Berita Nasional
Merefleksi Kembali Ajaran Taman Siswa dalam Sistem Pendidikan Kita
Pendidikan adalah sebuah usaha kebudayaan yang bertujuan untuk menuntun pertumbuhan jiwa dan raga anak.
Sementara itu, dari kalangan pendidik sendiri yakni Guru Besar Senior Hukum Tata Negara Dan Administrasi Negara Dari Universitas Padjajaran Bandung , Prof Dr I Gde Pantja Astawa, berpendapat terkait sistem Pendidikan menyatakan, terlalu banyak masalah di sektor pendidikan yang terjadi selama ini. Satu dan lain hal lebih terletak pada komitmen negara terhadap sektor Pendidikan dan juga Kesehatan, sebagai salah satu tolok ukur kemajuan peradaban bangsa dan negara.
Berbagai macam kebijakan di sektor pendidikan silih berganti karena ketiadaan "Blue Print" yang jelas, terukur, dan terarah tentang apa yang akan dibangun di sektor pendidikan (bukan pengajaran) dalam arti luas. Bukan hanya ditujukan untuk mencerdaskan peserta didik, juga dan terutama bagaimana membangun dan melahirkan peserta didik yang mandiri, disiplin, pintar dan berkarakter.
Menurut Prof. Pantja Astawa, bukan hanya terletak pada upaya untuk mencerdaskan peserta didik, namun juga karakter, mental, moral, etika anak didik jauh lebih penting untuk membangun masa depan negara dan bangsa ini. Bagaimana tujuan mulia pendidikan yang berfalsafahkan Ing Ngarso Sung Tulodo, In Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani, bisa menjadi kenyataan kalau kebijakan yang dikeluarkan pihak yang memiliki otoritas lebih berkonotasi komersial. Menjadikan sekolah dan PTN/PTS ladang bisnis, sementara kesejahteraan guru/dosen jauh api dari panggangnya (lebih rendah dari UMR) ?
Dalam kondisi demikian, bagaimana kita bisa mampu melahirkan Pendidik yang berintegritas dan berani menyarakan kebenaran?
Hal ini adalah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus dipikirkan betul solusi dan kebijakan nya oleh pemerintahan baru, Probowo Subianto, karena ini demi masa depan Bangsa dan Negara.
Kita harus belajar pada sejarah , tepatnya sejarah berdirinya bangsa ini yang dibentuk oleh para pendiri bangsa (Founding Father) bahwa negara ini dibentuk dari awal adalah sebagai negara kesatuan berbentuk Republik yang menyatukan segala perbedaan baik agama, suku, ras, budaya, adat istiadat, bahasa.
Menjadi satu tujuan berdirinya negara Republik Indonesia yang berdasarkan sistem perwakilan sesuai sila ke empat dari Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan secara gotong royong, dengan dasar dan falsafah serta pandangan hidup bangsa yakni Pancasila, bukan negara liberal yang berorientasi sistem kapitalis.
Juga bukan negara sosialis dengan sistem ekonominya sosialis, tapi sebuah negara dengan konsep ketatanegaraan ala Indonesia yang dengan konsep ekonomi kerakyatan dengan cara gotong royong diilhami dari nilai-nilai luhur para leluhur jaman dulu yang lalu dikonsep ulang oleh para pendiri bangsa dan nenek moyang bangsa ini.
Bukan pula negara agama akan tetapi negara yang melindungi segenap umat beragama dalam menjalankan ibadahnya.
Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, seluruh elemen bangsa dan harus merefleksi diri kita bahwa kita telah gagal dalam menghantarkan para calon-calon pemimpin bangsa pada proses kawah pendidikan kawah Candradimuka pada bidang pendidikan, baik pada tingkat menengah atas hingga perguruan tinggi, yang melahirkan para anak bangsa yang telah menjabat dari berbagai strata dengan kondisi korupsi yang masif dari berbagai lini.
Walau dibentuk rasuah anti korupsi seperti KPK tidak bisa berbuat banyak, justru korupsi terbesar dibongkar oleh kejaksaan agung dan ini sungguh memprihatinkan.
Mungkin benar oleh Pujangga Raden Ngabehi Ronggo Warsito bilang, ini jaman edan atau jaman kolo bendu, yen ora edan ora keduman (kalau tidak ikut berbuat menyimpang tidak dapat hidup), yang digambarkan sebagai periode konflik dan permusuhan antara berbagai komponen bangsa, yang dipicu oleh manipulasi dalang yang tidak terlihat yang mengendalikan peristiwa dibalik layar.
Maka tiada kata yang tepat, sebelum kita tersesat jauh dan terlambat dimana bangsa ini telah kehilangan jati diri dan Ruh nya keIndonesiaan. Kembalilah belajar dari sejarah masa lalu dan jangan sekali kali melupakan sejarah bangsa ini, karena esok hari ditentukan oleh langkah kita hari ini.(*)
Penulis: Agus Widjajanto
Pemerhati Sosial, Budaya, Politik dan Hukum serta Sejarah Bangsanyanya
Diterpa Isu Mundur dari Kabinet, Ini Postingan Sri Mulyani di Instagram Pribadinya |
![]() |
---|
Kabar Duka, Diplomat Indonesia di Peru Ditembak 3 Orang, Disaksikan Istri, Diduga Pembunuh Bayaran |
![]() |
---|
Demonstran Jarah Museum di Kediri Jatim, Ketua AMI Supadma Rudana: Mari Jaga Warisan Budaya Kita |
![]() |
---|
Aksi Demo, PHDI Pusat Imbau Pemerintah Hingga Aparat Kedepankan Nurani, Hindari Kekerasan |
![]() |
---|
Sri Mulyani Dikabarkan akan Mundur dari Kabinet? Menko Airlangga Sanggah Tegas Isu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.