Pilkada Bali 2024

Alasan Penting Koster-Giri Selalu Utamakan Pentas Seni dan Budaya pada Kampanye Pilgub Bali

Paslon Gubernur Bali Nomor 2 Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) selalu melibatkan pentas seni dan budaya dalam setiap agenda kampanye.

|
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Kartika Viktriani
istimewa
Paslon Gubernur Bali Nomor 2 Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) saat kampanye di Badung Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Paslon Gubernur Bali Nomor 2 Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) selalu melibatkan pentas seni dan budaya dalam setiap agenda kampanye.

Sejak pembukaan kampanye pemilihan Gubernur Bali 2024 (Pilgub Bali) 25 September 2024 hingga detik ini, pentas seni budaya dan tradisi Bali kerap mewarnai pembukaan setiap kampanye Koster-Giri.

Begitu juga saat pendaftaran paslon Koster-Giri, kirab budaya dan seni mengiringi langkah ke KPUD Bali.

Terbaru, kampanye Koster-Giri dan Adicipta di Abiansemal Badung, Minggu 3 November 2024, pentas seni budaya menghiasi kegiatan.

Mulai dari senam kreasi ribuan seniman Adicipta, penampilan gamelan Bali, tarian Bali,  pencak silat tradisional Bali, dan kegiatan budaya lainnya.

Koster-Giri akan berhenti sejenak menikmati alunan musik gamelan yang dimainkan Sekka Teruna Teruni (STT).

Koster kerap memberikan pujian kepada penabuh. Menurut pria asal Sembiran ini, penabuh inilah yang akan melestarikan dan meregenerasi budaya Bali.

 

Koster-Giri juga terlibat megambel bersama penabuh di beberapa lokasi kampanye. Ini menjadi bukti sosok pemimpin serius menjaga Bali.

Karena pariwisata Bali akan abadi jika seni budaya, tradisi, agama dan kearifan lokal Bali dilestarikan.

Hal ini telah dilakukan rutin sejak Koster menjadi Gubernur Bali 2018-2023 dan Giri Prasta memimpin Badung dua periode.

Semua ini dilakukan demi melestarikan seni budaya, tradisi, adat istiadat, dan kearifan lokal Bali.

Baca juga: Ini Respon Wayan Koster Soal Kedatangan Prabowo ke Bali: Beliau Presiden, Negarawan Bijaksana

Apalagi, semua krama Bali tahu bahwa selama periode pertama memimpin Bali, Koster telah memperjuangkan UU, Perda, dan Pergub yang melindungi dan memajukan budaya Bali.

Pola pembangunan Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang digagas Koster benar-benar dijalankan.

Seperti kebijakan Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018, Hari Penggunaan Busana Adat Bali melalui Pergub Bali Nomor 79/2018, Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/kain Tenun Tradisional Bali melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04/2021, Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020, serta UU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali yang memberikan penguatan terhadap pemajuan kebudayaan, Desa Adat, dan Subak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved