Erupsi Gunung Lewotobi
Detik-Detik Mencekam Saat Erupsi Gunung Lewotobi, Terdengar Dentuman Kuat, Ada Sinar Api Menyala
Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Elsa Puka menceritakan, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang diikuti suara dentuman kuat.
TRIBUN-BALI.COM - Pada dini hari Senin, 4 November, suasana di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berubah mencekam.
Letusan eksplosif yang tiba-tiba menggelegar mengejutkan warga, diikuti suara dentuman kuat dan sinar api yang menyala di puncak gunung.
Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores, NTT, Elsa Puka menceritakan, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang diikuti dengan suara dentuman kuat.
Dentuman itu seperti ledakan yang membuat kaca-kaca di rumah warga pecah.
"Panik, awalnya kami kira gempa ternyata gunung meletus," kata dia.
Begitu letusan terjadi, gunung mulai memuntahkan batu dan kerikil yang beterbangan dan hujan pasir panas menyelimuti kawasan sekitar.
Aroma belerang yang kuat terasa di udara, menandai semakin berbahayanya situasi.
Menurut Elsa, hampir setiap hari Gunung Lewotobi mengalami erupsi yang disertai dengan hujan abu.
Warga segera berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman.
Baca juga: Rumah Dua KK Warga Bali Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Satu Diantaranya Dalam Kondisi Stroke
Hingga Senin pukul 00.40 Wita, beberapa warga mulai mengevakuasi diri secara mandiri ke Desa Boru, Pululera, bahkan mulai pergi ke perbatasan Flores Timur-Sikka di arah barat Gunung Lewotobi Laki-laki.
Sebagian di antara mereka menuju desa-desa terdekat seperti Boru dan Pululera, bahkan sampai ke perbatasan Flores Timur-Sikka di arah barat Gunung Lewotobi.
Gunung Lewotobi mengalami rentetan tiga letusan besar dalam waktu berdekatan, yang terjadi sejak Minggu hingga Senin dini hari.
Erupsi ini menewaskan 10 orang dan melukai ribuan warga yang kemudian harus diungsikan ke tempat pengungsian yang disiapkan pemerintah.
Para korban selamat, termasuk dua keluarga Bali yang tinggal dekat gunung, segera dievakuasi.
Satu anggota keluarga dari dua KK Bali tersebut dalam kondisi stroke, sehingga evakuasi penuh tantangan.
"Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki merusak fasilitas umum, kendaraan milik warga, dan infrastruktur publik, seperti beberapa ruas jalan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Sementara itu, di Bali, abu vulkanik dari letusan ini mempengaruhi operasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Setidaknya enam penerbangan tertunda atau dialihkan.
“Hingga sore setidaknya ada tiga penerbangan keberangkatan dan tiga kedatangan yang seluruhnya tujuan dan menuju ke Labuan Bajo, tidak dapat mengudara,” ujar PGS. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ibnu Solikin.
“Kami senantiasa memperbarui perkembangan situasi ini dengan berkoordinasi bersama pihak terkait dan berharap kondisi dapat segera normal kembali,” kata Ibnu.
Maskapai menawarkan opsi refund dan reschedule bagi penumpang yang terdampak hingga kondisi normal.
Badan Vulkanologi mencatat bahwa aktivitas Gunung Lewotobi mulai meningkat sejak 23 Oktober.
Pada 1 November, erupsi strombolian meletuskan material hingga 2.000 meter ke udara.
PVMBG memperluas zona berbahaya hingga radius 5 kilometer.
Seiring intensitas letusan yang tinggi, pemerintah Kabupaten Flores Timur kini memberlakukan status tanggap darurat hingga 31 Desember 2024.
Kondisi ini meninggalkan warga dalam kewaspadaan tinggi, mengingat letusan besar ini terus berulang hampir setiap hari, memaksa mereka untuk siaga menghadapi detik-detik letusan yang bisa kembali terjadi sewaktu-waktu.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.