Pilkada Bali 2024

De Gadjah Salah Data, Giri Prasta: Kalau 53 Juta Wisatawan, PAD Badung Bisa Rp 30 Triliun Lebih

De Gadjah Salah Data, Giri Prasta: Kalau 53 Juta Wisatawan, PAD Badung Bisa Rp 30 Triliun Lebih

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra
Made Muliawan Arya alias De Gadjah beberapa waktu lalu. Terbaru, sebut penanganan kasus pengeroyokan yang menimpa relawannya diserahkan ke aparat kepolisian 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- KPU menggelar debat kandidat perdana Pilgub Bali di Sanur 30 Oktober 2024. 

Debat perdana ini diikuti oleh dua pasangan calon (Paslon) yakni Paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Paslon nomor urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri). 

Tema debat kandidat ini yaitu 'Memformat Pariwisata Bali Berkelanjutan'. 

Baca juga: Divonis 2 Tahun Penjara, Petani Karangasem Berharap Ada Hakim Di Mahkamah Agung yang Berhati Nurani

Tema ini dinilai sangat penting bagi Bali sebagai destinasi wisata dunia.

Sebagaimana debat kandidat pada umumnya, dalam rangkaian Pilgub Bali ini pun ada sesi tanya jawab antara para paslon.

Dalam sesi tanya jawab inilah, Giri Prasta mempersoalkan data yang pernah dijelaskan oleh Made Muliawan Arya atau De Gadjah.

Baca juga: Balita 4 Tahun Dianiaya Ayah Tiri dan Ibu Kandung di Sempidi Badung Hingga Kaki Patah

Data tersebut dijelaskan De Gadjah dalam acara Hearing yang digelar Bali Tourism Board di Jimbaran, Jumat 25 Oktober 2024.

Peristiwa kesalahan data yang dipresentasikan oleh De Gadjah ini kembali ditanya dalam debat perdana Pilgub Bali yang digelar pada Rabu malam 30 Oktober 2024 di Sanur Bali

Saat sesi tanya jawab, Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 Nyoman Giri Prasta mencecar De Gadjah dengan pertanyaan terkait dengan data kunjungan wisatawan.

Apalagi saat itu De Gadjah menyampaikan data itu di hadapan para pengusaha dan asosiasi pariwisata di Bali

Giri Prasta mempersoalkan data yang disampaikan oleh De Gadjah bahwa ada 53 juta orang wisatawan yang datang ke Bali

"Kalau benar ada 53 juta orang wisatawan yang datang ke Bali maka PAD Badung bisa melebihi dari Rp 30 triliun. Ini kalau berbicara tidak menggunakan data," ujar Giri. 

Mendapatkan pertanyaan tersebut, De Gadjah mengakui jika data yang dibeberkan saat pertemuan dengan elemen pariwisata Bali itu salah. 

De Gadjah juga secara jujur mengakui bahwa penyampaian materi yang salah tersebut sempat menjadi viral di media sosial dan menjadi meme dari para netizen. 

De Gadjah meminta maaf atas insiden tersebut sebab telah membuat rakyat Bali bingung dengan data yang ada. 

"Saya sudah menyampaikan bahwa saya akui saya salah data. Kami salah menyebutkan angka data kunjungan ke Bali," ujar De Gadjah.

Ia juga menyampaikan jika kesalahan data tersebut bukanlah hal yang substansial sebab Bali butuh kualitas pariwisata dan bukan kuantitas. 

Quality tourism itu lebih penting agar Bali tidak dipenuhi oleh wisatawan yang tidak berkualitas. 

Mendapat penjelasan De Gadjah, Giri Prasta pun menjelaskan data yang sesungguhnya. 

Menurut Giri Prasta, data yang sesungguhnya adalah Indonesia menargetkan 14 juta wisatawan

Dari data tersebut, Bali ditargetkan sebesar 53 persen sebagai penyumbang wisatawan di Indonesia. 

Artinya, Bali harus menarik wisatawan lebih dari 7 juta lebih wisatawan untuk memenuhi target kunjungan nasional. 

Saat ini baru tercapai sebesar 6,8 juta orang wisatawan yang datang ke Bali.

Strategi Paslon Pilgub Bali Hadapi Pergeseran Karakter Budaya Masyarakat Bali

Pergeseran karakter masyarakat Bali akibat pengaruh modernisasi menjadi perhatian utama kedua pasangan calon dalam Pilgub Bali 2024. 


Pada debat yang digelar di Prime Plaza Hotel Sanur, Paslon Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) mengemukakan strategi mereka untuk menjaga dan memperkuat budaya Bali agar tetap lestari di tengah perubahan zaman.


Made Muliawan Arya, calon gubernur dari Paslon 01 (Mulia-PAS), memperkenalkan program andalan mereka, "Bali Metaksu," sebagai solusi untuk menjaga karakter dan nilai-nilai budaya Bali


Melalui program ini, Mulia-PAS berencana memberikan subsidi dan bantuan anggaran khusus untuk pendidikan kesenian, termasuk pelatihan untuk seni tradisional seperti topeng, wayang, barong, dan tari upacara lainnya.


"Kami ingin memberikan ruang dan dukungan finansial bagi seniman-seniman yang mengabdikan diri dalam kesenian tradisional. Dengan bantuan ini, mereka dapat terus melestarikan seni budaya Bali, khususnya dalam upacara adat," jelas Made Muliawan Arya atau De Gadjah.


Selain itu, Mulia-PAS juga berkomitmen untuk meningkatkan pementasan seni secara rutin melalui fasilitas yang memadai. 


Hal ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman muda berbakat untuk unjuk gigi dan mengembangkan kemampuan mereka. Menurut Muliawan, hal tersebut juga bisa menarik minat generasi muda terhadap seni tradisional Bali.


Di bidang pendidikan, Paslon Mulia-PAS akan memasukkan pelajaran budaya Bali sebagai mata pelajaran wajib di sekolah, mulai dari SD hingga SMP. 


"Kita harus mengenalkan budaya Bali sejak dini, dari bahasa hingga tari-tarian. Pendidikan karakter ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua dan masyarakat," ujar Muliawan.


Sebagai bagian dari program tersebut, Paslon Mulia-PAS juga berkomitmen untuk memperhatikan kesejahteraan tokoh-tokoh adat, seperti sulinggih, pemangku, pecalang, serta Sekaa Teruna Teruni (STT), dengan memberikan bantuan khusus yang dapat mendukung peran mereka dalam menjaga tradisi Bali.


Sementara itu, Wayan Koster, calon gubernur dari Paslon 02, kemudian bertanya kepada De Gadjah.


"Apa basis mengembangkan karakter dan jati diri sesuai budaya Bali?" 


De Gadjah melanjutkan, ia menganggap bahwa pengembangan karakter dan jati diri Bali harus berlandaskan pada nilai-nilai adat dan budaya yang kuat.


"Pengembangan karakter masyarakat Bali harus dimulai dari pendidikan usia dini, didukung oleh lingkungan, serta peran aktif orang tua dan masyarakat sekitar," kata katanya.


Menurutnya, pendidikan yang berorientasi pada budaya Bali perlu ditanamkan sejak usia dini, agar anak-anak Bali tumbuh dengan pemahaman dan kecintaan terhadap warisan leluhur mereka. 


Ia juga menekankan pentingnya menyediakan ruang dan fasilitas bagi generasi muda untuk berkreasi dan tampil, sehingga mereka lebih menghargai dan merasa bangga akan budaya Bali. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved