Pilkada Jembrana

KPU Jembrana Gelar Simulasi, Libatkan 500 Pemilih dan Jadi Bahan Evaluasi, Pemetaan Potensi Masalah

tahapan demi tahapan simulasi sesuai dengan sebenarnya diikuti oleh petugas hingga peserta seluruhnya. 

Tribun Bali/I Made Prasetia
Suasana saat proses simulasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS 001 Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana, Rabu 13 November 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Ratusan warga tampak berdatangan ke Balai Banjar Nusa Sakti, Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, Rabu 13 November 2024. 

Adalah proses simulasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS 001 desa setempat untuk pemilihan. 

Tujuan terpenting adalah untuk memetakan potensi masalah yang kemungkinan terjadi saat proses pemungutan dan penghitungan suara pada Pilkada Serentak 2024 mendatang.

Dalam simulasi yang digelar tersebut, sejumlah permasalahan muncul saat pemungutan dan penghitungan suara. 

Baca juga: Debat Terbuka Kedua Pilkada Jembrana 10 November 2024, Adu Gagasan Soal Potensi dan Inovasi Daerah

Seperti ada pemilih yang tangannya tidak mau dicelupkan ke tinta sebagai tanda sudah melakukan pemungutan suara. 

Kemudian ada juga masalah soal pendamping pemilih karena tidak menyetorkan formulir pendamping. 

Hingga ada salah satu pemilih yang tidak terdaftar di TPS tersebut, mencoba untuk memilih di TPS tersebut, sehingga ditolak oleh petugas KPPS. 

Ketua KPU Jembrana, I Ketut Adi Sanjaya menjelaskan, tahapan demi tahapan simulasi sesuai dengan sebenarnya diikuti oleh petugas hingga peserta seluruhnya. 

Sebab, simulasi ini bertujuan untuk memantapkan persiapan menuju Pilkada Serentak 2024.

"Total pemilih berjumlah 500 orang pemilih. Proses simulasi ini menjadi langkah krusial dalam memetakan potensi masalah yang mungkin terjadi selama pemungutan suara nantinya," ujar Adi Sanjaya.

Selain fokus pada identifikasi potensi masalah, kata dia, KPU Jembrana juga memetakan waktu pencoblosan yang digunakan oleh pemilih termasuk kekeliruan yang terjadi selama prosesnya. 

Langkah ini diambil untuk mencatat semua permasalahan yang muncul dengan teliti, agar dapat dijadikan bahan evaluasi mendalam untuk persiapan selanjutnya.

"Semua kami rekam, kami catat, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kami yang akan disampaikan kepada petugas KPPS saat bimtek nanti," tegasnya. 

Disinggung mengenai misalnya nanti ada pemilih yang tidak bisa melipat surat suara? 

Komisioner asal Mertasari, Loloan Timur ini menyebutkan sudah disiapkan petugas yakni KPPS. 

Petugas nantinya akan membantu proses pelipatan. 

"Dibantu setelah pencoblosan, bukan sebelumnya. Petugas akan standby di TPS masing-masing saat proses pemungutan suara 27 November 2024 mendatang," tandasnya.

Kumpulan Artikel Pilkada Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved