UMKM Bali
Kue Bolong Sari Inten: Jajanan Donat Tradisional Bali yang Tetap Eksis Sejak 1999
Wanita hebat di balik kesuksesan Kue Bolong Sari Inten adalah Ni Nyoman Susantini, yang kini berusia 44 tahun.
Penulis: I Made Wira Adnyana Prasetya | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – UMKM Kue Bolong Sari Inten merupakan usaha lokal yang bergerak di bidang kuliner tradisional Bali, khususnya dalam pembuatan jaje bolong atau kue bolong.
Terletak di Jl. Raya Negara No.11, Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, UMKM ini beroperasi setiap hari, mulai dari pukul 09.00 WITA hingga 17.00 WITA.
Berkat keunikan dan cita rasa khasnya, Kue Bolong Sari Inten berhasil menarik perhatian para pecinta kuliner tradisional Bali maupun wisatawan yang ingin mencicipi kelezatan jajanan lokal.
Kue bolong, yang menjadi salah satu andalan UMKM di Desa Sading ini, adalah jajanan tradisional yang umumnya berbentuk segitiga atau bulat dengan lubang di tengahnya, serta ditaburi wijen di bagian atasnya.
Baca juga: Paslon ABDI Siapkan Denpasar Digital Center dan Marketplace untuk Digitalisasi UMKM
Sekilas, bentuknya mengingatkan kita pada donat, namun dengan sentuhan rasa dan tekstur khas Bali.
Tidak hanya menjadi jajanan lezat, kue bolong ini juga memiliki nilai spiritual, sering kali digunakan sebagai bahan banten dalam upacara keagamaan umat Hindu di Bali.
Selain itu, semakin banyak orang yang menikmati kue bolong sebagai teman ngopi, karena sensasi rasanya yang crunchy di luar, namun tetap lembut di dalam.
Wanita hebat di balik kesuksesan Kue Bolong Sari Inten adalah Ni Nyoman Susantini, yang kini berusia 44 tahun.
Ia dengan bangga menceritakan perjalanan usaha ini, “Kue Bolong Sari Inten ini sudah berdiri sejak tahun 1999 oleh mertua saya, jadi saya generasi keduanya,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Warisan usaha ini diteruskan dengan tekad untuk tetap menjaga kualitas dan cita rasa yang telah diwariskan turun-temurun.
Proses pembuatan kue bolong sendiri membutuhkan keahlian dan kesabaran.
“Kue bolong sendiri berasal dari olahan beras, beras hitam atau ketan, tapi kalau saya makenya beras dan beras hitam saja. Pertama-tama itu kita rendam berasnya selama 1 hari, setelah itu kita selip jadikan tepung, barulah nanti dicampur dengan bahan-bahan lainnya sehingga jadi adonan. Nah, adonan inilah yang nanti diberi wijen, dibentuk, dan dibuat lubang di tengahnya sebelum akhirnya digoreng,” jelas Ni Nyoman Susantini.
Setiap harinya, Ni Nyoman Susantini mampu memproduksi hingga 15-20 kg kue bolong, bergantung pada jumlah pesanan dan momen hari raya.
Ketika hari raya seperti Galungan dan Kuningan tiba, permintaan kue bolong bisa melonjak drastis, sehingga usaha ini kerap kebanjiran pesanan.
Satu bungkus kue bolong berisi 6 buah dihargai sebesar Rp 6.000, namun Kue Bolong Sari Inten juga menerima custom order sesuai dengan kebutuhan pelanggan, menjadikannya pilihan fleksibel bagi konsumen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.