Berita Denpasar

Klinik Anugerah Denpasar Raih Capaian Tertinggi Skrining Riwayat Kesehatan Pasien BPJS Kesehatan

Klinik Anugerah Denpasar Raih Capaian Tertinggi Skrining Riwayat Kesehatan Pasien BPJS Kesehatan

istimewa
Koordinator Klinik Anugerah Denpasar, Ni Made Ari Supartini menerima penghargaan Capaian Tertinggi Skrining pasien BPJS Kesehatan Kota Denpasar acara Monev Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) TW II Tahun FKTP Kota Denpasar, Selasa (6/8/2024) 

 

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Klinik Anugerah Denpasar berhasil mendapatkan capaian tertinggi untuk skrining riwayat kesehatan pasien BPJS Kesehatan Denpasar versi Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Capaian tersebut mendapatkan penghargaan dari BPJS Kesehatan Kota Denpasar pada acara Monev Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) TW II Tahun FKTP Kota Denpasar yang digelar Selasa (6/8/2024).

Penghargaan diterima oleh Koordinator Klinik Anugerah Denpasar Ni Made Ari Supartini.

Baca juga: Wayan Koster Kantongi Rekomendasi dari DPP PDIP, Potensi Menang 70 Persen, Ada yang Lompat Pagar?

Ditemui di Klinik Anugerah Denpasar Rabu (7/8/2024), Ni Made Ari Supartini, menjelaskan, penghargaan tersebut diperoleh setelah Klinik Anugerah mendapat capaian skrining riwayat kesehatan pasien sejak Januari hingga 3 Agustus 2024.

“Sebanyak 14.750 pasien dari target yang ditetapkan oleh BPJS sebanyak 11.878 pasien. Target tersebut sesuai dengan kapitasi Klinik Anugerah yaitu sebanyak 40.700 pasien,” ujarnya.

Baca juga: Kapal Tanker Terbakar di Perairan Candidasa Karangasem, 5 Orang Tewas, Ledakan Berkali-kali

Lebih lanjut Supartini menjelaskan, sebenarnya dari BPJS untuk Faskes, ada tiga indikator, salah satunya skrining riwayat kesehatan yang diperuntukkan peserta BPJS Kesehatan baik laki-laki dan perempuan berumur sama dengan atau 15 tahun ke atas.

Dalam skrining tersebut, BPJS Kesehatan memiliki link aplikasi dan terdapat 47 pertayaan yang harus dijawab pasien peserta. Pasien mengklik sendiri link skrining BPJS dan menjawab sendiri pertanyaan yang telah disediakan, atau pihak faskes yang mewawancarai pasien, dan memasukkan ke dalam link BPJS tersebut.

"Intinya, pertanyaan skrining BPJS Kesehatan terdapat beberapa pertanyaan yang mengarah kepada apakah pasien ada potensi terdiagnosa diabetes, hipertensi, jantung,” ujarnya.

Intinya untuk menjaring apakah ada potensi pasien mengarah ke penyakit diabetes, hipertensi, jantung, asam urat, dan kolesterol. “Lalu hasil tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu, ringan, sedang dan tinggi," jelasnya.

Jika pasien resikonya ringan, lanjut Supartini, pasien tidak perlu diskrining lanjutan dan pemeriksaan, tetapi hanya cukup diberikan edukasi tentang pola hidup.

Sementara Direktur Operasional PT. Bhaksena (yang membawahi jaringan klinik, termasuk Klinik Anugerah). dr. D. G. A. Henny Hendrani, M.M mengatakan capaian tersebut merupakan kerja keras seluruh tim Klinik Anugerah Denpasar.

Dengan skrining riwayat kesehatan pasien, kata dr Heny, dapat dipetakan mana peserta yang beresiko memiliki penyakit yang cenderung menjadi penyakit kronis yang tentunya akan menurunkan kualitas pasien.

"Dengan sekrining ini, selain kualitas hidup mereka (para pasien, red) yang bisa dimonitor, juga akan memberikan edukasi kepada pasien, bahwa ada hal-hal yang beresiko ketika mereka menjalankan pola hidup yang kurang tepat atau kurang sehat," jelas dr. Heny.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved