Pilkada Bali 2024

DEBAT Jadi Ajang Saling Sindir Antara Koster-Giri Vs Mulia-PAS, Bahas Kekerasan Seksual Juga

Paslon Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) tampak lebih ofensif menyinggung era kepemimpinan Wayan Koster.

Putu Supartika-Tribun Bali
DEBAT PILGUB BALI - Paslon 1 Mulia-PAS & Paslon 2 Koster-Giri Saling Sindir. 

TRIBUN-BALI.COM - Debat terbuka ketiga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2024 membahas tema besar 'Ngardi Bali Shanti lan Jagadhita’, Rabu (20/11). Sindiran mewarnai debat yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ini.

Paslon Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) tampak lebih ofensif menyinggung era kepemimpinan Wayan Koster. Dalam debat ini, Koster disentil beberapa hal.

Ia disebut menghilangkan Simantri, tidak memberikan ruang untuk perempuan berkarya di instansi, hingga kasus hukum terkait proyek tol. Meski demikian, paslon Wayan Koster dan Giri Prasta (Koster-Giri) terlihat santai menanggapi.

Saat membahas kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak terus meningkat di Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah juga menyatakan pemerintahan sebelumnya belum serius menangani masalah ini.

Baca juga: VIRAL! Pria Pemotor Tonjok Wanita Pengemudi Mobil, Dicokok Polisi, Berinisial RN 28 Tahun Asal NTT

Baca juga: SIAP Mundur Kalau Timnas Indonesia KO Lagi, Pesan Erick Thohir Bangkitkan Semangat Skuad Garuda!

De Gadjah menawarkan solusi. “Kami juga akan mensosialisasikan bahaya penyakit menular seksual, termasuk menambahkan kurikulum bela diri di sekolah dasar dan menengah pertama untuk melindungi anak-anak,” jelas De Gadjah.  

Paslon 01 ini berencana membuat aplikasi pelaporan yang mempermudah masyarakat melaporkan kasus kekerasan seksual. Mereka juga akan mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan secara dini untuk memberikan penanganan cepat dan tepat.

Sementara itu, paslon 02, Koster-Giri menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait tindak pidana kekerasan seksual melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi dan komunitas perempuan.

Koster-Giri juga berencana membentuk wadah penanganan bersama yang melibatkan pemerintah kabupaten dan provinsi untuk menyediakan rumah aman bagi korban.  

“Kami akan mendorong aparat penegak hukum agar responsif terhadap kasus-kasus kekerasan seksual dan mengambil tindakan tegas,” demikian ujar Koster.  

Koster menilai, tingginya angka kasus di Bali juga bisa disebabkan oleh tingginya kesadaran masyarakat untuk melapor. Namun menurut Koster, pencegahan tetap menjadi prioritas utama.

“Ke depan, kami akan melibatkan seluruh komponen masyarakat, mulai dari pendidikan di sekolah dasar hingga perguruan tinggi, serta peran desa adat untuk mencegah kekerasan sejak dini,” tambahnya.  

Sedangkan soal penanganan pengangguran di Bali, De Gadjah menyatakan, pengangguran di Bali disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu kurangnya bimbingan, terbatasnya lapangan kerja, dan rendahnya kualitas SDM.

“Kami Mulia-PAS menyusun beberapa program mengatasi pengangguran. Pertama, meningkatkan pendidikan dan pelatihan berbasis keterampilan abad 21 melalui kurikulum masyarakat yang relevan dengan kebutuhan pasar, pelatihan keterampilan teknis untuk mendukung transformasi digital, serta membantu sertifikasi kompetensi,” kata De Gadjah.

Ia menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi dengan berbagai strategi. “Kami mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan program kewirausahaan mandiri, peningkatan investasi, reformasi kebijakan tenaga kerja, serta pengembangan platform digital untuk mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja,” tambahnya.

Program lain yang diusulkan adalah mendorong program padat karya di desa-desa.  “Kami juga memberikan program keberangkatan tenaga kerja ke luar negeri. Namun, saat mereka (PMI) kembali ke Bali, kami dorong menjadi entrepreneur dengan bantuan modal usaha,” kata De Gadjah.

Wayan Koster pun menjelaskan langkah-langkah yang telah dirancang paslon Koster-Giri untuk mengatasi pengangguran di Bali. “Kami melihat ada tiga masalah utama, yaitu kurangnya kesempatan kerja, ketidaksesuaian pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja, dan tingkat produktivitas serta kualitas pendidikan yang rendah,” ujar Koster.

Ia menyoroti rencana untuk membuka lapangan kerja baru. “Solusi kami adalah membuka lapangan kerja baru dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, seperti objek wisata, kawasan kreatif, dan kawasan industri baru di berbagai kabupaten,” jelasnya.

Selain itu, Koster berkomitmen meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan. “Kami akan memberikan pelatihan keterampilan kepada calon tenaga kerja lokal Bali secara gratis, termasuk sertifikasi kompetensi melalui kerja sama dengan para pemangku kepentingan,” katanya.

Koster juga menambahkan bahwa pihaknya akan mendorong kewirausahaan di Bali. “Kami meningkatkan kemampuan kewirausahaan dengan bekerja sama dengan inkubator bisnis di perguruan tinggi di Bali,” tutupnya. (sup)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved