Berita Klungkung

Budidaya Rumput Laut Kembali Digandrungi Usai Pandemi, Sebulan Panen 600-800 Kilogram di Bali

pada tahun 2019, para petani rumput laut kembali mencoba peruntungan budidaya rumput laut di Bali

tribun bali/ni luh putu wahyuni sari
Petani Rumput Laut, Pande Nyoman Rajin saat mengikatkan bibit rumput laut untuk ditanam - Budidaya Rumput Laut Kembali Digandrungi Usai Pandemi, Sebulan Panen 600-800 Kilogram di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Di siang yang terik itu, terlihat petani rumput laut Pande Nyoman Rajin bersama istrinya sedang mengikatkan bibit rumput laut untuk siap diletakan di air laut. 

Pande Nyoman Rajin merupakan salah satu petani budidaya rumput laut di Nusa Lembongan, Klungkung, Bali

Menjadi petani rumput laut ini sudah ia geluti sejak tahun 1984 silam. 

“Jika dibandingkan daripada menjadi petani di darat lebih baik saya menjadi petani rumput laut. Sebab kalau menjadi petani rumput laut saya tidak rugi, kalau di darat banyak virus (ditanaman padi),” jelas Pande, saat ditemui pada Jumat 13 September 2024. 

Baca juga: Puluhan Petani Desa Takmung Klungkung Ikuti Gerakan Tani Pro Organik!

Sebelumnya Kampung Budidaya Rumput Laut ini, dijelaskan Pande, pernah vakum selama 6 tahun, sebab ketika dibudidayakan rumput laut tidak pernah tumbuh. 

Akibatnya banyak petani rumput laut yang sempat beralih mengambil pekerjaan di sektor pariwisata. 

Namun pada tahun 2019, para petani rumput laut kembali mencoba peruntungan budidaya rumput laut dan saat Pandemi Covid-19, budidaya rumput laut di Nusa Lembongan kembali digeluti oleh para petani 

“Jenis rumput lautnya Eucheuma Cottoniistrain Saccul dan Eucheuma Spinosum. Rumput laut ini bisa dikonsumsi biasanya untuk bahan baku permen, dimasak seperti sayuran, campuran es campur hingga untuk membuat sabun mandi,” imbuhnya. 

Ia juga menambahkan, di umurnya yang telah senja ini menjadi petani rumput laut merupakan pekerjaan yang menjanjikan sebab tak ada pekerjaan lain lagi yang bisa diambil. 

Masa panen rumput laut usai diletakan di air laut sekitar 30 hari. 

Dalam sebulan ia bisa panen 600-800 kilogram rumput laut dengan omset Rp 8 juta. 

Biasanya usai panen ia langsung menyerahkan rumput lautnya pada pengepul. 

Rumput laut yang ia tanam pun memiliki kualitas yang sudah sesuai standar untuk dijadikan makan maupun bahan kosmetik. 

“Rumput laut tahun ini banyak kena penyakit seperti bodinya putih, busuk batang, pertumbuhan lambat jadi saat terkena hantaman gelombang putus dia. Saya perlu binaan apakah penyebabnya itu,” imbuhnya. 

Kampung Budidaya Rumput Laut di Nusa Lembongan ini juga kerap didatangi wisatawan untuk belajar berbagi ilmu menanam rumput laut

“Kebanyakan tiap hari turis yang datang kesini, mereka bertanya gimana caranya menanam rumput laut, biasanya mereka ingin tahu. Kebanyakan turis dari Australia, India, dan Thailand,” paparnya.

Dalam sehari lebih, kata Pande, terdapat 10 orang wisatawan yang datang. 

Untuk bibit rumput laut dulu ia dapatkan dari NTT, Sulawesi, Kalimantan Lombok, dan Pulau Seribu. 

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved