Gunung Lewotobi Meletus

HARU! Kisah Bayi Gibran Lahir di Tengah Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kepanasan di Pengungsian

Kedua orang tuanya adalah warga Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang yang mengungsi karena erupsi Gunung Lewotobi.

ISTIMEWA
Di tengah meningkatnya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, seorang bayi laki-laki warga Desa Nawakote lahir di tempat pengungsian. 

TRIBUN-BALI.COM - Di tengah meningkatnya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, seorang bayi laki-laki warga Desa Nawakote lahir di tempat pengungsian.

Bayi laki-laki lahir dari rahim ibunya Katarina Kire Kwuta (25), dan ayahnya bernama Paulus Raka Tapun (35), Rabu (11/3).

Kedua orang tuanya adalah warga Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang yang mengungsi karena erupsi Gunung Lewotobi.

Bayi laki-laki itu lahir di Puskesmas Lewolaga, Kecamatan Titihena Rabu dini hari sekitar pukul 01:00 Wita. 
Katarina menceritakan, sebelum bersalin ia dibawa petugas kesehatan ke Puskesmas Lewolaga dari posko pengungsian di Desa Kobasoma.

Baca juga: PROYEK Bandara Bali Utara Dibiayai Perusahaan China Nilai USD 3 Miliar! Pj Gubernur Bali Gak Tahu?

Baca juga: NILAI Investasi Bandara Bali Utara Capai 3 Miliar US Dollar, PT BIBU MoU dengan Perusahaan China

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi menyatakan, kolom abu letusan teramati mencapai tinggi 8 kilometer di atas puncak kawah.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi menyatakan, kolom abu letusan teramati mencapai tinggi 8 kilometer di atas puncak kawah. (ISTIMEWA)

"Tadi malam jam 1 lewat saya melahirkan, setelah bayi saya dibawa ke tenda pengungsian tadi pagi jam 11," tuturnya saat ditemui di tenda pengungsian, kemarin.

Kurang lebih 10 jam ia dan bayinya berada di Puskemas Lewolaga dan kembali ke posko pengungsian karena mendapati informasi dari petugas kesehatan bahwa di puskesmas sudah penuh.

"Kata petugas pasien terlalu banyak ibu hamil jadi kami bawa pulang ke sini,"katanya.

Ia mengaku, anaknya sehat-sehat setelah diperiksa oleh dokter di posko pengungsian. Namun Katarina tetap khawatir, buah hatinya itu kepanasan di tenda pengungsi yang sempit dan berdebu.

Sebelumnya Katarina dan suaminya, sejak erupsi dasyat Gunung Lewotobi Laki-laki pada Senin 4 November 2024 lalu, mereka sempat mengungsi ke Desa Hikong Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Namun dipindahkan ke Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.

"Sebelumnya kami mengungsi ke Boganatar satu minggu, kemudian dipindahkan di sini," ujarnya.

Saat ini Katarina bersama bayi laki-laki itu tidur di posko pengungsian Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena.

Sang ayah, Paulus Raka Tapun, memberikan nama Gibran kepada anak ketiganya itu. Pemberian nama Gibran ini karena Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka akan memantau posko pengungsian di Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, hari ini.

"Saya kasi nama Gibran karena besok (hari ini, red) Wakil Presiden RI Gibran mau datang kunjung kami," ujarnya, kemarin. (tribunflores.com)

Sumber: Tribunnews
Ikuti kami di
AA

Medium

Large

Larger

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved