Pilkada Bali 2024

Saat De Gadjah Ramai Didukung Raffi Ahmad Hingga Celine Evangelista, Wayan Koster Lakukan ini

Saat De Gadjah Ramai Didukung Raffi Ahmad Hingga Celine Evangelista, Wayan Koster Lakukan ini

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
istimewa
Saat De Gadjah Ramai Didukung Raffi Ahmad Hingga Celine Evangelista, Wayan Koster Lakukan ini 


Menurut Koster institut ini penting. Sebab adat, tradisi dan kearifan lokal merupakan unsur yang berbeda dengan seni. Sehingga untuk pelestarian adat istiadat, tradisi, dan kearifan lokal, selain melalui pendidikan dasar seperti pasraman maupun pendidikan umum dasar dan menengah, di tingkat tinggi juga perlu. "Ini menjadi lembaga permanen untuk menjaga adat istiadat tradisi dan kearifan lokal budaya di Bali," jelasnya. 


Koster menambahkan, pada institut ini belajar tentang banyak hal. Mulai dari desa adat, ekonomi adat, keuangan adat, aturan adat. "Adat itu kan banyak. Karena desa adat merupakan pemerintahan terkecil. Dia punya wilayah, punya warga, punya cara berpemerintahan, legislatifnya, yudikatifnya, ada lembaga keuangannya berupa LPD, sekarang ada lembaga ekonomi riilnya, ada awig-awig, ada perarem," sebutnya.


Lantas disinggung mengenai lulusan Institut Adat Bali, menurut cagub petahana ini lulusan bisa menjadi pemimpin adat di Bali, maupun pelaku usaha ekonomi adat. Salah satunya mengembankan LPD.


Sedangkan disinggung terkait upaya mengembalikan naskah-naskah ke Gedong Kirtya, menurut Koster apabila Buleleng telah memiliki fasilitas yang memadahi dan memastikan naskah terawat dengan baik, maka seluruh naskah bisa dipindah. Baik yang ditempatkan di Pusdok maupun di negara lain. 


"Di undang-undang ada namanya repatriasi. Kalau kita sudah punya fasilitas lengkap, gubernur bisa langsung menindaklanjuti," ucapnya. 


Sementara Cawabup Buleleng, Gede Supriatna ihwal pembangunan Institut Adat Bali, menilai secara pribadi lebih baik mengoptimalkan pasraman-pasraman di Buleleng. Karenanya hal inilah yang akan dibangun ke depan, di setiap kecamatan apabila ia terpilih sebagai Wakil Bupati nantinya. 


"Dan saya harapkan yang mengelola pasraman itu dari Yowana. Itu menurut saya lebih bagus. Sebab kita di Buleleng, untuk membangun institut itu membutuhkan hal-hal yang perlu dipenuhi secara persyaratan," ujarnya.  


Mengenai Gedong Kirtya yang ada saat ini, Supriatna mengatakan khusunya dari lokasi dan tempat merupakan peninggalan sejarah. Yang mana bangunan ini ada di lingkungan Puri Gede Buleleng


"Keberadaan Gedong Kirtya merupakan bagian dari kesejarahan Buleleng. Baik gedungnya maupun isinya. Ini harus kita pikirkan dan hati-hati. Apakah kita akan menjaga keberadaan dari sisi historis Gedong Kirtya, atau sekadar membangun gedung yang lebih megah. Kalau saya lebih baik jaga sisi kesejarahan dan history daripada keberadaan Gedong Kirtya tersebut," ujarnya. 


Supriatna juga setuju ihwal mengembalikan naskah-naskah yang sebelumnya ada di Gedong Kirtya. Termasuk pula naskah yang berada di luar negeri. "Itu banyak naskah ataupun manuskrip yang mulanya ada di Gedong Kirtya, saat ini berpindah. Juga dari Pusdok banyak mengambil naskah, tapi tidak dikembalikan. Terkait hal itu, tentu itu kewenangan di pemerintahan Provinsi Bali," ungkapnya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved