Masalah Sampah di Bali

SAMPAH Jadi Masalah di Bali, Pemprov Pindahkan TPA Suwung ke Gianyar, Ini Solusi Tawaran PHRI

Semua desa di Gianyar diharapkan sudah memiliki TPS3R. Namun rencana ini ambyar. Pemprov Bali justru akan memindahkan TPA Suwung ke Gianyar.

Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra
Gambaran TPA Suwung, masalah sampah menjadi momok Bali saat ini. 

Pergub pemilahan sampah, kata Teja, sudah berjalan tapi belum maksimal sehingga perlu didorong dan dioptimalkan kembali. Di sisi lain, ia bilang hotel berbintang yang sudah masuk tingkatan tertentu sudah melakukan pemilahan sampah.

“Tapi hotel-hotel yang belum masuk tingkatan proper ini terus didorong terus sehingga sumbernya mereka sejak awal sudah dilakukan pemilahan. Supaya lebih banyak sektor lain yang membantu ya dengan kebijakan itu, walaupun di Bali sudah banyak hotel yang melakukan itu. Fokus kita hotel-hotel yang belum (memilah sampah),” tutupnya.

Pengolahan sampah organik menjadi media tanam di Desa Kesiman Kertalangu.
Pengolahan sampah organik menjadi media tanam di Desa Kesiman Kertalangu. (ISTIMEWA)


Maksimalkan TPST

Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar dan Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup, Bagus Harianto kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tahura dan Kesiman Kertalangu yang sudah tak beroperasi.

Novrizal pun meminta Pemkot Denpasar untuk memaksimalkan operasional TPST agar masalah sampah cepat terurai. Ia mengaku ditugaskan khusus Menteri LH terkait penanganan sampah. Perhatian difokuskan untuk Kota Denpasar dan Badung sebagai lokasi kawasan wisata yang paling ramai.

Kata Novrizal, saat Presiden ke Bali, Menteri LH diberikan tugas untuk memberikan perhatian khusus setelah Jakarta.  Jika kualitas lingkungan lingkungan kurang baik maka akan tidak baik bagi Bali di mata wisatawan.

"Memang kami ditugaskan khusus oleh pak Menteri LHK, memang sejak dilantik beliau sudah melakukan langkah-langkah salah satunya persampahan. Sebelumnya di Jakarta, sekarang di Bali," ujarnya.

Kata dia, sistem utama persampahan di Denpasar dan Badung adalah TPA suwung. Apalagi TPA suwung sudah beroperasi sejak tahun 1984 sudah cukup lama dan tahun lalu juga terjadi kebakaran.

"Kita ketahui, sistem utama persampahan di Denpasar dan Badung adalah TPA Suwung. sebagaimana kita ketahui TPA suwung sudah beroperasi sejak tahun 1984 sudah cukup lama dan tahun lalu juga terjadi kebakaran," imbuhnya.

Untuk menyelesaikan masalah sampah ia mengatakan harus dilakukan beberapa hal.  Pertama harus melakukan beberapa terobosan untuk mendapatkan sistem pengolahan sampah yang permanen dan masif dengan kapasitas besar.

Kedua, sudah dibangun tiga TPST yang harus dimaksimalkan. Kemudian ketiga pentingnya pengelolaan sampah di hulu dan perilaku masyarakat agar gerakan kesadaran akan sampah harus masif.

"Tadi Pak Kadis (LHK Denpasar) bilang sedang dilakukan evaluasi. Mudah-mudahan hasil dari pengalaman kita bisa berlari lebih cepat lagi sehingga tiga TPST  bisa berfungsi lebih maksimal untuk menyelesaikan persoalan sampah di Denpasar dan Badung.

Selain TPST, Kementerian LHK mulai mendorong perbanyak bank sampah untuk Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R), mendorong adanya sosial Ecopreneur termasuk pengolahan sampah berbasis pura atau desa adat yang didorong.

"Sehingga memang di hulu kita maksimal di hilir lebih ringan diselesaikan. Terkait TPST sedang dilakukan evaluasi. Mungkin ada beberapa hal yang harus dibenahi mulai dari pemilihan teknologinya, kemudian sistemnya. Jadi kami optimis sampah bisa diolah dengan baik," paparnya. (weg/sar/sup)

Alat berat sedang bekerja mengurai sampai sampah di TPA Temesi belum lama ini.
Alat berat sedang bekerja mengurai sampai sampah di TPA Temesi belum lama ini. (Istimewa)


Food Waste Management

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved