Berita Bali
Pariwisata Bali Hadirkan Kasino Belum Dapat Izin, Dispar Bali: Basicnya Pariwisata Budaya
Tjok Pemayun mengatakan yang jelas memang Bali ini basic pariwisatanya adalah kebudayaan.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dinas Pariwisata Bali tak dukung arena permainan judi kasino akan dihadirkan di Bali sebagai kegiatan pariwisata.
Ketika ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali pada Senin 5 Juli 2024, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan belum bisa memasukkan judi kasino untuk sebagai salah satu kegiatan berwisata di Bali.
“Bali pariwisatanya kan sudah sesuai dengan Perda adalah pariwisata budaya, terus dari usulan itu tentu di KBLI kita, memang belum memungkinkan untuk itu. Karena memang Undang-undang untuk judi kan berlaku,” kata, Tjok Pemayun.
Ketika disinggung apakah kasino ini melenceng dari pariwisata berbudaya, Tjok Pemayun mengatakan yang jelas memang Bali ini basic pariwisatanya adalah kebudayaan.
Baca juga: Pengusaha Muda Buleleng Dukung Pembangunan Kasino, Ungkap Proyeksi Kunjungan Wisata dan Ekonomi
Sehingga pariwisata yang dikembangkan di Bali adalah pariwisata budaya.
“Bukan masalah tolaknya (judi kasino), ini pariwisata budaya,” bebernya.
Sebelumnya, desas-desus pembangunan arena permainan judi kasino di Bali mendapat dukungan dari Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Buleleng.
Ketua Umum BPC Hipmi Buleleng, Putu Bayu Mandayana justru berharap agar pembangunan Kasino ini bisa dilakukan di Bali Utara, yaitu tepatnya di Singaraja, Buleleng yang selaras dengan wacana pembangunan Bandara Bali Utara.
"Seperti yang kita tahu Buleleng pernah diberi label sebagai kabupaten termiskin di Bali, di mana salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya perputaran ekonomi di dalamnya," ungkapnya saat dijumpai di Denpasar, Bali, pada Rabu 31 Juli 2024
Menurut Bayu, kemajuan sebuah daerah tidak lepas dari pergerakan ekonomi di dalamnya. Untuk meningkatkan perputaran uang yang masif, ia menilai tidak hanya bisa mengandalkan sektor lokal saja.
"Buleleng harus bisa menarik sumber-sumber uang dari luar untuk datang masuk ke sini. Untuk itu harus ada sebuah attraction point yang kuat yang mampu menarik orang-orang luar (wisatawan,-Red) datang ke Buleleng untuk spending uangnya di sini," beber dia.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.