Gempa Megathrust
ANALISIS Gempa Megathrust di Bali 9 SR, Warga Kuta, Nusa Dua dan Lainnya Perhatikan Alat ini
ANALISIS Gempa Megathrust di Bali 9 SR, Warga Kuta, Nusa Dua dan Lainnya Perhatikan Alat ini
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Aloisius H Manggol
Meresponsnya itu adalah itu sudah buat shelter dan juga tempat penampungan sementara.
“Bahwa apakah gempa megathrust semua terjadi? Semua itu tidak tahu. Secara ilmiah garisnya ada (di Bali). Mari bersama-sama media ikut bersama sama meyakinkan wisatawan potensi gempa dan tsunami bisa terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Bali,” bebernya.
Yang terpenting Bali memiliki system peringatan dini untuk tsunami dan juga telah membangun kapasitas respons yang baik.
Sehingga dengan demikian tsunami boleh terjadi tetapi Bali cepat mendapat peringatan dini.
Sirine bunyi kemudian masyarakat sudah dilatih kita sudah simulasi berapa kali untuk merespons. Hotel-hotel dalam posisi siap Assembly Point.
“Tak usah cemas. Jangan juga persoalkan Bali potensi tsunami. Semua daerah berpotensi dimana saja bisa berpotensi karena jalurnya itu.
Yang terpenting kalau kita tahu berpotensi bangunlah early warning system bangunlah respons capacity. Itu sebabnya kita selalu teriak Bali tangguh itu ya,” tutupnya.
Gempa megatrust bukan prediksi
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono meluruskan, informasi potensi gempa megatrust yang ramai diberitakaan saat ini bukanlah prediksi ataupun peringatan dini.
Namun, sebagai pengingat akan keberadaan zona Megatrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut yang diduga oleh para ahli sebagai kekosongan zona gempa besar (seismic gap).
"Munculnya kembali potensi gempa ini bukanlah peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian," tegasnya.
Selain itu menurutnya, peristiwa gempa berkekuatan M7,1 di Jepang pada Kamis (8/8/2024) lalu menjadi momen yang tepat untuk mengingat potensi gempa Megatrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Gempa yang menyerang Jepang diketahui berpusat di Tunjaman Nankai. Menurut catatan sejarah, gempa besar di zona tersebut terakhir terjadi pada 1946, sedangkan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797.
Oleh karena selisih waktunya yang lama, Daryono mengatakan, Indonesia dapat mulai mempersiapkan upaya mitigasi sejak dini.
"Kedua seismic gap kita periodisitasnya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan Nankai, sehingga mestinya kita jauh lebih serius dalam meniyiapkan upaya mitigasi," pungkasnya.
Namun, untuk saat ini BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa sembari memantau informasi gempa bumi dan tsunami yang dikeluarkan BMKG.
Prediksi BMKG Tentang Gempa Megathrust, Bali Tourism Board Imbau BPBD Tingkatkan Upaya Mitigasi |
![]() |
---|
23 Desa Pesisir Jembrana Berpotensi Tsunami, Sosialisasi terkait Ancaman Gempa Megathrust di Bali |
![]() |
---|
BMKG Wilayah III Tegaskan Potensi Ancaman Gempa Megathrust, Tapi Warga Tidak Perlu Panik Berlebihan! |
![]() |
---|
ISU Gempa Megathrust, Pemprov: Semua Daerah Potensi Tsunami, Dikhawatirkan Wisatawan Takut ke Bali |
![]() |
---|
ANCAMAN Gempa Megathrust 9 SR Hantui Bali, Simak Bangunan Tenggelam ke Dalam Tanah dan Tsunami |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.