Stok BBM Langka dan Antrean Mengular Sudah Seminggu, Pertamina Tambah Tangki BBM dari Bali dan Ende

Kota pariwisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dalam sepekan terakhir.

|
Editor: Kander Turnip
Kompas.com/Nansianus Taris
Kendaraan antre di salah satu SPBU dalam Kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat 12 Juli 2024. 

Stok BBM Langka dan Antrean Mengular Sudah Seminggu, Pertamina Tambah Tangki BBM dari Bali dan Ende

TRIBUN-BALI.COM, LABUAN BAJO - Kota pariwisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dalam sepekan terakhir.

Untuk membantu mengatasi kelangkaan, pihak Pertamina pun mengambil langkah menambah tangki pengangkut BBM ke kota Labuan Bajo.

Namun langkah itu tidak bisa mengatasi kelangkaan BBM di kota wisata superprioritas tersebut.

Terpantau pada Jumat 12 Juli 2024, antrean panjang masih terjadi di sejumlah SPBU dalam kota Labuan Bajo.

Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Ungkap Pemerintah Jadikan Labuan Bajo Sebagai Bali Kedua

Namun, anehnya, di tengah kelangkaan itu, BBM yang dijual eceran tetap ada, bahkan banyak.

Agus Ba, salah seorang tukang ojek di Labuan Bajo, menyebutkan, antrean panjang di sejumlah SPBU akibat langkanya BBM itu sudah berlangsung satu pekan.

Namun, hingga kini, masalah kelangkaan BBM belum teratasi.

"Setiap hari antre berjam-jam. Waktu habis di antre BBM," ujar Agus di Labuan Bajo, Sabtu 13 Juli 2024 pagi.

Ia mengaku kesal karena di tengah kelangkaan itu, BBM yang dijual eceran makin marak dan dijual dengan harga tinggi.

Baca juga: Waspada Pada Maret 2024, BBM dan Gas LPG Langka Akibat Permintaan Hari Raya

"Menurut saya, ini sebagai salah satu penyebab BBM di Labuan Bajo langka. Masa yang lain antre, sementara di luar banyak yang jual eceran. Mereka jual dengan harga yang sangat mahal juga," ungkapnya dengan kesal.

Ia pun meminta pemerintah dan pertamina membatasi pembelian BBM menggunakan jeriken.

"Di SPBU kita sering lihat, kendaraan lama antre karena banyak yang datang isi jeriken jumbo dalam jumlah banyak. Barangkali ini bisa dibatasi. Kalau tidak bisa disetop, ya, dibatasi," ujarnya.

Ia juga meminta pihak terkait untuk menindak tegas penjual eceran yang bebas mematok harga BBM dengan tidak masuk di akal.

"Di SPBU harga 1 botol air minum mineral besar Rp 15.000. Masa di luar mereka jual Rp 25.000 ke atas. Isinya juga tidak penuh," katanya.

Baca juga: Harga BBM Non-Subsidi di Bali dan Sebagian Wilayah di Indonesia, Pertamax Kini Hampir Rp13.000/liter

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved