Berita Bali
Pada Bali International Airshow, Akan Ada Sesi Diskusi Tentang Industri Penerbangan Dan Pertahanan
Bali International Airshow 2024 akan menunjukkan pengaruh Indonesia yang semakin besar di sektor kedirgantaraan dan pertahanan global.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Pada sesi ini, forum akan membahas peran penting SAF dalam dekarbonisasi industri penerbangan.
Dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) yang menargetkan penerbangan net zero-emission pada tahun 2050, penggunaan SAF diproyeksikan dapat mengurangi emisi CO2 dari penerbangan hingga 65 persen (atau 14 gigaton) pada tahun 2050.
Namun, perihal rantai pasok SAF ini masih menjadi tantangan yang signifikan kendati permintaannya yang terus meningkat.
-Sesi kedua: (18 September 2024 - 15:30-16:45 WITA)
Topik: Guardians of the Sky: Exploring Indonesia's Advancements in Air Defense Industry adalah topik bahasan dari sesi dialog kedua yang akan menggarisbawahi upaya Indonesia untuk memodernisasi kapabilitas pertahanan udaranya.
Diskusi ini akan membahas pengadaan pesawat canggih, pengembangan Sistem Pertahanan Udara Kepulauan Indonesia (IAADS), dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mempertahankan daya saingnya di industri pertahanan global.
-Sesi ketiga: (19 September 2024 - 10:00-11:15 WITA)
Topik: Soaring High: Indonesia’s Ascend to Becoming a Global Leading Aviation Market akan membahas lajur pertumbuhan sektor penerbangan Indonesia.
Dengan target menjadi pasar industri perjalanan udara terbesar keempat di dunia pada tahun 2037, sesi ini akan mengeksplorasi bagaimana letak kondisi geografi Indonesia yang memerlukan fasilitas penerbangan udara, serta bagaimana kesiapan industri ini untuk pulih dan berkembang pasca pandemi.
-Sesi keempat: (19 September 2024 - 14:00-15:15 WITA)
Topik: Fueling the Future: Harnessing Indonesia’s Natural Resource Endowment for Global SAF Feedstock, akan mengeksplorasi potensi Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi bahan baku SAF.
Dengan statusnya sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menghasilkan 36,8 miliar liter SAF.
Sesi ini akan membahas tantangan persepsi global seputar produksi minyak kelapa sawit dan mendiskusikan strategi untuk meningkatkan penerimaannya sebagai bahan baku yang berkelanjutan.(*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.