Budaya

Pemutaran Film & Pameran Arsip Maestro I Made Sija, Dalang Ruwat & Wayang Arja 

Tidak hanya memamerkan karya cipta beliau berupa karakter wayang khususnya Wayang Arja, juga berbagai jenis topeng, alat musik, dan benda-benda seni.

ISTIMEWA
Sanggar paripurna menyelenggarakan acara 'A Tribute to Maestro I Made Sija' dengan agenda pemutaran film dan pameran arsip yang berlangsung pada Senin, (9/9/2024) di Sanggar Paripurna, Banjar Dana, Desa Bona Kelod, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. 

Anugerah Lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup (2006).

Penghargaan Seni Tradisi (Maestro) dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI (2007).

Penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia (2011).

Ketertarikan pada seni pedalangan berawal dari kesenangannya, menonton pertunjukan wayang semasih kecil. I Made Sija adalah maestro tidak hanya fasih dengan satu keahlian.

Untuk mendukung kegiatan berkesenian, Sija belajar hampir seluruh jenis kesenian seperti, topeng, arja, calonarang, gender wayang, gamelan, menatah wayang, pemahat topeng.

Membuat berbagai jenis perangkat upakara di Bali seperti gayah, palagembal, bade, dan lembu upacara ngaben. Wayang Arja diciptakan oleh Sija tahun 1975, atas keprihatinannya terhadap seni pertunjukan arja yang sudah mulai jarang dibawakan karena maraknya pementasan drama gong yang populer.

Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji (Malat). Sang Maestro berpulang pada tanggal 3 Juni 2024. 

Lewat ingatan anak-anak, cucu, murid, dan orang-orang terdekatnya, kegiatan ini berupaya menghadirkan ingatan dan kenangan untuk merayakan cinta, nilai, dan memori kebersamaan dengan sang Maestro.

Acara pemutaran film dan pameran arsip dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk tokoh budaya, seniman, dan masyarakat umum yang ingin lebih memahami seni dan budaya Bali.(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved