Berita Bali
Peringatan 22 Tahun Tragedi Bom Bali, Kadispar Badung: Doa Perdamaian Bukan Memperingati Kejadian
Kegiatan Peringatan Tragedi Bom Bali ke-22 hari ini berlangsung secara khidmat dan diikuti ratusan tamu maupun masyarakat sekitar.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kegiatan Peringatan Tragedi Bom Bali ke-22 hari ini berlangsung secara khidmat dan diikuti ratusan tamu maupun masyarakat sekitar.
Tahun kegiatan ini mengambil tema “Light Up from Bali to The World” dan keseluruhan acara digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.
Kegiatan diawali dengan penampilan tarian perdamaian dari Sanggar Kumara Kuta dilanjutkan dengan sejumlah sambutan-sambutan dan nyanyian perdamaian yang dibawakan oleh Voice of Paradise.
Doa perdamaian, peletakan karangan bunga, lilin, tabur bunga dan pelepasan burung merpati menjadi puncak daripada acara peringatan tragedi Bom Bali ini.
Untuk doa bersama perdamaian dipimpin oleh lima pemuka agama dari FKUB Badung dan diikuti seluruh tamu serta masyarakat yang hadir.
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi, Imam Margono mewakili Kepala BNPT mengapresiasi rutinnya kegiatan ini digelar setiap tahun di tanggal 12 Oktober.
“Peringatan tahun ini mengambil tema Light Up from Bali to The World, kami mengapresiasi tema yang diusung dalam peringatan kegiatan ini karena tema ini merefleksikan kekuatan transformatif yang berasal dari penyintas dalam membangun perdamaian internasional. Dan berkontribusi dalam kepada ketahanan masyarakat dan memberi pesan perdamaian,” ujar Brigjen Margono.
Baca juga: Renovasi Monumen Ground Zero Belum Selesai, Lima Hari Jelang Peringatan Bom Bali 2024
Ia menambahkan sebagai salah satu contoh dalam mendukung peran korban sebagai agen perdamaian, BNPT mengusung program duta pendamping korban tindak pidana terorisme.
Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan motivasi sesama korban terorisme lainnya untuk bangkit, berdaya dan melanjutkan kehidupan yang lebih baik paska terjadinya peristiwa tersebut.
“Semoga rekan-rekan penyintas dan keluarga dalam dapat terus berjuang jangan dapat memaafkan dan melangkah menuju ke depan yang lebih baik,” ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Nyoman Rudiarta, menambahkan tema ini diambil dengan harapan Bali yang notabenenya seribu pura bisa membawa perdamaian tidak hanya kita di Indonesia tetapi juga untuk wisatawan mancanegara.
Dan kita berharap mulai dari sini terjadi kerukunan dan toleransi umat beragama di Indonesia yang patut dijadikan sebuah contoh untuk dunia.
Ia menyampaikan dan perlu digarisbawahi kegiatan ini adalah doa bersama untuk perdamaian bukan memperingati Bom Bali.
“Ini adalah doa perdamaian ya bukan memperingati bom bali itu yang patut kita garis bawahi. Kita juga mengenang kejadian yang terjadi 22 tahun lalu disini, serta kita harus mengantisipasi jangan sampai kejadian ini terulang, kita jaga jangan lengah. Dengan doa bersama kita berharap ada kerja sama baik masyarakat dan wisatawan mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan yang ada di Bali,” papar Rudiarta.
Sementara itu Koordinator Yayasan Isana Dewata, Theolina Marpaung, menyampaikan konsep acara peringatan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu karena waktu persiapannya terlalu singkat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.