Penemuan Jenazah di Denpasar
Putra Gung Balang Buka Suara di Denpasar, Ungkap Ayahnya Ingin Sehidup Semati, Tak Menaruh Curiga
Putra Gung Balang Buka Suara Ungkap Betapa Dalam Cinta Ayah Kepada Ibunya, Ingin Sehidup Semati, Posisi Tewas Berpelukan, Sempat Makan Malam Bersama
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - S (19), anak korban tewas pasutri di dalam kamar rumah di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Pugutan buka suara mengenai kematian mengejutkan yang dialami kedua orang tuanya.
Sang putra mengungkapkan bahwa tidak ada perselisihan yang terjadi antara ayah dan ibunya sebelum ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar karena luka tusukan, pada Senin 23 September 2024 malam.
Sehingga sang anak tidak mencurigai apapun yang akan terjadi pada Minggu 22 September 2024 malam, sebelum kejadian itu setelah masuk ke dalam kamar sekitar pukul 19.00 WITA.
"Ceritanya pada Minggu malam Ajik sama Ibu sudah mengunci kamar, jam 7 malam, memang biasa family time berdua, memang kalau masuk kamar dikunci," ujar S saat dijumpai awak media pasca kejadian itu.
Baca juga: BELUM PASTI Ulah Pati, Misteri Penyebab Kematian Anggota Ormas Gung Balang dan Istri di Denpasar
Keesokan harinya, pagi sebelum ditemukan tewas malam harinya, S sempat mengetuk pintu kamar orang tuanya, namun belum ada respons, disangka masih tidur atau istirahat.
Kemudian ia baru menaruh curiga saat dirinya kembali dari aktivitas petang harinya, rumahnya dalam kondisi gelap, biasanya lampu dinyalakan.
"Karena besoknya paginya itu ibu tidak bangun saya agak gedor, jam 11 siang tapi tidak ada respons, saya kira istirahat, saya lanjut aktivitas seperti biasa, jam 6 atau 7 sore itu saya pulang, mulai curiga karena suasana gelap lampu tidak dihidupkan di dalam kamar," bebernya.
S lantas memanggil keluarga besar kemudian menyongkel pintu dengan linggis sekitar jam 9 malam, lalu ditemukanlah kedua orangtuanya sudah tidak bernyawa di dalam kamar itu dalam posisi berpelukan.
S mengungkapkan ada sebilah pisau di ujung kasur saat penemuan jenazah keduanya.
"Waktu ditemukan, posisi ajik sudah di bawah, sudah (bersimbah darah,-Red), ibunya juga, dalam posisi berpelukan dua-duanya di bawah," bebernya.
"Ada (pisau,-Red), agak jauh di ujung kasur," imbuhnya.
Terkejut melihat kejadian itu, S langsung koordinasi dengan Kelian setempat untuk memproses peristiwa tersebut ke pihak berwenang.
S mengungkapkan bahwa, mereka sempat makam malam bersama saat malam minggu dengan memasak ayam untuk santap bersama, sehingga dengan keharmonisan itu ia tak menaruh dugaan adanya perselisihan orang tuanya.
"Tidak ada perkelahian, sebelumnya baik-baik saja, sempat makan bareng di malam minggu, kebetulan ada acara kecil-kecilan masak ayam makan bersama," ungkapnya.
Bahkan S juga menuturkan sang ayah memilliki cinta yang begitu dalam dengan sang istri AASA (37) atau ibu S tersebut, sang ayah ingin sehidup semati dengan sang istri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.