Pilkada Bali 2024
Debat Paslon dalam Pilkada Bali akan Gunakan Model Paruman Bale Banjar, Tak Ada Pendukung
tak akan ada pendukung yang teriak-teriak saat pelaksanaan debat maupun menggebrak meja dan saling tuding.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - KPU Bali sudah merencanakan konsep yang akan digunakan dalam debat palson pada Pilkada 2024 ini.
Di mana model yang digunakan yakni berbasis kearifan lokal layaknya paruman di bale banjar.
Di mana semua peserta akan duduk bersila sehingga akan terlihat seperti paruman banjar.
Selain itu, dalam pelaksanaan debat juga tak ada pendukung yang hadir.
Baca juga: HERAN Putusan MA Keluar di Tengah Tahapan Pilkada,Bawaslu Bingung Implementasi Aturan Usia 30 Tahun
"Hanya tim pendukung IT saja yang hadir sehingga di sana bisa ditayangkan apa yang mau dibuat saat menjabat, anggarannya berapa dan dari mana," kata Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Lidartawan dalam temu media, Kamis 18 Juli 2024.
Sehingga dengan begitu, tak akan ada pendukung yang teriak-teriak saat pelaksanaan debat maupun menggebrak meja dan saling tuding.
"Tidak usah seperti itu, kita pakai kearifan lokal Bali. Budaya kita beda dengan barat," katanya.
Dalam debat, semua peserta juga menggunakan busana adat Bali.
Meskipun debat, namun pihaknya akan lebih mengutamakan cara-cara orang berdiskusi.
Pihaknya juga akan mengatur waktu debat di masing-masing daerah agar jadwalnya tidak bersamaan.
"Sehingga masyarakat bisa menonton semua. Misal saya dari Bangli bisa menonton debat untuk bupati Karangasem. Sehingga mereka bisa membandingkannya," katanya.
Terkait panelis saat debat juga akan dipilih dengan cermat sehingga tidak ada mantan orang dekat dari masing-masing paslon termasuk mantan tenaga ahli. (*)
Kumpulan Artikel Pilkada
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.