Berita Denpasar
Sanur Bali Jadi Sorotan, Persoalan Kemacetan Belum Tuntas, Kini Muncul Kabar Dibangun Beach Klub
Kawasan Sanur di Kota Denpasar, Provinsi Bali yang sekian lama dikenal sebagai salah satu kawasan untuk mencari ketenangan kini tengah dalam sorotan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR –Kawasan Sanur di Kota Denpasar, Provinsi Bali yang sekian lama dikenal sebagai salah satu kawasan untuk mencari ketenangan kini tengah dalam sorotan hangat.
Sanur dikenal sebagai salah satu destinasi favorit yang bagi turis mancanegara maupun domestik.
Namun kini, ketenangan Sanur mulai terancam lantaran mulai muncul beragam persoalan, satu di antaranya seperti kemacetan.
Baca juga: SANUR Bakal Punya Beach Club? Ketua BTB Sebut Selama Ini Terkenal Dengan Ketenangan!
Ancaman kemacetan kini mulai mengganggu warga dan wisatawan yang tengah beraktivitas ke Sanur.
Tidak hanya terjadi di sekitar Pelabuhan Sanur, kini macet terjadi di depan Mall Icon Bali.
Hingga saat ini kemacetan tersebut belum dapat diatasi dengan baik oleh Pemerintah, namun berhembus kabar bahwa akan ada pembangunan baru di Sanur, yaitu Beach Club.
Beach Club ini rencananya akan berlokasi tepat di pinggir Pantai Sanur, Denpasar, Bali.
Tentunya pembangunan Beach Club ini menimbulkan reaksi dari netizen.
Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua Bali Tourism Board (BTB), menanggapi pembangunan Beach Club ini.
Menurutnya investasi baru harus memperhatikan karakter dan segmentasi wisatawan Sanur yang dikenal sebagai tempat wisata untuk mencari ketenangan, terutama bagi usia 30 tahun ke atas.
“Dari dulu Sanur sudah terbukti mampu menarik wisatawan yang mencari ketenangan. Bahkan saat pandemi, kita masih bisa eksis. Sanur memiliki segmentasi yang sudah tercipta sejak puluhan tahun dan itu tidak pernah berubah,” jelas Gus Agung, Rabu 17 Juli 2024.
Lebih lanjutnya ia mengatakan Sanur dikenal sebagai destinasi wisata untuk wisatawan usia 30 tahun ke atas yang mencari ketenangan, baru-baru ini telah mengalami perubahan dengan dibukanya Icon Mall Bali.
Karenanya, Partha Adnyana mengingatkan pentingnya menjaga segmentasi dan karakteristik Sanur yang sudah ada.
“Kita harus memahami bahwa investasi harus paham crowd Sanur itu seperti apa. Mungkin mereka punya data, tapi setahu saya, perubahan ini belum banyak berefek terhadap masyarakat lokal. Jika membawa crowd yang berbeda, ini bisa mengubah peta dan berpeluang mematikan usaha-usaha lain di Sanur,” bebernya.
Dia menambahkan bahwa perubahan yang tidak terencana dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif seperti kemacetan, yang sudah mulai dirasakan sejak dibukanya mall di Sanur.
“Cara mengatur lalu lintas perlu diatur lagi. Jika tidak, kemacetan bisa menjadi dampak negatif yang sangat nyata,” tambahnya.
Menurut Gus Agung, Sanur memiliki segmentasi wisatawan yang loyal dan setia.
Perubahan yang ekstrem dapat mengubah dinamika ini, dengan risiko kehilangan wisatawan yang telah menjadi basis utama Sanur.
“Segmentasi wisatawan di Sanur adalah mereka yang ingin bernostalgia dan mencari ketenangan. Kehadiran mall dan Beach Club baru bisa menarik wisatawan muda yang hanya datang untuk fomo dan kemudian pergi. Ini perlu dipertimbangkan dengan serius,” katanya.
Baca juga: Pengelolaan Akan Diberi untuk 2 Desa Adat, Pemkot Incar Embung Sanur dan Wantilan Tahura
Partha Adnyana juga menekankan bahwa pengaturan dan manajemen yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa perubahan ini tidak berdampak negatif.
“Jika mereka pintar secara branding, mereka harus mengatur lalu lintasnya dengan baik agar tidak ada kemacetan. Penting untuk menyesuaikan dengan karakter Sanur yang sudah ada,” ujarnya.
Dalam pandangannya, pengembangan seperti Beach Club harus disesuaikan dengan suasana Sanur yang tenang dan damai.
“Mungkin bentuknya lebih kecil dan tenang, seperti lounge yang lebih high-end. Kita bisa melihat contohnya yang tetap positif dan tidak terlalu ingar-bingar, tapi masih menawarkan pengalaman yang sesuai dengan zaman sekarang,” tutupnya.
Macet di Mall Icon Bali
Jalanan macet di depan Mall Icon Bali Sanur membuat pengendara kendaraan roda dua memutar otak untuk mendapatkan jalan pintasan.
Sehingga banyak di antara mereka melintasi gang pribadi milik warga yang banyak berisikan penginapan dan villa.
Akibatnya, banyak turis menginap yang komplain sebab jalanan villa tampak ramai suara kendaraan.
Hal ini membuat Kadek Artayasa selaku penduduk asli Sanur juga pemilik penginapan di Gang 60 menutup akses jalan Gang 60 selain untuk penghuni gang.
Gang 60 ini berada tepat di depan Mall Icon Bali dan saat macet pengendara roda dua masuk ke gang tersebut untuk mencari jalan pintas.
“Ini kebetulan adalah gang keluarga, jadi kalau kerusakan jalan ini kan tidak ada kontribusi buat kita. Di sini juga ada penginapan banyak, semua ini penginapan keluarga, jadi efek depan itu sangat merugikan bagi kami. Kearifan lokal di sini juga sudah mulai hilang sangat disayangkan sekali,” jelas Kadek Artayasa, Sabtu 8 Juni 2024.
Kata Kadek, banyak sekali pemotor yang masuk ke gang ini karena macet di jalanan utama depan Mall.
Bahkan ia memasang plang pembatas tiga bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Bali yang bertuliskan ‘Dilarang Masuk di Gang Ini, Dilarang Parkir di Area Gang Ini, Ada Mobil Keluar Masuk’.
“Kalau ini (macet di Sanur) mungkin karena weekend ya, jadi Sabtu kebetulan karena ada live musik jadi buat macet. Jam 3 sore biasanya ada tanda-tanda (macet) sampai malam. Tamu pada komplain setiap hari mendengar suara motor di gangnya,” imbuhnya.
Harapan Kadek ke depannya dengan dibukanya Mall Icon Bali ini, semoga kearifan lokal Sanur tidak mulai memudar.
Terlebih banyak tamu-tamu (wisatawan) sudah mulai komplain karena Sanur dikenal dengan wisata kota tua.
Menurutnya, Mall ini bagus, namun cuma kurang tepat untuk Sanur, sebab akses jalan di Sanur kecil.
“Di sini kota tua, sebenarnya tidak cocok dekat Mall, sebenarnya yang cocok itu tempat wisata edukasi turis. Oke, boleh ada supermarket, tapi jangan segede ini, marketplace-nya saja hanya saja dilingkari oleh pasar tradisional Sanur. Macet itu kita yang terganggu, penduduk asli kita tersingkirkan, dan hampir semua tidak ada orang asli Sanur yang bekerja di dalam mall, penduduk pribumi sedikit kecewa. Kearifan lokal sebaiknya tetap dijaga agar tidak seperti Kuta Canggu,” tutupnya.
Baca juga: SANUR Bakal Punya Beach Club? Ketua BTB Sebut Selama Ini Terkenal Dengan Ketenangan!
Usaha Pemkot Atasi Kemacetan
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara melakukan audiensi dengan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Audiensi ini dalam rangka membahas business plan jangka panjang Pelabuhan Sanur Kota Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut juga dibahas upaya mengatasi kemacetan di Kota Denpasar yang salah satunya di sekitar area Pelabuhan Sanur.
Jaya Negara melaksanakan audiensi bersama Direktur Utama Perumda Bhukti Praja Sewakadharma, Nyoman Putrawan, Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan serta Perbekel Desa Sanur Kaja, I Made Sudana serta konsultan perencana Dishub Kota Denpasar, Prof. Putu Alit Suthanaya.
Kepada Budi Karya Sumadi, Jaya Negara menyampaikan bahwa business plan ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Kota Denpasar.
Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional Pelabuhan Sanur sebagai gerbang utama bagi pariwisata di Bali, khususnya Kota Denpasar.
Menurutnya, rencana tersebut pada prinsipnya mencakup pembagian lokasi pelabuhan untuk penyeberangan, pengembangan fasilitas penumpang, modernisasi terminal kargo, serta peningkatan aksesibilitas dan keamanan.
"Saya sangat optimis bahwa dengan dukungan penuh dari Kementerian Perhubungan, kami dapat mewujudkan visi ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan pengalaman wisatawan yang datang ke Bali melalui Pelabuhan Sanur," katanya, saat beraudiensi Rabu 20 Juni 2024.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, menyambut baik proposal Business Plan Jangka Panjang Pelabuhan Sanur tersebut.
Pihaknya menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan proyek-proyek strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata nasional.
Rencana lanjutan akan dibahas dalam pertemuan berikutnya untuk mengimplementasikan langkah-langkah konkrit dalam merealisasikan pengembangan Pelabuhan Sanur sesuai visi bersama antara Pemerintah Kota dan Kementerian Perhubungan RI.
Sementara, Kadis Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan menambahkan, bahwa audiensi ini dilaksanakan dalam rangka mohon arahan proses persiapan Pengalihan Personil, Peralatan, Pembiayaan dan Dokumen (P3D) Pelabuhan Sanur ke Pemerintah Kota Denpasar.
Di mana, dengan tuntasnya P3D Pelabuhan Sanur ke Kota Denpasar, penataan kawasan yang terintegrasi dapat segera dilakukan.
Hal ini termasuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan kenyamanan wisata di wilayah Sanur serta bersama mewujudkan keselamatan pelayaran di pelabuhan laut Sanur.
(*)
Penumpang Per Hari Capai 7 Ribu, Upayakan Pengelolaan Pelabuhan Sanur Segera Serahkan ke Denpasar |
![]() |
---|
Sekolah di Denpasar Komitmen Jaga Lingkungan, Gunakan Konsep Bangunan Hijau |
![]() |
---|
NEKAT! Wanita 32 Tahun Simpan Barang Terlarang di Celana Dalam, Terungkap di Bandara Ngurah Rai |
![]() |
---|
Air Asin dan Perlu Kanopi, Operasional Kampung Kuliner Serangan Denpasar Ditunda |
![]() |
---|
Air Asin dan Perlu Kanopi, Operasional Kampung Kuliner Serangan Denpasar Bali Ditunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.