mei 2023.
HARGA sejumlah komoditas pangan masih naik pasca Hari Raya Idul Adha 1445 H atau tahun 2024. Pemerintah diminta membenahi pasokan dan distribusi demi menghindari inflasi pangan.
Pengamat Pertanian Center of Reform on Economics (Core) Eliza Mardian mengatakan, kenaikan harga pangan pada momentum Idul Adha seiring dengan permintaan masyarakat.
Bila ditarik ke belakang, lanjut Eliza, kenaikan harga pangan mulai terasa sejak akhir 2022 pasca harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinaikkan. Kemudian, diikuti dengan fenomena El Nino yang menurunkan produksi akibat kekeringan.
“Jadi harga pangan terus tereskalasi akibat tingginya demand secara berturut-turut. Kemudian dari sisi supply itu pendistribusiannya kurang lancar, tercermin dari tingginya disparitas harga pangan antar daerah,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (18/6).
Eliza menegaskan, jika pemerintah tidak segera membenahi pasokan dan distribusi maka inflasi pangan bakal mengancam ke depan. Menurutnya, saat ini inflasi pangan masih relatif tinggi meski ada penurunan dibanding pada momentum Ramadan.
“Tingginya inflasi pangan ini akan semakin menggerus daya beli masyarakat. Terlebih lagi 60 persen dari total pengeluaran kalangan menengah bawah diperuntukkan untuk membeli bahan pangan,” ujarnya.
Eliza mengatakan, kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) tidak akan efektif untuk mengendalikan harga pangan, sebab akar dari persoalan naiknya harga pangan tidak diatasi.
Eliza mengasumsikan, akar persoalan pengendalian pangan didorong minimnya pembeli (oligopsoni) di tingkat petani dan minim produsen (oligopoli). Menurutnya, dua faktor itu yang berpotensi menyebabkan asimetris informasi termasuk harga.
“Sehingga distribusi ini menentukan harga. Bukan sepenuhnya karena kenaikan biaya produksi. Karena yang menyalurkan produk pertanian ini kan middleman (perantara). Meski secara stok aman, kalau distribusinya nggak lancar jadi ya harganya tinggi secara artifisial,” imbuhnya.
Untuk diketahui, mengacu panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (18/6) kemarin harga komoditas pangan terpantau mengalami tren kenaikan. Mulai dari daging, bawang, cabai hingga telur tercatat naik cukup signifikan. (kontan)
PUTUS Rantai Kemiskinan, BPJS Ketenagakerjaan Banuspa dan Pemrov Papua Selatan Teken MoU Jamsostek! |
![]() |
---|
HARGA Beras Tembus Rp15.500 Per Kg, Zulhas Sebut Terus Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Pengembangan AI di 9 Kota Termasuk Bali, Begini Cara Telkom Melakukannya |
![]() |
---|
ANDRE Taulany Ajak Seluruh Pekerja Indonesia Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
KLAIM Target Ekonomi Tumbuh 8 Persen Bisa Dicapai? Dari Konsumsi Rumah Tangga & Kunjungan Wisman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.