Berita Gianyar

Polres Gianyar Lakukan Pengawasan Penyaluran Subsidi Pertanian, Gananta: Bisa Langsung Laporkan

jika ada petani yang harusnya menerima subsidi tapi tidak mendapatkan, Gananta meminta agar hal tersebut segera dilaporkan pada pihaknya.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Gananta 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Perlindungan terhadap petani yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto, ditindaklanjuti oleh Satreskrim Polres Gianyar, Bali dengan melakukan pengawasan terhadap penyaluran subsidi pertanian. Baik itu pupuk dan subsidi lainnya. 

Dalam mewujudkan hal ini, semua lapisan masyarakat, khususnya di Kabupaten Gianyar, Bali diminta agar melaporkan langsung ke Satreskrim Polres Gianyar, jika menemukan adanya oknum yang menyalahgunaan subsidi petani. 

Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Gananta, Minggu 17 November 2024, membenarkan hal tersebut. 

Kata dia, petani yang seharusnya terdaftar sebagai penerima subsidi, wajib menerima subsidi tersebut. 

Baca juga: 123 Petani di Kelurahan Peguyangan dan Penatih Denpasar Terima Bantuan Pupuk serta Bibit Tanaman

Namun, jika ada petani yang harusnya menerima subsidi tapi tidak mendapatkan, Gananta meminta agar hal tersebut segera dilaporkan pada pihaknya.

"Jika ada petani yang harusnya menerima subsidi, tapi di lapangan justru tidak menerima, bisa langsung laporkan pada saya. Kita akan tindaklanjuti, dan jika cukup bukti pasti kita proses hukum oknum yang memainkan petani," ujar Gananta.

Gananta menegaskan, masyarakat tidak perlu takut melaporkan tindakan yang melanggar hukum. 

Dia memastikan, identitas pihak pelapor akan disembunyikan. 

"Kita pahami, masyarakat kadang tidak berani melaporkan karena takut ada ancaman dari yang dilaporkan. Kami pastikan, identitas pelapor kita sembunyikan," tandasnya.

Namun dia berharap penyalahgunaan subsidi ini tidak pernah terjadi di Kabupaten Gianyar. 

Sebab hal tersebut tidak hanya merugikan petani, tetapi juga negara. 

Karena hal itu akan membuat petani kesusahan, dampaknya petani akan lebih memilih menjual atau mengontrakkan atau mengalihkan fungsi lahannya untuk hal yang dinilai lebih mendatangkan hasil. 

Jika itu terjadi, maka swasembada pangan akan sulit dicapai. 

Selain itu, alam Bali tidak akan indah seperti dulu. 

Sebab lahan-lahan hijau yang dulunya menjadi daya tarik wisatawan akan hilang. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved