Piala Soeratin 2024
Padang Tegal FC Bantah Pelatih Banting Pemain, Soroti Petugas Keamanan Minim di Piala Soeratin U17
Manajemen tim Piala Soeratin U17 Padang Tegal FC bereaksi atas sanksi yang dijatuhkan melalui hasil sidang Komisi Disiplin Asprov PSSI Bali.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
Juru Bicara Padang Tegl FC Yudiyana yang saat itu hadir langsung ke Stadion Ngurah Rai mengaku tidak melihat adanya steward, pecalang, atau petugas kepolisian yang bertugas yang ditandai dengan baju khusus.
"Artinya ada ketidaksiapan dari pihak penyelenggara untuk menggelar pertandingan ini, kenapa yang dihukum peserta saja," ujar dia.
“Jangankan di dalam, yang jaga di depan pintu masuk yang seperti biasanya malah tidak ada. Lah biasanya kami di Padang Tegal saja saat menggelar pertandingan, yang jaga didepan minimal pecalang (pengaman desa adat),” tutur Yudiana.
"Dalam lapangan yang kami lihat hanya ada panitia berseragam yang memakai atribut panitia. Yang menjadi pertanyaannya, apakah mereka panitia itu termasuk pihak keamanan atau stewart? Bahkan kami tidak melihat seorang polisi pun di lokasi," jabar dia.
Bendesa Adat Padang Tegal, Made Parmita juga angkat bicara karena apa yang terjadi dan viral di media sosial terlalu mendiskreditkan Padang Tegal FC dan berdampak pada nama Desa Adat.
"Kami merasa disudutkan dengan beredarnya video yang tidak utuh, pun juga dengan viralnya berita kejadian di medsos yang menyudutkan nama klub dan nama desa kami yang selama 2 tahun ini sangat mendukung kiprah SSB Padang Tegal dalam pembinaannya," beber dia.
Koordinator Padang Tegal FC, Wayan Gading Sugiarta juga menyayangkan sanksi yang diberikan Komdis PSSI Bali karena tentu berdampak pada mental tim yang akan menjalani babak final Piala Soeratin U17 Regional Bali.
“Tentunya kami kasihan dengan hukuman yang diberikan kepada mereka, apalagi kepada pelatih kami yang sedianya akan membawa tim ini mewakili Bali,” kata Gading Sugiarta.
Menurutnya, ini justru menjadi evaluasi bagi pannintia pelaksana penyelenggara turnamen yang terkesan tidak siap memberikan pengamanan dalam ajang tersebut
"Di dalam lapangan kami hanya melihat panitia berseragam panitia, harusnya jika ada petugas keamanan atau polisi saat chaos bisa diminimilasir," bebernya.
Dan dalam hasil sidang justru yang disalahkan kedua peserta, tidak ada keputusan yang menyatakan ketidaksiapan penyelenggara pertandingan.
"Yang namanya kejadian tanggung jawab bersama bukan kami sebagai peserta. Komdis harus menyeluruh melihat termasuk wasit," jelasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.