Berita Jembrana

Anjing Serang 2 Bocah di Jembrana, Anjing Ditemukan Mati, Petugas Lakukan Vaksinasi Emergency Rabies

sampel anjing tersebut diambil untuk dikirim dan diuji di Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) di Denpasar. 

istimewa
Dinas Pertanian dan Pangan serta petugas Medikvet mengunjungi dua korban gigitan anjing di Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin 21 Oktober 2024 - Anjing Serang 2 Bocah di Jembrana, Anjing Ditemukan Mati, Petugas Lakukan Vaksinasi Emergency Rabies 

"Anak saya duluan diserang anjing tersebut. Ketika hendak mengajak anaknya ke Puskesmas, kemudian neneknya diserang oleh anjing yang sama," kata ayah korban I Putu Agus Suryana (33) saat dikonfirmasi, Senin 21 Oktober 2024.

Setelah kejadian itu, kata dia, anjing tersebut kabur dan sempat diburu oleh warga setempat. 

Namun, HPR tersebut justru kabur ke arah Selatan. 

Sementara dua keluarganya tersebut langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat untuk memperoleh Vaksin Anti Rabies (VAR) dan obat lainnya.

"Informasinya menggigit lagi ke wilayah lain. Karena ciri-ciri anjingnya tersebut sama," ungkapnya. 

Putu Agus berharap hasil uji laboratorium sampel otak anjing yang menyerang anaknya negatif. 

Namun, jika semisalnya positif tentunya bakal mengikuti instruksi dari fasilitas kesehatan.

"Saya harap hasilnya (uji lab) negatif," harapnya. 

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya menyatakan, sejak dilaporkan warga Tim Medikvet Jembrana langsung bergerak untuk menelusuri dan melakukan penanganan kasus. 

Respon yang dilakukan adalah dengan mengunjungi korban serta melakukan vaksinasi emergency di sekitar Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad. 

"Di wilayah ini ada dua orang yang jadi korban. Mereka diserang anjing dan sudah ditangani di faskes terdekat. Sementara sampel anjing yang menyerang akan dilakukan uji lab di BBVet di Denpasar," kata Sumber Wijaya. 

Dia menekankan, ia berharap petugas Medikvet dibantu dengan tim siaga rabies (Tisira) tingkat desa serta seluruh masyarakat yang memelihara HPR agar tetap aware atau peduli dengan peliharaannya.

"Kami harap agar tidak sekedar dipelihara saja. Tapi mari bersama-sama menjaga atau mengantisipasi dampak dari HPR kita seperti misalnya kasus gigitan. Alangkah baiknya peliharaan tersebut dijaga, dirawat dan dikandangkan," tegasnya. 

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved